Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mobile Covid Track, Aplikasi Untuk Lindungi Tenaga Medis

Siswantini Suryandari
13/4/2020 05:40
Mobile Covid Track, Aplikasi Untuk Lindungi Tenaga Medis
Aplikasi Mobile Covid Track berbasis android(DOK BPPT)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan Aplikasi Mobile Covid Track, yang ditujukan untuk melindungi tenaga medis, dari potensi terkena paparan virus korona. Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, aplikasi berbasis android ini memiliki fitur untuk melacak serta menganalisis pergerakan pasien ODP maupun PDP, dan mendata penyebaran dan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD).

Aplikasi Covid Track akan melindungi tenaga medis, utamanya dokter praktek mandiri, ketika dokter tersebut hendak melakukan anamnesa terhadap seorang pasien yang berkunjung.

"Melalui aplikasi ini, ketika seorang dokter hendak melakukan anamnesa dan mulai mendata pasien yang berkunjung, maka berdasarkan NIK yang dimasukkan, maka dokter akan tahu apakah pasien tersebut sudah pernah terdata sebelumnya. Bila data menunjukkan bahwa pasien berstatus PDP atau bahkan konfirm positif, maka aplikasi akan mengirimkan notifikasi ke dokter, untuk mengambil tindakan preventif," terang Hammam dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/4).

Dengan demikian aplikasi ini sedikit banyak akan membantu dokter dalam melakukan perlindungan diri, serta memitigasi potensi atau risiko keterpaparan dokter terhadap covid-19.Dalam pembuatan aplikasi  Covid Track ini, BPPT bersinergi dengan Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), yang berperan aktif dalam memfasilitasi user requirements dari dan antara Pengurus Besar ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

"Dengan begitu, maka aplikasi ini berisi data primer yang sangat valid, karena bersumber dari dokter itu sendiri. Dan bila data tersebut terus terkumpul dan bergulir, maka riset lebih lanjut dengan melibatkan big data analysis maupun artificial intelligent (AI) dapat dilakukan. Kolaborasi lintas sektoral ini juga, akan memperkuat kemandirian teknologi dan daya saing nasional di bidang kesehatan," pungkasnya.

Lahirnya aplikasi Mobile Covid Track ini melalui penandatangan nota kesepahaman (MoU) secara virtual antara Pengurus Besar IDI dengan BPPT guna kolaborasi dan kerja sama riset di bidang kesehatan dan farmasi. 

Apa saja isi aplikasi Mobile Covid Track ini? Aplikasi ini akan memberikan informasi antara lain, pertama adalah melakukan tracing pergerakan pasien-pasien yang terdata. Dengan demikian Pemerintah atau instansi yang terkait dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan atau pemeriksaan pada tempat-tempat atau lokasi yang disinggahi oleh penderita dalam kurun 14 hari terakhir.  Memang untuk mendapatkan data ini maka penderita diminta untuk menginstal aplikasi ini. Selanjutnya aplikasi ini akan mengirimkan data posisi secara berkala ke server. Tracing pada pasien-pasien dapat dilihat pada halaman terbatas aplikasi yang sedang dibangun. Tidak semua orang dapat melihat data tersebut.

Kedua, melakukan pendataan kebutuhan APD dari fasilitas kesehatan lainnya. PB IDI mengelola penyaluran APD yang berdasarkan sumbangan dari masyarakat. Agar penyaluran tersebut merata dan tepat guna, maka dibutuhkan data kebutuhan harian dari fasilitas kesehatan. Dengan melihat data tersebut dan kemudian disandingkan dengan skala prioritas, maka diharapkan penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan baik. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bukan hanya fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau daerah, tetapi juga fasilitas kesehatan yang dikelola oleh swasta. 

Ketiga, membantu memberikan informasi kepada masyarakat dimana membeli APD yang sesuai dengan standar. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat jika ingin melakukan donasi atau sumbangan APD ke fasilitas kesehatan tetapi tidak mempunyai informasi dimana harus mencarinya.

baca juga: Yuk, Kenali Risiko Terpapar Covid-19 Lewat Aplikasi InaRISK BNPB

Selain itu dibangun juga aplikasi berbasis web yang merupakan komplementari dari aplikasi berbasis mobile dimana pada aplikasi ini ditampilkan informasi tentang perkembangan sebaran covid-19 pada umumnya, dan juga sebagai interface bagi pengelola dalam melakukan manajemen kebutuhan dan pengiriman bantuan APD. Terkait masa rentan COVID-19 dari prediksi hasil pemodelan yang dilakukan oleh para pakar disebut pada bulan Mei sebagai masa puncak sampai dengan pertengahan Agustus. Hammam mengharapkan aplikasi ini dapat berkontribusi secara signifikan untuk dokter dan tenaga medis lainnya dalam melakukan penanganan Covid-19 secara aman. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya