Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
UEFA, Selasa (13/7), mengumumkan dimulainya penyelidikan disipliner dan mendakwa asosiasi sepak bola Inggris (FA) atas gangguan keamanan yang terjadi di laga final Piala Eropa 2020 antara Italia dan Inggris di Wembley, London, Selasa (12/7) dini hari WIB lalu.
UEFA juga menyatakan telah menunjuk penyelidik etik dan disipliner untuk melakukan penyelidikan berbeda terhadap "Kejadian yang melibatkan suporter di dalam dan sekitar stadion".
Final yang dimenangi Italia berkat adu penalti itu dinodai bentrokan antara suporter dengan petugas keamanan di dalam dan sekitar stadion.
Baca juga: Italia dan Inggris Dominasi Team of the Tournament Piala Eropa 2020
Kepolisian Inggris menyatakan 19 petugas mereka terluka dan sejauh ini telah menangkap 86 orang terkait insiden tersebut, 53 di antaranya
dilakukan langsung di sekitar Wembley.
Dakwaan terhadap FA meliputi penerobosan suporter ke dalam lapangan, pelemparan benda-benda ke dalam lapangan oleh suporter, gangguan suporter saat pemutaran lagu kebangsaan, dan tindakan menyalakan kembang api.
Gelombang cemoohan terdengar ketika lagu kebangsaan Italia diputar sebelum sepak mula, sedangkan seorang penerobos lapangan mengganggu jalannya laga pada pengujung babak kedua.
"Kasus akan ditangani Badan Pengendalian, Etik, dan Disipliner UEFA sesuai prosedur," ungkap UEFA dalam sebuah pernyataan resmi.
Penyelidikan itu menjadi pukulan berikutnya bagi Inggris yang gagal juara setelah mencapai final Piala Eropa pertama mereka, serta menyusul hukuman denda 30 ribu euro yang dijatuhkan UEFA pekan lalu lantaran insiden penyorotan laser ke kiper Denmark Kasper Schmeichel di laga semifinal.
Di antara semua kekacauan laga final Piala Eropa 2020 itu, pembalap tim McLaren Formula One Lando Norris mengalami pencurian yang menyebabkan hilangnya jam tangan mewah seharga 40 ribu pound sterling kepunyaannya. (Ant/OL-1)
Di usia 33 tahun, delapan bulan, dan 30 hari, Lucy Bronze adalah pemain tertua timnas Inggris di Piala Eropa Putri 2025 dan bermain 598 menit sepanjang Piala Eropa Putri.
Kemenangan di Piala Eropa Putri ini menegaskan dominasi timnas Inggris di kancah sepak bola putri Eropa, sekaligus menambah koleksi gelar mereka menjadi dua kali berturut-turut.
Kemenangan ini menandai sejarah bagi timnas Inggris sebagai tim kedua setelah Jerman yang mampu menjuarai Piala Eropa Putri secara beruntun (2022 dan 2025).
Gol Aitana Bonmati di babak tambahan waktu mengantarkan timnas Spanyol meraih kemenangan 1-0 atas timnas Jerman di semifinal Piala Eropa Putri 2025, Kamis (24/7) dini hari WIB.
Chloe Kelly mencetak gol penentu kemenangan timnas Inggris pada menit ke-119, menyambar bola muntah hanya setelah kiper Italia Laura Giuliani berhasil menyelamatkan tendangan penaltinya.
Kiper timnas Jerman Ann-Katrin Berger menahan dua eksekusi penalti pemain timnas Prancis saat babak adu penalti perempat final Piala Eropa Putri.
Kedua tim kalah dalam pertandingan pembuka secara dramatis. Ceko kebobolan di waktu tambahan saat kalah 1-2 dari Portugal sedangkan Georgia takluk di tangan Turki dengan skor 1-3
Inggris diharuskan memainkan dua pertandingan tingkat Eropa tanpa penonton serta dibebani denda senilai 100 ribu euro (Rp1,6 miliar).
Mbappe berharap mendapatkan dukungan yang lebih banyak dari rekan setimnya setelah kegagalannya dalam adu penalti melawan Swiss.
Di daftar pencetak gol terbanyak Bundesliga, Schick hanya kalah dari penyerang Borussia Dortmund Erling Braut Halland dan striker Bayern Robert Lewandowski.
Spanyol kalah dalam laga semifinal Piala Eropa 2020, Juli lalu, disingkirkan Italia lewat adu penalti. Italia kemudian melaju ke abbak final dan sukses menjadi juara.
Pengumuman itu muncul setelah UEFA dan CONMEBOL menentang keras rencana FIFA menggelar Piala Dunia dua tahun sekali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved