Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

FIFA Klaim Piala Dunia Setiap Dua tahun Bisa Dongkrak Pemasukan Sebesar Rp63 Triliun

Basuki Eka Purnama
21/12/2021 06:45
FIFA Klaim Piala Dunia Setiap Dua tahun Bisa Dongkrak Pemasukan Sebesar Rp63 Triliun
Logo FIFA(AFP/OZAN KOSE)

DELEGASI FIFA mengatakan badan sepak bola dunia itu bisa mendapatkan tambahan pemasukan sebesar US$4,4 miliar (sekitar Rp63,3 triliun) apabila wacana berlangsungnya Piala Dunia setiap dua tahun sekali disepakati.

Hal itu disampaikan dalam konferensi tingkat tinggi global bersama para pemimpin federasi sepak bola anggota, yang digelar FIFA, Senin (20/12), untuk mendiskusikan proposal Piala Dunia setiap dua tahun sekali.

Data finansial itu bagian dari hasil studi kelaikan yang disajikan FIFA, Senin (20/12), tetapi ajang tersebut hanya berfungsi sebagai proses konsultasi tanpa ada jadwal pemungutan suara.

Baca juga: PSSI Dukung Piala Dunia Digelar Dua Tahun Sekali

Laporan optimistis itu jelas bertolak belakang dengan sejumlah analisa yang selama ini dijadikan argumen pihak-pihak yang bersikap kontra terhadap wacana tersebut.

Klub-klub Eropa, operator liga-liga top dan UEFA adalah salah satunya, bahkan presiden badan sepak bola Benua Biru itu, Aleksander Ceferin, sempat mengancam akan melakukan boikot apabila ada turnamen tambahan anyar.

Bulan lalu, sebuah laporan yang disusun Forum Liga Dunia menyatakan wacana FIFA tersebut, yang juga menyangkut perubahan format Piala Dunia Antarklub dapat membuat liga-liga domestik dan UEFA kehilangan pendapatan sekira 8 miliar euro (sekira Rp129,9 triliun) per musimnya dari hak siar, pemasukan laga, serta kesepakatan komersial lainnya.

Lantas UEFA, Jumat (17/12) lalu, menurunkan laporan yang mereka minta dari perusahaan konsultan Oliver & Ohlbaum, yang memperingatkan perubahan kalender laga internasional bakal berdampak terhadap penurunan pendapatan terhadap organisasi itu dalam rentang 2,5 hingga 3 miliar euro (sekira Rp40-48 triliun) dalam jangka waktu empat tahun.

Sementara itu, dalam pertemuan FIFA, delegasi mereka menyajikan laporan dari perusahaan Italia, Open Economocis, yang menyatakan pendapatan liga-liga domestik maupun UEFA tidak akan dirugikan karena jadwal pertandingan timnas maupun kompetisi klub internasional.

Laporan itu juga menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan liga domestik terus meningkat ketika turnamen internasional besar dilangsungkan.

Profesor Pasquale Lucio Scandizzo, dari Open Economics, menyampaikan kepada peserta konferensi FIFA bahwa wacana Piala Dunia dua tahunan menjanjikan manfaat makroekonomi bersih yang signifikan dan positif, serta didistribusikan seiring berjalannya waktu.

Pejabat FIFA menyatakan pemasukan tambahan itu akan masuk ke dalam Dana Solidaritas Anggota dengan tiap federasi anggota akan mendapatkan US$16 juta (sekitar Rp230 triliun) dalam rentang empat tahun, kemudian ada juga dana lain untuk program pengembangan FIFA Forward Program.

Menurut FIFA, dana-dana itu akan mengurangi jurang pendapatan antara pasar-pasar sepak bola berkembang dan yang kurang berkembang.

Apabila pemungutan suara mengenai wacana Piala Dunia dua tahunan berlangsung, jelasnya akan melibatkan 211 federasi anggota FIFA.

Selain UEFA, konfederasi sepak bola Amerika Latin CONMEBOL juga sudah menyatakan penolakan atas wacana itu.

Sementara itu, presiden konfederasi sepak bola Amerika Tengah dan Utara (CONCACAF) Victor Montagliani menyebut ada solusi kompromi turnamen tambahan berupa pengembangan dari format lama Piala Konfederasi ketimbang Piala Dunia penuh yang butuh ajang kualifikasi tersendiri. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya