Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Platform BCEN Jadi Tempat Edukasi Kanker Payudara Dokter Onkologi

Siswantini Suryandari
03/11/2021 17:26
Platform BCEN Jadi Tempat Edukasi Kanker Payudara Dokter Onkologi
Dokter bedah di University-affiliated hospital, Angers, Prancis sedang menangani pasien kanker payudara metastase dengan bantuan robot.(LOIC VENANCE / AFP))

MASIH mininnya tenaga medis di bidang bedah onkologi maupun spesialis onkologi di Indonesia menjadi salah satu kendala penanganan pasien kanker. Tidak hanya onkologi untuk dewasa, dokter onkologi anak pun juga minim.

Sekitar 70% pasien kanker datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut atau stadium 3B. Sehingga pengobatan kanker pada pasien stadium lanjut akan semakin berat dan ikut memengaruhi kualitas hidup pasien.

Untuk menjembatani masalah tersebut Roche bersama Docquity meluncurkan platform edukasi dan jejaring digital untuk para dokter onkologi dan bedah onkologi, juga dokter patologi anatomi dan dokter spesialis radiologi.  Platform digital yang diluncurkan adalah Breast Cancer Expert Network (BCEN) di Jakarta, Selasa (2/11) dan  sejumlah negara Asia Tenggara secara virtual.

Dr Karina Andini, Head of Partnership Docquity menjelaskan bahwa BCEN ini merupakan platform untuk mengedukasi dokter onkologi dan bedah onkologi, juga dokter patologi anatomi dan dokter spesialis radiologi. Sebab ilmu kedokteran terus berkembang. Termasuk obat-obatan dan teknik bedah terkini.

"Mereka yang terdaftar adalah dokter yang sudah teregistrasi di Konsil Kedokteran Indonesia. Untuk menjadi anggota di BCEN gratis. Di sini hanya para dokter spesialis yang menangani kanker. Para dokter ini mendapat edukasi tentang penanganan kanker payudara dari para ahli internasional. Para dokter juga bisa saling tukar pengalaman," kata Karina.

Dengan adanya edukasi di bidang onkologi ini, dokter-dokter spesialis onkologi, bedah onkologi, radiologi maupun patologi anatomi bisa semakin luas pengetahuannya dan bisa diimplementasikan dalam menangani pasien sehari-hari. Dengan adanya aplikasi dan temu dokter secara virtual sangat memudahkan komunikasi antardokter dari berbagai negara.

Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Prof Aru W Sudoyo menyambut baik lahirnya platform digital BCEN. "SDM di bidang onkologi memang sangat terbatas di Indonesia. Apalagi Indonesia wilayahnya sangat luas dan merupakan kepulauan. Akses pelayanan memang tidak mudah. Dengan teknologi mendekatkan para dokter dalam menambah ilmu pengetahuan," ujar Prof Aru.

Dr Cosphiadi Irawan, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Cabang Jakarta membenarkan bahwa dengan keterbatasan SDM, teknologi digital bisa menjembatani dan bisa saling terhubung dengan para kolega atau sejawat di berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke.Ia berharap tidak hanya kanker payudara saja, tetapi kanker lainnya nantinya juga bisa difasilitasi seperti BCEN.

baca juga: Dokter Onkologi di Indonesia Masih Sedikit dan tak Merata

Dr Eko Adhi Pangarsa, spesialis onkologi dari Semarang dan dr Muhammad spesalis bedah onkologi dari Kabupaten Tenggarong, Kalimantan Timur mengungkapkan mereka bisa menambah ilmu dan bertukar pikiran dan informasi seputar penanganan medis untuk kanker. Dr Muhammad menyampaikan di Kaltim hanya ada enam dokter yang menangani kanker. Dengan wilayah yang cukup luas hanya ada enam dokter menjadi tantangan dalam penanganan kanker.

Wiwi Ambarwati selaku Subkoordinator Rumah Sakit Pendidikan Kemenkes menyatakan untuk pemerataan dokter spesialis onkologi, antara lain  memanfaatkan teknologi digital pelayanan kesehatan. Strategi ada 3 yaitu memperluas pelayanan telemedicine, menerapkan aplikasi rekamedik elektronik, dan menyiapkan regulasi mengenai digitalisasi pelayanan kesehatan. (N-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya