Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
HARI ini, 11 Juli 2020 seluruh penduduk dunia memeringati World Population Day atau Hari Kependudukan Sedunia.
TANTANGAN kependudukan di masa yang akan datang diprediksi semakin kompleks.
Menurut Giwo, perempuan bisa menjadi agen perubahan yang inovatif di tengah keluarga, sekaligus mempersiapkan generasi penerus Indonesia.
Di imasa pandemi Covid-19 ini para istri justu tampil sebagai penyelamat ekonomi keluarga dengan berbegai jenis usaha yang mereka lakukan di rumah.
Financial planner dari ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie menasihati keluarga muda harus mulai bisa mengesampingkan pengeluaran yang tidak primer apalagi di masa pandemi.
Meski pandemi covid-19 telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan, terutama ekonomi, namun pandemi itu sejatinya juga melahirkan kebiasaan atau kesadaran baru.
Dia menambahkan untuk menjaga keutuhan bangsa di tengah pandemi Covid-19 dapat dilakukan melalui sosialisasi empat pilar dan memperkuat pendidikan kewarganegaraan.
"Siapa yang harus disentuh? Ekonomi keluarga, dompetnya emak-emak, belanjanya ibu-ibu. Korporasi, perbankan, oke, tapi yang harus menjadi prioritas adalah ekonomi keluarga," kata Sandi.
Dalam keluarga, ibu diharapkan mampu berperan sebagai penopang keluarga yang tangguh dan cerdas di era new normal,
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mekar, Mulyanah menjelaskan kelompoknya mendapat bantuan pemerintah untuk memanfaatkan pekarangan pada tahun 2019
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah KDRT dan timbulnya rasa depresi selama pandemi, yakni dengan memaksimalkan peran keluarga
Aisah menjelaskan, dalam sebuah penelitian disebutkan, bila orang tua kesal kepada anak, maka anak akan tiga kali lebih marah karena ada gelombang vibrasi
Peringatan Hari Keluarga Internasional ini, pemerintah melakukan evaluasi terhadap berbagai langkah dan kebijakan untuk perlindungan perempuan dan anak.
Kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi KB sangat dibutuhkan agar tidak terjadi lonjakan angka kehamilan atau baby boom selama masa pandemi covid-19
Kehamilan di luar rencana bisa terjadi kalau kesadaran terhadap pengendalian lemah dan tidak adanya ketersediaan alat kontrasepsi di rumah.
Catatan BKKBN menunjukkan, penggunaan alat kontrasepsi mengalami penurunan sebesar 40% selama pandemi covid-19 yaitu pada Februari hingga Maret 2020.
Sukamdi menilai, permasalahan KB di masa pandemi datang dari bernagai sisi, mulai dari supply hingga demand.
Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan kegiatan Pekarang Pangan Lestari (P2L) untuk menjaga ketahanan pangan keluarga dan nasional.
Momen physical distancing ini menjadi kesempatan bagi masyarakat yang biasanya tidak memiliki waktu luang/melupakan kebersamaan dengan keluarga.
Pengamat pendidikan Dian N. Paramaartha mengatakan perundungan menjadi tanggung jawab seluruh stakeholders pendidikan.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved