Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Covid-19 Turunkan Angka Partisipasi KB, Ancam Bonus Demografi

Atalya Puspa
03/5/2020 21:26
Covid-19 Turunkan Angka Partisipasi KB, Ancam Bonus Demografi
Ilustrasi Keluarga Berencana(Ilustrasi)

PAKAR Migrasi dan Kependudukan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sukamdi mengungkapkan, menurunnya angka partisipasi program keluarga berencana (KB) selama masa pandemi covid-19 akan berpengaruh buruk pada capaian bonus demografi.

"Jika kondisi ini berjalan cukup lama, maka angka kelahiran akan meningkat dan pada akhirnya akan mengganggu pencapaian bonus demografi," kata Sukamdi kepada Media Indonesia, Minggu (3/5).

Meningkatnya angka kelahiran, kata Sukamdi, berpotensi memperbanyak penduduk non produktif (<15 tahun) dan akan memperbesar angka ketergantungan.

"Meskipun mungkin hal ini tidak terjadi secara seragam di seluruh wilayah," imbuhnya.

Sukamdi menilai, permasalahan KB di masa pandemi datang dari bernagai sisi, mulai dari supply hingga demand.

"Dari sisi supply pemerintah masih konsentrasi dengan pandemi ini, sehingga KB agak terabaikan, baik di pusat maupun daerah. Akibatnya pelayanan tidak bisa optimal," ujarnya.

Sementara, dari sisi demand, masyarakat mengalami penurunan dalam mengakses pelayanan KB baik fisik maupun ekonomi.

Baca juga : Kampanye Kesehatan Hadapi Korona Jadi Tren di Instagram

Karenanya, lanjut Sukamdi, satu-satunya cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah lonjakan penduduk pascapandemi ialah dengan meningkatkan akses penduduk terhadap pelayanan KB.

"Tanpaknya pemerintah perlu memperkuat kerja sama dengan masyarakat sipil untuk menutup kekurangan yang ada. Dimulai dengan kelompok kecil di tingkat RT/RW," bebernya.

Dihubungi terpisah, Ketua Dewan Pengurus Indonesian Health Economics Association Hasbullah Thabrany menilai, masa phisycal distancing merupakan momen yang bisa dimanfaatkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menggencarkan sosialisasi terkait pentingnya program keluarga berencana (KB) di media massa.

Kalau masyarakat tidak diingatkan mungkin 8 sampai 9 bulan ke depan angka kelahiran melonjak. BKKBN harus pasang iklan di acara TV yang banyak ditonton kelas menengah bawah," kata Hasbullah.

seperti diketahui, BKKBN menyebut, pandemi menyebabkan turunnya angka partisipasi penggunaan KB di masyarakat. Berdasarkan data BKKBN, rata-rata penggunaan alat kontrasepsi dari Februari hingga Maret menurun sebanyak 40%.

Terdapat penurunan peserta KB pada bulan Maret 2020 apabila dibandingkan dengan bulan Februari 2020 di seluruh Indonesia.

Pemakaian IUD pada Februari 2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383. Sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536, suntik dari 524.989 menjadi 341.109, pil 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi 19.583, medis operasi pria (MOP) dari 2.283 menjadi 1.196, dan medis operasi wanita (MOW) dari 13.571 menjadi 8.093. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya