Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PELATIH Arema Malang Javier Roca mengungkapkan Arema akan segera kembali berlatih pascatragedi Kanjuruhan yang menelan korban sekitar 133 orang. Pihaknya akan lebih dulu melakukan terapi bersama psikolog sebelum pelatihan dimulai.
“Kita tanggal 20 sepakat untuk kumpul di mess antara pemain dan pelatih untuk jalani terapi sama psikolog. Ada 7 sampai 8 psikolog yang akan datang untuk menilai pemain dan pelatih mengenai level stres dan trauma,” ujar Roca dalam Metro Sport Podcast, Rabu (19/10).
Selanjutnya, ia akan melaksanakan pelatihan yang bersifat ringan dulu agar para pemain tidak kehilangan performanya.
“Untuk kita bisa mulai ada latihan kegiatan, mungkin tanggal 21 atau 22 dengan latihan ringan, supaya ada aktivitas di lapangan. Arema nanti akan adakan latihan di kompleks raya atau di Unibraw,” imbuhnya.
Baca juga: Javier Roca Mengaku Disemangati Keluarga Korban Kanjuruhan
Kendati demikian, Roca mengungkapkan pemain masih enggan kembali ke mess Arema.
“Kami belum datang ke mess. Tidak banyak pemain juga disana, namun kami yakin semoga situasinya sudah sama seperti sebelum kejadian. Yah mungkin hanya masih 10 pemain di sana. Saya berharap kami bisa pulih seperti sebelum kejadian,” tutur pelatih kelahiran Cile itu.(OL-5)
Selama berkostum Macan Kemayoran, juru taktik yang ketika bermain mengisi posisi gelandang itu mencatatkan 15 penampilan dan melesakkan tujuh gol.
"Saya rasa mental pemain siap. Semuanya termotivasi untuk meraih kemenangan," ujar Roca.
Roca menekankan apa yang terjadi di dalam Tragedi Kanjuruhan, bukan hanya tanggung jawab orang yang ada di stadion saat itu, namun seluruh orang yang berkaitan dengan sepak bola.
“Banyak yang ngasih semangat, bilangnya ayo cepat bangkit, jangan sedih terus, bimbing anak-anak tetap semangat. Karena nama Arema harus terus berjalan, dan terus berjaya,"
Roca merasa Arema adalah tim yang unik, karena selalu satu langkah di depan. Hal inilah, yang mendorong dirinya mau menjadi pelatih Arema, saat itu.
Presiden pada kesempatan tersebut juga menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menyebabkan 129 orang meninggal dunia.
Ini tragedi kemanusiaan. Pukulan telak untuk kita semua. Hari yang kelam dalam sejarah olahraga Indonesia.
Ia mengatakan kejadian memilukan itu sudah menjadi sorotan internasional yang tentunya ikut menjadi perhatian federasi sepakbola bola dunia FIFA.
Perlu ada evaluasi secara menyeluruh sebelum menyimpulkan apakah tindakan aparat kepolisian dalam penanganan sesuai prosedur atau tidak.
PSM Makassar meminta PSSI dan PT Liga untuk berbenah agar jika menonton di stadion orang merasa aman. Sebab kejadian di Stadion Kanjuruhan bukan bentrok antar suporter.
"Citra kita sebagai bangsa yang beradab bisa berubah karena tragedi ini. Bayangkan, ada ratusan orang meninggal dunia."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved