Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PENDIRI dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey, Sabtu (5/11), meminta maaf kepada para staf media sosial itu karena terlalu cepat mengembangkan perusahaan itu, sehari setelah kurang lebih separuh dari 7.500 karyawan dipecat oleh pemilik baru Elon Musk.
"Saya sadar banyak orang yang marah pada saya," cicit Dorsey, yang mendirikan Twitter pada 2006 dan kemudian mundur sebagai CEO pada tahun lalu.
"Saya bertanggung jawab atas situasi yang dialami semua pegawai. Saya terlalu cepat mengembangkan perusahaan ini. Saya meminta maaf," lanjutnya.
Baca juga: Musk Tetapkan Tarif Rp125 Ribu per Bulan untuk Akun Twitter Centang Biru
Banyak pegawai Twitter yang menantikan reaksi mantan bos mereka, sosok karismatik dan berpengaruh di Siliscon Valley, setelah Musk mengambil alih kendali perusahana itu, pekan lalu.
Dorsey mendukung pengambilalihan oleh Musk dengan menyebut hal itu sebagai jalur yang tepat, April lalu.
"Orang-orang di Twitter adalah orang-orang yang kuat dan berdaya tahan tinggi. Mereka selalu bisa mencari jalan bagaimana pun sulitnya keadaan," ungkapnya.
Dorsey meninggalkan dewan direksi Twitter pada awal tahun ini namun tetap memegang saham perusahaan itu.
Musk menyelesaikan pengambilan alih Twitter pada pekan lalu dan dengan cepat memecat dewan direksi, eksekuit kepala, dan para manajer.
"Saya sangat berterima kasih atas cinta dari semua orang yang pernah bekerja untuk Twitter. Saya tidak mengharapkan perasaan yang sama pada saat ini atau bahkan di masa depan. Saya bisa mengerti dengan hal itu," pungkas Dorsey. (AFP/OL-1)
Donald Trump menegaskan bahwa anggota Partai Republik yang menolak mendukung rancangan undang-undang perpajakan dan pengeluaran besar-besaran akan menghadapi konsekuensi politik.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Elon Musk pada Selasa (1/7).
MILIARDER Elon Musk memperingatkan AS bisa terjerumus ke dalam perbudakan utang akibat rancangan undang-undang (RUU) belanja negara dan pajak yang diajukan Presiden Donald Trump.
Elon Musk menggugat negara bagian New York atas undang-undang baru yang mewajibkan platform digital melaporkan ujaran kebencian.
Elon Musk menelepon Presiden Donald Trump setelah ketegangan keduanya. Ia menyesali beberapa unggahan di media sosialnya.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebagai salah satu pendiri Twitter dan kolega dekat dari Musk, tidak heran rumor kembalinya Dorsey sebagai CEO Twitter semakin menguat.
Dorsey, yang juga merupakan CEO perusahaan pembayaran Square, dihujani pertanyaan mengenai kebebasan berpendapat dan cara untuk membuat Twitter semakin menguntungkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved