Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PEMERHATI sepak bola nasional, yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menaruh harapan besar bagi Indonesia bisa tampil di Piala Dunia di masa yang akan datang.
Dalam video yang dibuat saat menonton Indonesia vs Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (23/12), Qodari membuka rahasia peta jalan atau rute yang ia analisa dari kisah sukses 32 negara yang lolos ke ajang sepak bola terakbar sejagat itu. Hal itu tercermin dari daftar ranking yang dirilis FIFA pada 22 Desember 2022.
“Saya cek negara-negara yang ikut Piala Dunia. Dari 32 negara yang ikut di Qatar 2022, semuanya boleh dibilang masuk 50-60 ranking FIFA. Saya lihat ranking pada hari ini itu paling rendah adalah Qatar di peringkat 60 setelah sebelumnya peringkat 50, turun 10 tingkat karena kan kalah terus di Piala Dunia 2022,” ujar Qodari, dikutip Minggu (25/12).
Qodari menilai, negara-negara yang mampu bersaing di Piala Dunia adalah negara yang memiliki peringkat yang tinggi, seperti Maroko yang saat ini ada di posisi 11 ranking FIFA.
“Intinya sih, negara-negara yang bisa bersaing di Piala Dunia Qatar kemarin memang peringkatnya tinggi. Maroko sekarang peringkat 11 melonjak dari peringkat 22, kemudian Jepang peringkat ke-20 sebelumnya peringkat ke-24, Kemudian Korea Selatan sekarang peringkat 25 sebelumnya peringkat 28,” terangnya.
“Arab Saudi yang mengalahkan Argentina di pertandingan pertama ada di peringkat ke-49 sebelumnya peringkat 51. Jadi memang kalau melihat ranking FIFA ini bisa kita simpulkan memang peringkat ini mewakili kemampuan dari negara-negara yang ada di ranking FIFA begitu,” sambung Qodari.
Sementara itu, Qodari melihat posisi skuat Garuda masih jauh dari standar, yaitu berada di peringkat ke 151. Maka, ia menekankan harapan satu-satunya agar Indonesia bisa masuk Piala Dunia adalah dengan memperbaiki kualitas pertandingan agar mampu naik minimal ke posisi 50 besar ranking FIFA. Jika tidak, harapan itu bak jauh panggang dari api, alias mustahil.
“Jadi jangan mimpi Indonesia bisa lolos kualifikasi Piala Dunia kalau rankingnya masih 151 begitu. Baru boleh berharap masuk Piala Dunia dengan pengalaman di Qatar 2022 ini apabila peringkat Indonesia itu masuk kepada 50 besar,” ungkapnya.
Qodari menyadari jalan panjang menuju Piala Dunia butuh waktu dan proses. Ia mencontohkan, rute terdekat yang harus ditempuh adalah berjuang dan lolos terlebih dahulu di babak penyisihan kawasan Asia Tenggara.
“Kita sadar, boleh dibilang negara paling kompetitif di Asia tenggara itu Vietnam. Kalau nggak salah bisa sampai lolos ke penyisihan ketiga menuju Piala Dunia. Itu Vietnam rangking 100 besar,” bebernya,
Lanjut Qodari, agar masuk Piala Dunia, Indonesia harus bisa naik dari peringkat 151 dan bahkan bertahap tembus ke peringkat 30 besar.
“Jadi perjalanan Indonesia kalau mau ikut Piala Dunia sekali lagi panjang, dari 151 bagaimana kemudian bisa masuk 100 besar. Dari 100 besar kemudian masuk ke dalam 50 besar dan kalau mau betul-betul kompetitif seperti Korea Selatan atau Jepang paling tidak masuk 30 besarlah,” katanya.
Selain itu, Qodari juga menyinggung soal optimisme bagi Timnas Indonesia bisa lebih cepat masuk Piala Dunia. Hal itu tercermin dari rencana FIFA yang akan memperbesar kuota peserta Piala Dunia dari 32 negara menjadi 48 negara.
Hal itu, menurut Qodari, menjadi angin segar bagi Indonesia dapat memperpendek peringkat dan peluang Indonesia masuk Piala Dunia selanjutnya.
“Kan kalau 48 negara peserta kalau peringkat Indonesia itu katakanlah 70-an atau 75 barangkali udah bisa punya peluang untuk masuk menjadi lolos kualifikasi piala Dunia entah nanti 2026 atau 2030,” paparnya.
Qodari mengaku gregetan dengan posisi Timnas Indonesia dan berencana turut serta aktif membenahi wajah sepak bola tanah air dengan masuk dan membenahi PSSI dari dalam.
“Kita harus memanfaatkan momentum Piala Dunia Qatar, seperti Maroko dan negara-negara Asia lainnya untuk menjadi inspirasi agar Indonesia bisa lolos Piala Dunia di masa yang akan datang dan saya ingin berpartisipasi aktif dalam proses itu,” ucap Qodari.
“Saya akan berusaha untuk menjadi pengurus PSSI, ya kalau bisa menjadi komite eksekutif supaya bisa mewarnai dan melakukan revolusi sepak bola di Indonesia pada umumnya, revolusi PSSI dan revolusi liga, salam olahraga, sukses Indonesia untuk Piala Dunia. Revolusi PSSI harga mati, merdeka,” tukas Qodari. (RO/OL-1)
Go Ahead Eagles harus mengubur impian mereka meraih trofi Johan Cruyff Shield 2025 setelah takluk dari PSV Eindhoven.
FC Utrecht, klub yang diperkuat pemain timnas Indonesia Ivar Jenner, meraih kemenangan 4-1 atas Sheriff Tiraspol di laga leg kedua kualifikasi Liga Europa.
Di kualifikasi Piala Asia U-23, timnas Indonesia yang bermain sebagai tuan rumah, tergabung di Grup J bersama Korea Selatan, Makau, dan Laos.
Timnas U-17 Indonesia bakal melanjutkan pemusatan latihan (TC) di Spanyol, Yogyakarta dan Dubai setelah dari Bali untuk mematangkan persiapan menghadapi Piala Dunia U-17 di Qatar.
Justin Hubner kembali ke Eredivisie, tempat ia memulai kariernya di akademi muda Willem II dan Brabant United.
Megawati Hangestri dan timnas bola voli Indonesia akan berjuang di ajang SEA V League 2025 putaran pertama mulai 1 Agustus mendatang.
Kompetisi sepak bola usia muda tak lagi sekadar ajang pencarian bakat.
Perpanjangan kontrak ini akan membuat Satoru Mochizuki akan berada di balik layar timnas putri Indonesia lebih lama sebagai Technical Advisor timnas putri Indonesia.
Presiden telah menandatangani surat terkait pengajuan naturalisasi untuk Zijlstra.
Garuda Muda memastikan langkah ke final usai menang 7-6 atas Thailand setelah penendang terakhirnya, Burapha, gagal menembus gawang Muhammad Ardiansyah dalam laga semifinal.
Pujian terhadap mentalitas Hokky juga datang dari sang kapten tim, Kadek Arel.
Final kali ini menjadi penampilan ketiga timnas U-23 Indonesia di ajang yang sebelumnya bernama Piala AFF U-23.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved