Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SKUAT tim nasional (timnas) Indonesia akhirnya akan berpartisipasi kembali dalam kompetisi sepak bola di tingkat dunia, tepatnya berkesempatan menjadi salah satu peserta dalam ajang Piala Dunia U-17.
Selain turut ambil bagian sebagai salah satu peserta, Indonesia juga menerima kehormatan dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan kompetisi akbar di tingkat junior ini.
Menyambut kesempatan ini, Indonesia melakukan beberapa persiapan yang dibutuhkan sebagai tuan rumah. Negara mengucurkan dana penyelenggaraan mencapai Rp400 miliar dan melakukan renovasi terhadap sejumlah stadion yang akan digunakan para punggawa-punggawa sepak bola dunia untuk bertanding memperebutkan gelar juara piala dunia U-17 yang ke-19 ini.
Baca juga : PSSI Motivasi Tim U-17 Agar Jangan Terbebani
Sejarah Piala Dunia U-17
Kompetisi piala dunia U-17 rutin diselenggarakan FIFA sejak 38 tahun yang lalu, tepatnya pada 1982. Pembentukan kompetisi dilakukan karena FIFA terinspirasi dari penyelenggaraan Lion City Cup, kompetisi sepak bola untuk para pemain muda dengan usia di bawah 16 tahun di Singapura.
Piala Dunia U-17 di tingkat internasional lahir setelah Sekretaris Jenderal FIFA Sepp Blatter melalukan studi terhadap Lion City Cup di Singapura pada 1982.
Baca juga : Piala Dunia U17, Indonesia Masuk Grup A Bersama Ekuador, Panama, dan Maroko
Blatter kemudian menyakinkan jajaran komite teknis dari FIFA bahwa kompetisi tersebut adalah cara terbaik untuk mengembangkan bakat dari para pesepak bola muda. Kompetisi sepak bola di bawah usia 16 tahun seperti Lion City Cup dipandang sebagai kompetisi alternatif kelas atas bagi tim-tim muda yang tidak dapat lolos ke final piala dunia.
Atas kedua pertimbangan tersebut, FIFA akhirnya memutuskan untuk membuat ajang serupa di tingkat dunia bagi para pemain dengan usia di bawah usia 16 tahun dan dikenal sebagai Piala Dunia U-16.
Kompetisi Piala Dunia U-16 akhirnya secara resmi digelar perdana di Tiongkok pada 1985, dan hingga kini menjadi kompetisi tingkat dunia yang rutin digelar FIFA dalam periode dua tahun sekali.
Baca juga : PSSI Tak Mau Spekulasi Kans Timnas Indonesia Tetap Tampil di Piala Dunia U-20
Namun, pada 1991, FIFA memutuskan untuk merubah batas usia dari 16 menjadi 17. Sejak tahun tersebutlah ajang ini mulai dikenal sebagai Piala Dunia U-17.
Selama sejarahnya, Piala Dunia U-17 sudah digelar selama 38 tahun di berbagai negara. Nigeria adalah negara yang memiliki gelar juara paling banyak dalam kompetisi ini dengan perolehan 5 piala, diikuti oleh Brasil dengan 4 pialannya, kemudian Ghana dan Meksiko yang masing-masing memiliki 2 piala, serta Inggris dengan 1 piala.
Indonesia mendapat amanah dari FIFA untuk menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan Piala Dunia U-17 edisi ke-19 oleh FIFA. Penetapan Indonesia sebagai tuan rumah berlangsung setelah digelarnya rapat dewan FIFA pada 23 Juni 2023.
Baca juga : PSSI Berharap Tak Disanksi Berat FIFA
Sebagai tuan rumah, Indonesia akan bertanggung jawab terhadap seluruh jadwal penyelenggaraan pertandingan yang akan berlangsung selama 23 hari tersebut, atau tepatnya pada 10 November hingga 2 Desember 2023, sekaligus menjamu para tamu yang berasal dari 24 negara peserta.
Sejumlah persiapan pun dilakukan pemerintah, termasuk melakukan renovasi terhadap empat stadion yang digunakan dalam kompetisi, di antaranya Stadion Gelora Bung Tomo, Stadion Manahan, Jakarta International Stadium, serta Stadion si Jalak Harupat.
Menurut Kementerian Pemuda dan Olahraga, pemerintah mengucurkan dana penyelenggaraan kurang lebih mencapai Rp400 miliar.
Baca juga : Justin Hubner Bertekad Perkuat Indonesia di Piala Asia 2024
Guna menjamin keamanan selama berlangsungnya kegiatan, jajaran Polri menyebutkan bahwa pihaknya akan menerjunkan sebanyak 13.601 aparat keamanan, yang akan bertugas melakukan penjagaan sepanjang turnamen, termasuk penjagaan pada lokasi penginapan para atlet dan ofisial.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dari salah satu ajang bergensi FIFA, yaitu Piala Dunia U-17, dapat dipandang sebagai bentuk kepercayaan FIFA, meskipun beberapa insiden besar yang berkaitan dengan sepak bola sempat terjadi di negara ini. Seperti tragedi stadium Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 dan menewaskan sebanyak 135 orang dan kemudian gejolak politik yang terjadi berkaitan dengan partisipasi timnas Israel pada ajang Piala Dunia U-20, di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.
FIFA sebelumnya sempat menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah pada Piala Dunia U-20. Namun, akibat munculnya ketegangan politik di dalam negeri yang disebabkan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel ke Tanah Air untuk ikut berlaga di dalam kompetisi tersebut, FIFA membatalkan digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Baca juga : Jay Idzes Resmi Jadi WNI
Negara ini memang tidak mengakui Israel dan tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi karena aksi penjajahan yang terus dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, terutama di wilayah Jalur Gaza. Penolakan terhadap partisipasi timnas Israel dalam kompetisi piala dunia yang diadakan di Indonesia dipandang sebagai bentuk keberpihakan terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Indonesia memang lolos dari sanksi akibat tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang pada 2022. Meski begitu, FIFA menyatakan mereka akan membantu Indonesia melakukan transformasi terhadap sepak bola di negaranya.
Negara yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo ini justru mendapatkan sanksi menyusul batalnya perhelatan piala dunia U-20 di Indonesia.
Baca juga : Christian Wueck : Kami Juara Karena Mentalitas Pemain Kuat
Sanksi yang dikenakan FIFA terhadap Indonesia setelah batalnya Piala Dunia U-20 berupa sanksi administratif, yaitu pembekuan dana FIFA Forward. Beruntungnya, sanksi ini dinilai ringan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyebut Indonesia hanya mendapatkan kartu kuning dari FIFA, bukan kartu merah seperti dikucilkannya Indonesia dari sepak bola dunia.
Upaya negosiasi yang gencar dilakukan pemerintah setelah batalnya Piala Dunia U-20 membuahkan hasil. FIFA memandang Indonesia berkomitmen melakukan transformasi sepak bolanya terlebih setelah Erick Thohir bertemu dengan pemimpin FIFA di Paris, Prancis.
Baca juga : Erick Thohir: FIFA Puji Kesuksesan Indonesia
Erick Thohir mepresentasikan sebuah cetak biru dari transformasi sepak bola Indonesia, termasuk menyampaikan pesan khusus dari Presiden Joko Widodo untuk Gianni Infantino selaku Presiden FIFA.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah U-17 tidak terlepas dari negosiasi pemerintah dengan badan sepak bola dunia tersebut. Negara ini masih mendapatkan kepercayaan dan kehormatan untuk menjadi tuan rumah dari sebuah ajang piala dunia, meskipun untuk tingkat junior.
Kepercayaan ini adalah peluang bagi Indonesia untuk lebih meyakinkan FIFA atas komitmennya dalam melakukan transformasi sepak bola di dalam negeri. Serta membuktikan kualifikasi Indonesia sebagai negara tuan rumah, yang memiliki kualifikasi, fasilitas serta infrastruktur memadai untuk mendukung digelarnya turnamen sepak bola internasional.
Baca juga : Stadion Manahan Dipercantik Jelang Final Piala Dunia U-17
Melalui Piala Dunia U-17, Indonesia berpeluang melihat serta mengasah potensi dini dari para punggawa garuda muda sehingga mereka memiliki pelajaran serta pengalaman berharga sebagai modal untuk mendukung karier sepak bola para pemain di di Tanah Air sehingga kelak dapat kembali berpartisipasi sebagai salah satu pemain timnas di tingkat senior. (Z-1)
Di Piala Dunia U-17, timnas Indonesia berada satu grup dengan juara empat kali Brasil, Honduras, dan negara debutan Zambia di Grup H.
"Ini benar-benar kesempatan yang menantang, karena Brasil pernah 4 kali juara dunia U-17, terakhir 2019, serta 14 kali juara CONMEBOL U-17, dengan gelar terbaru tahun ini,"
Hasil itu menjadi tantangan tersendiri bagi timnas U-17 Indonesia, mengingat mereka bakal bertemu juara Piala Dunia U-17 empat kali Brasil.
PERTAMA kali dalam sejarah, Garuda Muda berhasil lolos ke Piala Dunia U-17 2025 melalui jalur kualifikasi. Prestasi luar biasa juga ditorehkan anak-anak muda Indonesia di ajang Piala Asia U-17.
PELATIH timnas U-17 Indonesia Nova Arianto mengungkapkan banyak aspek yang perlu ditingkatkan usai kekalahan Garuda Muda di perempat final Piala Asia U-17 2025
KEKALAHAN timnas Indonesia U-17 di perempat final Piala Asia U-17 2025 menjadi pelajaran berharga menghadapi Piala Dunia U-17 2025. Waktu sekitar enam bulan lebih dapat dimanfaatkan
Berposisi sebagai penyerang, Isa Warps dikenal cepat, lincah dan memiliki naluri gol yang tajam.
Iris de Rouw menjalani proses naturalisasi karena memiliki darah Indonesia dari nenek dari pihak ibunya yang bernama Christina Salomonson.
Felicia de Zeeuw memiliki keturunan Indonesia dari neneknya yang bernama Felixia Adelle Kuhuwael yang dilahirkan di Jakarta pada 22 Agustus 1940.
Emily Nahon yang kelahiran Oegstgeest, 17 Mei 2007 itu memiliki darah Indonesia dari garis keturunan sang nenek yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.
Dukungan terhadap Timnas Indonesia terus mengalir dari berbagai kalangan, termasuk dari komunitas gim dan supporter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved