Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tragedi Kanjuruhan belum Tuntas, Viking Tuntut PSSI Hentikan Liga 1

Mediaindonesia.com
12/12/2022 14:03
Tragedi Kanjuruhan belum Tuntas, Viking Tuntut PSSI Hentikan Liga 1
Ilustrasi--Aksi demonstrasi pendukung Persib pada 2018.(ANTARA/Adeng Bustomi)

PENDUKUNG Persib Bandung, Viking, mendukung aksi protes fans Arema Malang, Aremania, untuk memelihara ingatan publik atas penyelesaian Tragedi Kanjuruhan, yang sampai saat ini masih jalan di tempat. Dukungan tersebut juga sebagai bentuk solidaritas sesama supoter karena tidak ada rasa keadilan dari federasi sepak bola Indonesia. 

Ketua Harian Viking Kampus Persib Club, Hagi Rizky Mijatovic, meminta Pesatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan sementara liga yang sudah bergulir kemarin, hingga penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan diselesaikan secara tuntas.

“Kenapa liga dijalankan, sedangkan kasus ini belum tuntas. Ini bukan tentang satu dua nyawa orang, tapi kan ratusan nyawa,” kata Hagi Rizky saat dihubungi, Senin (12/12).

Baca juga: Tuntut Keadilan Kasus Kanjuruhan, Aremania Serukan Revolusi PSSI

Lelaki yang akrab disapa Hagi itu menyerukan agar seluruh suporter klub di Indonesia untuk memboikot seluruh pertandingan liga, karena kematian ratusan nyawa itu masalah besar. 

Oleh sebab itu, gerakan boikot ini sebagai aksi protes dan menuntut agar ada penegakan hukum yang jelas dalam kasus Kanjuruhan. 

“Saya inginkan teman-teman memboikot dulu pertandingan karena memang bahwasanya hari ini masalah belum selesai. Kita ingin masalah ini selesai sampai ke akar-akarnya. Jadi penegakan supremasi hukum harus jelas, harus dihadapkan sebenar-benarnya,” tegasnya.

Hagi Rizky pun meminta PSSI bertanggung jawab atas kematian ratusan orang di stadion Kanjuruhan Malang, karena mereka adalah penanggung jawab utama. PSSI sendiri terlihat mencari keuntungan dalam laga antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya.  

“Siapa yang bertanggung jawab di sini? Yang paling bertanggung jawab adalah PSSI. Sebagai lembaga, kalau berkaca kepada kejadian sebelumnya kan ada dipentingkan oleh PSSI terkait dengan rating, dan dari sore ke malam itu kok ada kepentingan di sana,” ucapnya.

“Tambah lagi hari ini pun kita masih tahu bahwasanya PSSI diduga selalu mementingkan masalah uang. Buktinya dari sisi pertandingan pun kualitas pertandingan kita lihat dengan sendiri bahwa masalah wasit, masalah adanya yang diduga permainan mafia,” tambahnya.

Oleh sebab itu, seluruh suporter klub atau pecinta sepak bola tanah air harus bersatu menuntut ditegaskan keadilan dalam kasus Kanjuruhan Malang, serta melakukan gerakan revolusi PSSI secara menyeluruh, karena dalam kasus ini PSSI sepertinya melepas tangan.

“Jadi selain masalah tadi tentang kemanusiaan dan supremasi hukum yang harus ditegakkan makanya kami di sini masih berharap ada gerakan kita gerakan suporter untuk merevolusi PSSI. Karena ini sistem yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah PSSI kalau pandangan kita ke sana,” jelasnya.

Hagi pun merasa aneh dengan penetapan tersangka tragedi Kanjuruhan Malang, dengan PSSI selaku pihak yang bertanggung jawab penuh tidak satupun yang menjadi tersangka. Hal ini, kata Hagi, membuat penerapan hukum dalam kasus Kanjuruhan tidak jelas.

“Makanya dari itu aneh ini kok seolah-olah dibiarkan, sedangkan kita tahu bahwa sepak bola ini adalah hiburan rakyat yang murah, sekarang kita di sini sebagai suporter tapi masalah keamanan diabaikan sampai kepada titik masalah hukumnya pun sampai saat ini belum jelas. Makanya berkaitan dengan Kanjuruhan ini bukan bentrok antar suporter, tapi ini murni kejahatan,” ungkapnya.

Hagi pun mengaku heran dengan slogan-slogan PSSI dari pengurus lama hingga pengurus saat ini, yakni revolusi PSSI tetapi orang-orang dalam kepengurusan masih sama, yakni orang-orang lama. 

“Kalau dilihat dari kasus kemarin ataupun dari kasus-kasus sebelumnya, sebenarnya dari dulu itu PSSI ada bahasa revolusi-revolusi tetapi orangnya masih tetap itu-itu saja, maksudnya kalau kita tracking, ini orang siapa, pernah bernaung di mana, ini kayaknya orang si dia, orang yang masih sama-sama aja,” bebernya.

“Makanya kalau secara pribadi dan anak-anak juga, kawan-kawan juga dan beberapa kawan-kawan dari suporter klub lain, saya pernah berkomunikasi bahwa PSSI ini benar-benar harus direvolusi secara total,” tegasnya lagi.

Atas dasar itu, Hagi kembali menegaskan agar aparat penegak hukum harus berani menegaskan keadilan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam kasus Kanjuruhan Malang, termasuk pihak PSSI sendiri selaku penanggung jawab utama, dan liga harus dihentikan sementara sampai pengusutan kasus selesai.

“Betul, pertama mungkin liga dihentikan lagi, penegakan supremasi hukum yang jelas untuk menuntut keadilan atas tragedi Kanjuruhan Malang, dan revolusi PSSI secara total itu mungkin untuk poinnya,” pungkasnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya