Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DUA pengorbit Mars asal Eropa mengamati berbagai fitur permukaan tersembunyi yang muncul melalui es yang mencair di kutub selatan Planet Merah saat musim semi mulai tiba di wilayah tersebut.
Misi Mars Express dari Badan Antariksa Eropa (ESA) menangkap gambar wilayah Australe Scopuli di dekat kutub selatan Mars pada 2 April 2024, ketika musim semi sedang berlangsung di belahan selatan planet tersebut.
Foto-foto yang baru dirilis ini, diambil menggunakan Kamera Stereo Resolusi Tinggi (HRSC) milik Mars Express, menangkap lapisan es kutub musiman yang sebagian besar terdiri dari es karbon dioksida dengan sedikit es air. Pada musim semi, es tersebut sebagian mengalami sublimasi, yang berarti es berubah langsung dari bentuk padat menjadi uap, sehingga melepaskan sejumlah besar gas ke atmosfer tipis Mars, menurut keterangan resmi ESA pada 9 Oktober.
Baca juga : Penemuan Mikroba di Batuan Berusia 2 Miliar Tahun, Jadi Petunjuk Kehidupan di Mars?
Suhu musim gugur yang lebih dingin kemudian menyebabkan uap tersebut mengembun dan membentuk lapisan es kutub tebal saat belahan selatan memasuki musim dingin. Siklus pembekuan dan pencairan ini menciptakan "berbagai fitur permukaan yang aneh," ujar pihak ESA.
"Beberapa dari fitur ini sangat gelap dibandingkan dengan sekitarnya yang bersalju, sehingga mendapatkan julukan 'medan tersembunyi,'" tambah pernyataan tersebut.
Gambar tersebut menunjukkan lapisan tebal yang terperangkap debu di sebelah kiri, kontras dengan lapisan halus di sebelah kanan. Terletak di tengah gambar adalah medan yang lebih gelap secara tidak biasa, yang saat diperbesar, tampak memiliki pola bentuk poligon dengan tepi yang tertutup es. Pola ini diyakini terbentuk dari siklus pembekuan dan pencairan selama beberapa tahun, atau bahkan berabad-abad.
Baca juga : Ceres: Dunia Lautan Beku yang Tersembunyi di Sabuk Asteroid
Pengorbit Trace Gas ESA (TGO) juga mengamati bentuk-bentuk tanah yang aneh tersebut. Gambar resolusi tinggi TGO, yang diambil dari area lain di belahan selatan Mars, memberikan tampilan lebih dekat dari poligon berbingkai embun beku tersebut.
Gambar-gambar yang baru dirilis ini juga menangkap deposit berbentuk kipas yang ukurannya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter, serta semburan yang tercipta dari uap yang terperangkap meletus melalui lapisan atas yang mencair, membawa debu gelap dari bawah permukaan. Ketika material yang lebih gelap ini mengendap di permukaan, ia menyerap lebih banyak sinar matahari, menyebabkan es Mars mencair lebih cepat dan material gelap tersebut tenggelam ke dalam es.
Mempelajari berbagai fitur es di Mars dapat membantu peneliti memahami sejarah iklim planet tersebut dengan lebih baik, ujar pihak ESA. (Space/Z-3)
Antena satelit Biomass milik ESA berhasil dibentangkan di orbit. Satelit ini akan memantau hutan dunia dan mengungkap data penting tentang cadangan karbon.
NASA dan ESA merilis gambar terbaru galaksi spiral Messier 77 (M77), yang dijuluki "Squid Galaxy" atau "Galaksi Ubur-Ubur" karena struktur filamennya yang menyerupai tentakel.
Solar Orbiter milik ESA baru-baru ini merekam aliran plasma yang berputar dan melingkar yang melarikan diri dari matahari setelah terjadinya letusan massa koronal (CME).
Roket Ariane 6 yang dijadwalkan meluncurkan satelit mata-mata Prancis CSO-3 pada 3 Maret 2025 batal mengudara karena masalah pada sistem darat.
Badan Antariksa Eropa (ESA) mengonfirmasi kemungkinan asteroid 2024 YR4 menabrak Bumi pada 22 Desember 2032 telah turun drastis menjadi 0,001%.
Para ilmuwan menemukan warna merah khas Mars kemungkinan berasal dari mineral ferrihidrit yang terbentuk di air dingin, bukan hematit seperti yang sebelumnya diyakini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved