Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
PADA Senin (20/11), Logitech hari ini merilis survei mengenai tren kerja hybrid 2023 di Indonesia.
Survei ini melibatkan 500 karyawan profesional yang bertujuan untuk memahami preferensi, persepsi, tantangan, dan perilaku mereka dalam menjalani sistem kerja hybrid.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mewajibkan karyawan untuk bekerja sepenuhnya dari kantor, survei Logitech mengungkapkan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid.
Baca juga: Riset Qualtrics: Model Kerja Hybrid Disukai Pekerja di Asia Tenggara
Hanya 16% karyawan yang lebih memilih bekerja dari kantor, sementara 21% lainnya lebih memilih bekerja sepenuhnya secara jarak jauh.
"Sistem kerja hybrid sedang mengubah lanskap profesional, yang juga didukung dengan temuan survei kami bahwa adanya pergeseran model kerja saat ini, dari sistem kerja yang berawal sepenuhnya di kantor hingga hadirnya sistem kerja hybrid," ungkap Michael Long, Southeast Asia 2 B2B Lead Logitech.
"Situasi ini membuat karyawan merasakan berbagai manfaat dan juga tantangan, yang mana turut menjadikan kehadiran teknologi sebagai faktor krusial untuk memfasilitasi kolaborasi kerja yang lancar serta membentuk budaya kerja hybrid yang sukses," jelanya.
"Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu beradaptasi dengan perubahan dan menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk berhasil dalam era kerja baru ini,” ungkap Michael Long.
Baca juga: Fleksibilitas dalam Bekerja jadi Kebutuhan di Tengah Keterlibatan Karyawan yang meningkat
Laporan ini juga menghadirkan tren-tren penting untuk membantu bisnis di Indonesia memahami kebutuhan dan tantangan kerja hybrid yang terus berkembang, serta memberikan tips untuk memastikan kolaborasi hybrid yang sukses.
1. Hemat biaya menjadi alasan utama karyawan lebih menyukai bekerja secara hybrid.
Menurut survei, 77% dari responden lebih memilih bekerja secara hybrid karena dapat menghemat biaya pengeluaran karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke kantor.
Sementara itu, 70% responden berpendapat dapat menghindari perjalanan di jam sibuk yang membuat stres, dan 66% lainnya merasa memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel sehingga dapat membantu mereka menyelesaikan lebih banyak pekerjaan secara efisien.
2. Rapat hybrid semakin sering
Bekerja secara hybrid telah membuat tim kerja yang terdistribusi dari lokasi yang berbeda pada waktu tertentu, sehingga frekuensi rapat hybrid menjadi lebih sering.
Bahkan, 36% dari responden mengatakan setengah dari rapat yang mereka lakukan bersifat hybrid.
Baca juga:
Namun, karyawan hybrid ternyata merasa kesulitan untuk berkolaborasi dan tetap bekerja produktif karena kurangnya peralatan dan dukungan yang memadai.
Beberapa masalah utama yang dihadapi antara lain koneksi internet yang tidak stabil (81%), kualitas audio yang kurang baik (55%), dan kualitas video yang tidak memadai (41%).
Tantangan-tantangan inilah yang dapat mengganggu alur kerja, mengurangi keterlibatan karyawan, dan mengurangi produktivitas kerja secara keseluruhan.
3. Karyawan hybrid perlu alat yang tepat untuk bekerja secara produktif
Untuk mengatasi keluhan yang dihadapi karyawan hybrid, penting untuk melengkapi mereka dengan alat dan teknologi yang tepat.
Para karyawan yang sering mengikuti rapat hybrid lebih memilih agar perusahaan memberikan mereka tunjangan untuk akses internet dan menyediakan teknologi kerja seperti headset dan webcam eksternal untuk meningkatkan partisipasi dalam rapat hybrid.
Sementara itu, karyawan yang bekerja dari kantor juga ingin terhubung dengan rekan kerja yang bekerja dari jarak jauh secara lancar, yang menunjukkan kebutuhan mereka akan ruang rapat modern.
Survei menyoroti permintaan karyawan untuk melengkapi ruangan rapat di kantor dengan alat konferensi video, papan tulis digital, dan sistem pemesanan ruang rapat.
Mengoptimalkan pekerjaan hybrid yang berkelanjutan
Bagi perusahaan, memastikan implementasi hybrid yang sukses tentunya memerlukan perangkat pendukung baik bersifat hardware dan juga software. Logitech memiliki tiga rekomendasi strategi sederhana untuk membangun tempat kerja hybrid yang cerdas dan sukses:
Bekerja secara hybrid menawarkan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan dan perusahaan. Karyawan mendapatkan manfaat seperti mengurangi kebutuhan untuk mobilisasi dan meningkatkan kesejahteraannya.
Di sisi lain, perusahaan dapat mencapai produktivitas yang sama atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan sistem kerja di kantor sepenuhnya.
Oleh karena itu, untuk memastikannya, perusahaan dapat memulainya dengan mendengarkan karyawan mereka, bersedia untuk menyesuaikan proses yang sudah ketinggalan zaman, dan menerapkanstrategi yang tepat sasaran untuk memungkinkan transisi yang mulus antar ruang kerja yang berbeda.
Baca juga: Serangan Siber pada Sistem Kerja Hybrid Makin Meningkat
Ketika melakukan rapat hybrid, karyawan yang bekerja jarak jauh sering melewatkan interaksi dan merasa terabaikan karena ketiadaan kehadiran fisik dan keterbatasan audio-visual.
Untuk mengatasi dan mendorong pengalaman rapat yang lebih inklusif, solusi kecerdasan buatan (AI) yang terintegrasi dengan alat konferensi video berkualitas dapat menjadi jalan keluar.
Sebagai contoh, lengkapi ruang rapat dengan sebuah kamera tabletop bertenaga AI, seperti Logitech Sight, yang dapat digunakan bersama dengan kamera Rally Bar atau Rally Bar Mini untuk menangkap perspektif terbaik dari peserta rapat dan memantau percakapan saat terjadi pergerakan di dalam ruang pertemuan.
Selain itu, lengkapi juga karyawan yang bekerja secara jarak jauh dengan solusi pertemuan esensial seperti headset dan webcam eksternal untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dari mana saja. (RO/S-4)
Setelah pengurangan ini, jumlah total karyawan gabungan Tokopedia dan TikTok Shop di Indonesia diperkirakan sekitar 2.500 orang.
Transformasi di tubuh BUMN jangan hanya dilakukan dalam konteks menghadapi tantangan bisnis belaka.
Dengan semangat berbagi ini, PNM mengajak seluruh keluarga besar untuk menjadi bagian dari kebaikan bersama.
BIAYA hidup yang terus meningkat mendorong banyak karyawan penuh waktu mencari cara baru untuk menambah penghasilan. Salah satu caranya yaitu kerja remote.
BAWANA, bagian dari Netpolitan Group, meluncurkan Bawana AI Role-Play Simulator, sebuah platform pelatihan imersif berbasis kecerdasan buatan (OpenAI)
Nissan mencatat kerugian bersih sebesar 750 miliar yen (lebih dari Rp84 triliun) pada tahun fiskal 2024, yang berlangsung dari 1 April 2024-31 Maret 2025.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan kepada perusahaan untuk menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan bila terjadi banjir di hari kerja.
Bila anggaran yang disiapkan sebesar Rp4,3 miliar tersebut sudah habis, maka Pemprov DKI sudah siap menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).
BAKAL Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung akan menerapkan sistem tiga hari kerja. Jika, ia terpilih dalam Pilkada Jakarta 2024.
TNI telah menyiapkan berbagai atraksi dan kegiatan menarik yang dapat dinikmati masyarakat di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.
Surat tersebut diperuntukkan bagi seluruh ASN dan peserta didik pada satuan pendidikan di sebanyak 205 sekolah yang berada di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved