Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Masuk Orbit Mars, Hope Milik UEA Teliti Atmosfernya 687 Hari

Mediaindonesia.com
10/2/2021 20:57
Masuk Orbit Mars, Hope Milik UEA Teliti Atmosfernya 687 Hari
Roket H-IIA membawa pesawat ruang angkasa Hope.(AFP/Mitsubishi Heavy Industries.)

MISI antarplanet pertama dari Uni Emirat Arab (UEA) berhasil mencapai orbit di sekitar planet Mars. Pesawat ruang angkasa yang dijuluki Hope diluncurkan pada 19 Juli 2020 di atas roket H-IIA Jepang kemudian menghabiskan tujuh bulan perjalanan ke Planet Merah.

Pada Selasa (9/2), Hope perlu menembakkan pendorongnya selama hampir setengah jam berturut-turut agar cukup melambat untuk menyelinap ke orbit di sekitar Planet Merah, dari 75.000 mph menjadi 11.000 mph (121.000 kpj hingga 18.000 kpj). Para operator misi di Bumi hanya bisa menyaksikan yang terjadi dan berharap yang terbaik.

"Ini telah menjadi perjalanan kemanusiaan yang luar biasa," kata ketua Badan Antariksa UEA Sarah Al Amiri selama persiapan untuk manuver penyisipan orbital.

Dengan berhasilnya penyisipan orbit Mars, UEA menjadi entitas kelima yang mencapai Planet Merah, bergabung dengan NASA, Uni Soviet, Badan Antariksa Eropa, dan India. Keberhasilan itu juga menempatkan pesawat luar angkasa Hope senilai US$200 juta di sisi cerah dari statistik misi Mars yang suram. Pasalnya, sekitar setengah dari penerbangan ke Planet Merah gagal total.

Hope sekarang berada dalam orbit sementara yang akan dipertahankan selama beberapa bulan. Rencananya pesawat ruang angkasa akan dipindah ke orbit sainsnya pada Mei nanti. Orbit sains itu akan melihat pesawat luar angkasa berputar tinggi di atas ekuator planet setiap 55 jam.

Orbit baru itu akan memberi Hope kesempatan unik untuk mempelajari fenomena atmosfer skala besar di Mars. Misi Hope dijadwalkan berlangsung selama satu tahun Mars penuh atau 687 hari di Bumi.

Pesawat ruang angkasa Hope membawa tiga instrumen yang memungkinkan para ilmuwan mempelajari cuaca di dekat permukaan Mars, hubungan antara berbagai lapisan atmosfer, dan hilangnya lapisan atmosfer Mars di luar angkasa. Para ilmuwan yang memimpin misi berharap data ini akan membantu mereka memahami, misalnya, badai debu di permukaan Mars memengaruhi hilangnya atmosfer dan bagaimana sistem cuaca di seluruh planet saling berhubungan. (Space.com/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya