Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bukti Baru Eksobulan Vulkanik di Sekitar Eksoplanet WASP-49 b

Thalatie K Yani
14/10/2024 13:34
Bukti Baru Eksobulan Vulkanik di Sekitar Eksoplanet WASP-49 b
Para ilmuwan dari NASA menemukan bukti kuat tentang keberadaan bulan vulkanik yang mungkin mengorbit eksoplanet WASP-49 b, yang terletak 635 tahun cahaya dari Bumi. (NASA)

PARA ilmuwan menemukan bukti baru tentang bulan, yang mungkin vulkanik yang mengorbit planet di luar tata surya kita.

Tata surya kita memiliki objek paling vulkanik di alam semesta yang diketahui, yaitu bulan Jupiter, Io. Sekarang, para peneliti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA (JPL) di California Selatan menyarankan bahwa objek serupa mungkin mengorbit sebuah eksoplanet raksasa gas seukuran Saturnus bernama WASP-49 b, yang terletak 635 tahun cahaya dari Bumi.

Awan natrium yang terdeteksi di sekitar WASP-49 b memberikan petunjuk tentang keberadaan satelit alami, yang juga dikenal sebagai eksobulan. Meskipun penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi beberapa kandidat eksobulan, termasuk satu yang mungkin mengorbit WASP-49 b, keberadaan eksobulan masih belum dikonfirmasi. 

Baca juga : Bukti Baru Ungkap Lapisan Batuan Cair Tersembunyi di Interior Bulan

Tanda-tanda aktivitas vulkanik mungkin menjadi kunci untuk mengungkap objek semacam ini yang terlalu kecil dan redup untuk dilihat menggunakan teleskop modern, menurut pernyataan dari NASA.

"Sebagai contoh, Io, objek paling vulkanik di tata surya kita, terus-menerus menyemburkan sulfur dioksida, natrium, kalium, dan gas-gas lainnya yang dapat membentuk awan besar di sekitar Jupiter hingga 1.000 kali radius planet raksasa itu," kata pejabat NASA dalam pernyataan tersebut. 

"Ada kemungkinan bahwa astronom yang mengamati sistem bintang lain dapat mendeteksi awan gas seperti milik Io, meskipun bulannya sendiri terlalu kecil untuk terlihat."

Baca juga : Pemerintah AS Ingin NASA Kembangkan Zona Waktu Terkoordinasi untuk Bulan

Faktanya, menggunakan Teleskop Sangat Besar dari Observatorium Selatan Eropa di Chili, para peneliti menemukan awan di sekitar WASP-49 b terletak tinggi di atas atmosfer planet tersebut, mirip dengan awan gas yang dihasilkan Io di sekitar Jupiter.

Selain itu, kandungan natrium yang tinggi pada awan tersebut dan perubahan ukuran yang mendadak menunjukkan awan itu adalah objek terpisah yang mengorbit planet tersebut. Baik WASP-49 b maupun bintangnya sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, dengan hanya sedikit natrium. Sementara itu, awan tampaknya berasal dari sumber yang memproduksi sekitar 100.000 kilogram natrium per detik, menurut pernyataan tersebut.

Pada dua kesempatan terpisah, para peneliti juga mengamati peningkatan tiba-tiba dalam ukuran awan ketika tidak berada di dekat planet tersebut, yang berarti awan itu mendapatkan pasokan dari sumber lain. Awan itu juga tampaknya bergerak lebih cepat daripada planet tersebut, yang lebih lanjut menunjukkan awan itu dihasilkan objek lain, kemungkinan eksobulan, yang bergerak secara independen dan lebih cepat dari WASP-49 b.

Baca juga : NASA Berencana Jelajahi  Dunia Baru yang Mungkin Layak Huni, Oktober Mendatang.

"Kami pikir ini adalah bukti yang sangat penting," kata Apurva Oza, penulis utama studi ini dan ilmuwan di Institut Teknologi California, yang mengelola JPL, dalam pernyataan tersebut. "Awan itu bergerak ke arah yang berlawanan dari yang seharusnya menurut hukum fisika jika ia merupakan bagian dari atmosfer planet."

Bukti lain yang menunjukkan bahwa awan tersebut independen dari WASP-49 b adalah awan tersebut tidak sejajar dengan siklus orbit 2,8 hari Bumi dari planet itu. Menggunakan model komputer, para peneliti menunjukkan keberadaan eksobulan dengan orbit delapan jam di sekitar planet tersebut dapat menjelaskan ketidakberaturan awan itu.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi perilaku awan tersebut. Ini akan memerlukan pengamatan yang lebih lama untuk mengidentifikasi pola dalam orbit dan struktur awan, kata para peneliti.

"Buktinya sangat meyakinkan sesuatu selain planet dan bintang yang menghasilkan awan ini," kata Rosaly Lopes, salah satu penulis studi dan ahli geologi planet di JPL, dalam pernyataan tersebut. "Mendeteksi eksobulan akan sangat luar biasa, dan karena Io, kita tahu bahwa eksobulan vulkanik mungkin ada." (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya