Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETUA Umum PSSI Erick Thohir tidak berhenti memberikan kejutan kepada para pecinta sepakbola tanah air.
Usai berhasil mengundang tim juara dunia Argentina dan Palestina untuk melawan Timnas Indonesia pada FIFA Matchday, belum lama ini, Menteri BUMN dalam Kabinet Presiden Joko Widodo ini kembali membuat gebrakan.
Tidak hanya meningkatkan mutu pemain sepak bola dengan mengundang tim-tim papan atas dunia, hal serupa dilakukan Erick Thohir untuk membenahi mutu perwasitan Indonesia.
Baca juga: Soal Gelaran Liga 1 Saat Piala Dunia U-17, LIB Tunggu Informasi dari FIFA
Guna meningkatkan kualitas para wasit Indonesia, yang akan memimpin jalannya kompetisi sepakbola di Indonesia, Erick Thohir pun bergerak cepat dengan menggandeng Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk membuat pelatihan khusus wasit di Liga 1, 2, dan 3, pada 15-20 Juni 2023.
Tidak cukup sampai di situ, Erick Thohir rencananya bakal mendatangkan mantan wasit terbaik dunia, Pierluigi Collina, ke Indonesia.
Pengamat Sepak Bola Nasional Sigit Nugroho angkat jempol dengan keputusan Erick Thohir untuk mendatangkan wasit legendaris asal Italia yang saat ini menjadi instruktur wasit FIFA itu.
Baca juga: LIB Perberat Sanksi Penyalaan Bom Asap di Stadion
Pasalnya, wasit berkepala plontos itu dikenal sebagai wasit dengan karakternya yang kuat dan tegas terhadap setiap keputusan yang diambil, serta tidak terpengaruh dengan tekanan dari dalam maupun luar lapangan.
“Tentu sangat mengapresiasi. Rasanya bukan sekadar belajar law of the game kalau sama Collina, tapi lebih ke hal-hal nonteknis. Dia dikenal punya karakter kuat dan tidak mudah diteror pemain maupun ofisial di pinggir lapangan, maupun ofisial di luar lapangan,” ungkapnya.
Sementara wasit Indonesia, kata Sigit, masih terpengaruh dengan tekanan-tekanan dari para pemain dan official di luar lapangan. Hal itu, menurut Sigit, perlu mendapat pembekalan banyak kepada wasit Indonesia demi kemajuan sepak bola Indonesia.
“Yang terakhir ini sudah jadi rahasia umum di Indonesia,” jelasnya.
Lebih jauh, pendiri organisasi suporter Indonesia ini mengatakan, selain mendatangkan Pierluigi Collina, PSSI harus intens meng-upgrade kualitas wasit dengan mendatangkan wasit-wasit dengan kualifikasi khusus.
Hak ini tidak lepas dari mental pemain Liga 1, 2, dan 3 yang masih jauh di bawah mental pemain Eropa atau liga-liga di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Pemain Eropa atau di liga top Asia sangat patuh terhadap keputusan wasit, meski ada aksi protes kecil-kecilan tetapi tidak sampai pada level mendorong atau bahkan memukul wasit.
“Sering up grade kualitas dengan undang wasit-wasit dengan kualifikasi khusus. Terlebih, dari Liga yang tingkat "penyakitnya" setara dengan Indonesia. Kalau dari liga-liga top dunia, agak kurang tepat. Di Eropa, pemain patuh. Beda di negara-negara yang kelakuan pemainnya masih brutal,” jelasnya.
Liga Indonesia, saat ini, berada di peringkat ke tujuh Asia Tenggara dan berada di bawah Liga Malaysia dan Singapura. Merosotnya peringkat Liga Indonesia itu membuat Erick Thohir harus bekerja keras untuk meningkatkan peringkat Liga Indonesia. Salah satu caranya adalah memperbaiki kualitas wasit lewat pelatihan dan jaminan kesejahteraan hidup mereka.
“Banyak faktor (terpuruknya Liga Indonesia). Kalau soal antusiasme, Liga kita nomor 1. Tapi kepatuhan pada law of the game, pada standarisasi aturan, masih jauh. Tidak disiplinnya pelaksana pertandingan dan aparat keamanan dalam mematuhi aturan baku AFC, kian melengkapi turunnya kualitas Liga kita. Kasus Tragedi Kanjuruhan contohnya,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan punya langkah konkrit untuk memperbaiki kualitas wasit sepak bola Indonesia. Langkah konkrit tersebut adalah mengundang wasit legendaris Pierluigi Collina yang kini menjadi instruktur wasit FIFA.
Perwasitan menjadi salah satu isu penting yang disorot Erick Thohir. Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah dengan menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Menariknya, Erick Thohir telah mengirim surat kepada Sekjen PSSI Yunus Nusi untuk diteruskan kepada FIFA agar didatangkan Pierluigi Collina.
"Saya juga sedang mendorong FIFA untuk mengirim wasit Pierluigi Collina. Instruktur dari FIFA untuk bertemu para wasit juga biar semangat," kata Erick Thohir.
"Suratnya untuk datangkan Collina sudah dikirim ya Pak Sekjen (Yunus Nusi), mohon dikejar lagi Pak Sekjen kapan mereka bisa hadir," tambah Erick Thohir. (RO/Z-1)
Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta seluruh pihak memastikan semua laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berjalan adil dan sportif.
Total ada enam tim yang akan berpartisipasi di Piala Presiden 2025.
Penunjukan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah diumumkan AFC pada pekan ini.
Di Piala Dunia U-17, timnas Indonesia berada satu grup dengan juara empat kali Brasil, Honduras, dan negara debutan Zambia di Grup H.
Penggunaan wasit asing sebagai sarana pembelajaran demi peningkatan kualitas SDM perwasitan dalam negeri.
Hasil di Negeri Sakura akan menjadi bahan evaluasi.
Perpani mendorong pengembangan SDM khususnya di bidang kepengawasan pertandingan.
Felix Zwayer, yang berasal dari Jerman, diketahui pernah terlibat kasus match fixing atau pengaturan skor di negaranya sendiri pada 2006 silam.
PBSI telah memberikan rekaman video kepada BWF dan meminta keputusan kontroversial tersebut diusut.
Salah satu upaya konkret dari PT LIB untuk menjaga integritas pertandingan di fase penentuan Liga 1 ini adalah dengan menghadirkan wasit asing.
Antonio Rudiger terancam sanksi berat tidak hanya memperoleh skorsing di Copa del Rey musim depan, namun juga sisa pertandingan La Liga musim ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved