Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
ICANDO, aplikasi pendidikan berbasis gim asal Indonesia, berhasil menjadi 1 dari 10 pemenang untuk Octava Social Innovation Challenge. Kompetisi itu diselenggarakan oleh MIT Solve sebagai inisiatif dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Octava Foundation untuk mendorong inovasi solusi permasalahan dunia.
Kompetisi kali ini bertujuan mencari solusi agar edtech dapat meningkatkan hasil pembelajaran bagi pelajar yang belum mendapatkan pendidikan layak di Asia Tenggara dengan terjangkau dan mudah diakses. Dilansir dari pemaparan Icando pada laman Octava Social Innovation Challenge, tantangan tersebut sejalan dengan misi tim, yakni mengatasi ketertinggalan pelajar Indonesia, terutama dalam matematika, sains, dan literasi.
Pasalnya, berdasarkan PISA (Programme for International Student Assessment), pencapaian siswa Indonesia dalam ketiga bidang tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Di 2018, Indonesia berada di peringkat 75 dari 77 negara dengan nilai ketiga mata pelajaran tersebut di bawah rata-rata.
Hal ini menunjukkan bahwa sejak Indonesia mengikuti PISA pada 2001, keterampilan berpikir siswa Indonesia belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. "Dari hasil PISA tersebut, bisa disimpulkan bahwa anak Indonesia di usia kelas 6 SD memiliki kemampuan yang sama di bidang matematika, literasi, dan sains dengan anak usia kelas 3 dan 4 SD dari negara-negara lain," jelas Syaiful Lokan, CEO dan founder Icando, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2).
Salah satu penyebab minimnya pencapaian siswa yakni metode mengajar tradisional yang masih dipraktikkan oleh guru-guru di Indonesia. Padahal, untuk memiliki pemikiran kritis dan kreativitas yang tinggi, siswa perlu dilibatkan dalam pembelajaran yang inovatif.
Mengatasi masalah tersebut, Icando memfokuskan solusinya pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD). Soalnya, 80% perkembangan otak terjadi selama periode ini.
Solusi yang diberikan oleh Icando yaitu pembekalan keterampilan abad ke-21 bagi peserta didik usia dini Indonesia melalui penyediaan platform pembelajaran berbasis gim yang inklusif dan mudah diakses. Solusi itu mengintegrasikan tiga aplikasi, yakni Icando anak, orangtua, dan sekolah, untuk digunakan dalam ekosistem sekolah.
Baca juga: Hari Internet Aman Dunia, Orangtua Juga Perlu Literasi Berinternet
Icando anak memilki ribuan aktivitas gim edukatif dalam aplikasi yang ramah anak. Icando orangtua memudahkan orangtua memonitor perkembangan anak, khususnya performa belajar mereka. Selain itu, Icando sekolah bertujuan meringankan beban administrasi guru agar mereka dapat mempraktikkan metode mengajar yang kreatif dan inovatif.
"Kami melihat bahwa kerja sama dari sekolah dan orangtua sangat diperlukan bagi kemaslahatan anak Indonesia. Dengan integrasi ketiga aplikasi ini, diharapkan komunikasi yang baik dan efektif dapat terjalin," ucap Syaiful Lokan. Dengan solusi ini, Icando berhasil menorehkan prestasi di kancah internasional sebagai salah satu inovasi pendidikan terbaik di Asia Tenggara untuk pembelajaran yang berkualitas, mudah diakses, dan terjangkau. (OL-14)
Pada usia 5 tahun, koneksi yang dibentuk oleh pengalaman sehari-hari dalam bermain, eksplorasi, belajar, akan secara harfiah membangun arsitektur otak mereka.
Jika anggaran pendidikan dipangkas dikhawatirkan akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar maupun pembangunan infrastruktur penunjang pendidikan.
Pemahaman menyeluruh masyarakat terkait GNN dibutuhkan berdampak signifikan dalam upaya peningkatan kemampuan peserta didik.
IFLS 2025 mengajak lebih dari 300 pemangku kepentingan pendidikan dari seluruh Indonesia untuk bersama membentuk masa depan pendidikan yang adaptif, manusiawi, dan berkelanjutan.
Matematika dipelajari melalui permainan balok, sains melalui berkebun, dan bahasa Inggris melalui lagu, permainan dan cerita.
DINAS Pendidikan Banyumas, Jawa Tengah, mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan tingginya angka anak putus sekolah di wilayahnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved