Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BEBERAPA hari sebelum pertandingan melawan Arsenal, 22 September lalu, gelandang andalan Manchester City Rodrigo Hernandez mengeluhkan padatnya jadwal kompetisi musim ini. Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA) berencana melakukan aksi mogok untuk menuntut jadwal yang lebih manusiawi dan waktu istirahat yang cukup.
“Perubahan format kompetisi di Liga Champions membuat jumlah pertandingan yang harus kami mainkan menjadi bertambah. Total, kalau ditambah kewajiban membela tim nasional untuk penyisihan Piala Dunia 2026, seorang pemain bisa tampil 75 kali dalam satu musim,” keluh Rodri.
Menurut gelandang asal Spanyol itu, waktu istirahat pemain dan juga kesempatan bertemu keluarga makin berkurang kalau ditambah lagi dengan kewajiban mengikuti tur menjelang musim kompetisi. Sepak bola sudah dianggap sebagai industri sehingga tur menjelang musim kompetisi dianggap sebagai penerimaan tambahan oleh klub.
Baca juga : Nasib Inggris setelah Dua Kegagalan Final
Dengan 75 kali pertandingan yang harus dimainkan, berarti selama satu musim kompetisi seorang pemain harus tampil setiap empat hari. Jadwal ini tidak hanya melelahkan, tetapi juga berpotensi memicu cedera pemain.
“Para penonton datang ke stadion tentunya ingin melihat penampilan terbaik. Berikan kami waktu istirahat yang cukup agar kami bisa menyuguhkan permainan yang bisa dinikmati penonton,” kata Rodri lagi.
Keluhan padatnya jadwal pertandingan sudah disampaikan asosiasi pemain. Mereka mengancam mogok bermain bila permintaan itu tidak dipenuhi. Dalam sejarahnya lima kali terjadi pemogokan oleh para pemain.
Baca juga : Danke und Auf Wiedersehen Juergen Klopp!
Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti memahami beban yang harus dipikul para pemain dengan jadwal yang begitu padat. Sebagai mantan pemain, ia tahu betul perlunya waktu istirahat yang cukup bagi para pemain.
Salah satu yang ia tawarkan sebagai solusi ialah pengurangan bayaran pemain untuk mengurangi jumlah pertandingan yang harus dimainkan. “Kalau misalnya Erling Haaland dikontrak US$40 juta untuk lima musim, mungkin ia tidak keberatan dibayar 80%, tetapi jadwal pertandingan yang harus ia mainkan hanya 80% juga,” usul pelatih asal Italia itu.
Baca juga : Hiburan Biru Muda dan Biru setelah Pemilu
Korban jatuh
Baru saja musim kompetisi memainkan lima pertandingan, cedera sudah meminta korban pemain. Tidak tanggung-tanggung, orang yang harus tertatih-tatih karena cedera ialah Rodri.
Calon kuat peraih Ballon d’Or itu harus dipapah ke luar lapangan setelah otot lutut kanannya tertarik saat tampil menghadapi Arsenal pekan lalu. Kesalahan memijakkan kaki saat berebut bola dengan Thomas Partey membuat Rodri jatuh dan menangis kesakitan.
Baca juga : Mengejar Tiket, Memberi Gelar
Pada awalnya pemain Manchester City mencoba protes dan berharap terjadi pelanggaran yang diganjar penalti. Namun, ternyata tidak ada benturan antara Rodri dan Partey untuk menyambut umpan tendangan penjuru. Rodri terjatuh sendiri karena tumpuan kakinya yang tidak kukuh.
Gelandang bertahan asal Spanyol itu mungkin harus istirahat sepanjang musim kompetisi. Cedera lutut yang ia alami sangat mungkin mengharuskan Rodri menjalani operasi.
Cedera lutut merupakan cedera yang paling ditakuti pemain sepak bola. Bintang asal Brasil, Ronaldo, harus berulang kali menjalani operasi dan pemulihannya membutuhkan waktu lama.
Pelatih the Citizens Josep Guardiola sangat terpukul dengan cederanya Rodri. Masalahnya, ia betul-betul menjadi andalan untuk membawa Manchester City melanjutkan sejarah besar lima kali juara Liga Primer berturut-turut.
Sejauh ini pemain lain yang ia miliki kualitasnya di bawah Rodri. Mateo Kovacic yang menggantikan Rodri tidak seefektif gelandang asal Spanyol itu baik dalam bertahan maupun membantu serangan. Arsenal diuntungkan setelah Rodri dipapah keluar lapangan. Hanya satu menit setelah itu, the Gunners bisa menyamakan kedudukan 1-1 dan kemudian bahkan unggul 2-1 menjelang jeda.
Sayang menjelang jeda itu, Arsenal harus bermain dengan 10 orang setelah Leandro Trossard harus menerima kartu kuning kedua karena dianggap menabrak Bernando Silva. Arsenal mencoba bertahan total, tetapi beberapa detik menjelang bubaran kecolongan gol dan harus puas dengan hasil Imbang 2-2.
Ujian kedua
Sabtu malam ini Pep Guardiola harus berpikir keras mencari pemain pengganti Rodri yang paling tepat. Pasalnya mereka harus bertandang ke St James Park untuk menghadapi kuda hitam Newcastle United.
Pilihan terbaik yang selama ini cukup efektif hasilnya ialah dengan mendorong center-back John Stones ke tengah. Posisi center-back bisa diisi duet Ruben Dias dan Manuel Akanji, yang lebih sering dijadikan starter oleh Pep Guardiola.
Apalagi the Citizens mendapatkan kembali 'si anak hilang' Ilkay Guendogan yang musim lalu sempat hijrah ke Barcelona. Apabila Guendogan bisa segera menemukan kembali permainan terbaiknya, ia akan menjadi duet yang cocok bagi playmaker Kevin de Bruyne ataupun Bernando Silva di lapangan tengah.
Liga Primer pekan ini juga akan menyuguhkan pertandingan besar di Old Trafford, yakni Manchester United menjamu Tottenham Hotspur. Prestasi dua langganan papan atas ini sedang sama-sama terpuruk dan berjuang di papan tengah.
Lagi-lagi persoalan yang dihadapi 'Setan Merah' ialah konsistensi bermain. Sempat bermain begitu produktif dengan mencetak 10 gol saat menghadapi Southampton di Liga Primer dan Barnsley di Piala Carabao, tapi mereka hanya mampu bermain imbang dalam dua pertandingan berikutnya melawan Crystal Palace dan FC Twente di Liga Eropa.
Pelatih Erik ten Hag terus mendapat kritik karena di musim ketiganya masih terus melakukan eksperimen. Berubah-ubahnya pemain yang diturunkan pada setiap pertandingan membuat irama permainan sulit konsisten. Ia membangkucadangkan Marcus Rashford saat menghadapi Palace, padahal penyerang 'Setan Merah' itu sedang dalam grafik yang meningkat dan menemukan kembali ketajaman.
Menjadi pertanyaan apakah Ten Hag akan memainkan Rashford Minggu malam nanti. Pelatih asal Belanda itu berdalih, perlu merotasi pemain karena tidak ingin pemainnya kelelahan dan mengalami cedera.
Satu lagi pemain yang ditunggu untuk dimainkan atau tidak ialah gelandang baru asal Argentina, Manuel Ugarte. Pemain yang diboyong dari Paris St Germain itu sangat efektif dalam bermain dan bisa menggantikan posisi Casemiro yang sedang menurun serta banyak membuat blunder di daerah sendiri.
Persaingan antara Ugarte dan gelandang Spurs James Maddison menarik untuk ditunggu dan akan menjadi penentu kemenangan bagi kedua tim. Pelatih Spurs Ange Postegoclou dituntut untuk membuat kejutan karena pertandingan malam besok akan menjadi salah satu penentu masa depannya di Spurs. Pilihannya tinggal Postegoclou yang tersingkir lebih dulu dari kursi pelatih ataukah Ten Hag yang juga berada di ujung tanduk.
HIDUP memang ibarat roda pedati. Kadang dia ada di atas. Tetapi, karena berputar, kemudian suatu saat dia akan berada di bawah. Seperti itu jugalah dengan sepak bola.
KALAU saja tidak ada aksi Ricky Kambuaya untuk berani menembus kotak penalti Tiongkok, tidak pernah akan ada penalti yang didapatkan Indonesia.
SEPULUH tahun kebersamaan dengan Manchester City merupakan perjalanan panjang bagi Kevin de Bruyne.
Tantangan terberat yang harus dihadapi PSG ialah memenangi pertarungan di lapangan tengah.
BAGI Manchester United dan Tottenham Hotspur, final Liga Europa 2025 ibarat fatamorgana.
KESEBELASAN yang paling ditakuti dalam sepak bola ialah tim yang mampu menerapkan kolektivisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved