Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kenali Modus Kejahatan Siber agar Makin Aman Bertransaksi di Platform Daring

Mediaindonesia.com
13/7/2022 19:19
Kenali Modus Kejahatan Siber agar Makin Aman Bertransaksi di Platform Daring
Ilustrasi kejahatan siber(Medcom.id)

TEKNOLOGI terus berkembang, kehadiran internet saat ini tidak hanya memberikan kemudahan untuk melakukan kegiatan positif, namun juga mempermudah seseorang atau sekelompok tertentu untuk melakukan kejahatan seperti mencuri data dan mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut, hal ini disebut dengan kejahatan siber atau cyber crime.

“Tujuan dari cyber crime ini sudah pasti uang, dan yang melakukan ini biasanya sindikat seorang atau sekelompok yang sudah mempersiapkan ini dengan matang dan terencana.” Jelas Lusyana Wijaya, Risk & Payment Management Manager di Blibli.com dalam diskusi daring.

Lusyana mengungkapkan, ada 5 jenis kejahatan siber yang sering terjadi di sektor perdagangan elektronik (e-commerce). Pertama, account takeover, yaitu para pelaku masuk atau log in ke akun penggua, lalu mendapatkan credential seperti email dan password sewaktu kita mau log in ke akun sosial media atau email disaat wifi menggunakan wifi atau komputer umum. 

Kedua Identity Theft, yaitu kejahatan yang mengarah ke data pembayarannya yang dicuri, contohnya seperti data kartu kredit yang dicuri saat melakukan payment di restaurant. Ketiga, phishing, contohnya seperti link yang namanya mirip dengan website terakreditasi dan akan diminta untuk log in, padahal itu bukan log in tapi datanya diambil, pengiriman link itu lewat SMS atau email. 

Keempat, ada DDOS Attack, kejahatan ini lebih ke sistem yang di serang, contohnya promo barang edisi terbatas  di e-commerce, saat akses website loading-nya lama, nah itu karena sistemnya diserang oleh para orang yang mengincar promo. 

"Terakhir ada Social Engineering, biasanya para pelaku ini menelpon korban untuk meminta informasi penting seperti OTP.” Ungkap Lusy yang sudah bekerja di Blibli selama 7 tahun.

Baca juga : Jaga Keamanan Data Pribadi dalam Penggunaan Aplikasi Kesehatan

Lusy menegaskan, para sindikat selalu akan mencari cara agar bisa memperoleh data untuk melancarkan aksi kejahatan. Karena itu, Blibli selalu megimbau penggunanya untuk tidak memberikan data pribadi. 

"Kalaupun panik disaat sindikat ini telpon, tutup aja telponnya lalu telpon ke pihak bank atau e-commerce untuk konfirmasi. Kalau sudah terlanjur bocor, langsung hubungi pihak bank dan e-commerce untuk meng-cancel transaksi dan ganti pin. Selain itu, consumer juga bisa ganti password secara berkala apa lagi setelah log in menggunakan wifi umum atau device yang bukan punya kita," ujarnya.

Di sisi lain, Blibli juga menggunakan proteksi terbaik untuk melindungi penggunanya, sesuai dengan slogan karena Kamu  nomor satu. Blibli.com menggunakan sistem yang bisa mengawasi transaksi selama 24 jam non-stop, salah satu sistem yang wajib dimiliki itu adalah FDS (Fraud Detection System).

"Fungsinya untuk mendeteksi tindakan cyber crime dan sistem FDS kami ini dibantu oleh Bayarind. Selain menyediakan jenis pembayarannya, Bayarind dilengkapi dengan FDS," kata Lusyana.

Senior Manager Business Bayarind Payment Gateway Nuriska menambahkan, sistem FDS adalah pelengkap dari sistem keamanan Bayarind untuk para merchant, 

”Bayarind memberikan pengalaman terbaik untuk para merchant dengan dukungan beragam pembayaran online. Dengan sistem integrasi yang mudah, parameter yang bisa meminimalisir transaksi mencurigakan dan yang pasti selalu update akan membantu bisnis kamu," pungkasnya. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya