Ilustrasi: Pavel Starostin
Perempuan di Bawah Ranjangku
Ada perempuan dalam hidupku,
senang memeluk penyesalan-penyesalan
tak ada warna diinginkannya selain hitam
Masih saja ia berpikir tentang masa lalu
yang dapat mengulurkan tangan baginya
Kesepian terbalut sebagai kenangan
tubuhnya tak pernah benar-benar dijamah
oleh harapan dan masa depan
Cita-cita menjelma tulisan tangan yang dirangkai
sebagaimana anak sekolah mengisi catatan harian
Lama sudah perempuan itu menghapus masa depannya
ia hanya mengingat bagaimana cara menikmati kehampaan
bersama seorang asing yang disebut suami
2023
Tidak Apa-Apa
Dalam kata; tidak apa-apa
seorang ibu berpura-pura menenangkan perut
agar senyuman anak-anaknya tetap terjaga
Dalam kata; tidak apa-apa
seekor induk rusa mengorbankan
dirinya tuk diterkam buaya di New Albion
supaya anaknya tetap hidup dan bersekolah
Dalam kata; tidak apa-apa
seorang lelaki membiarkan perempuan
menyakiti hatinya untuk terakhir kali
sebagai kado istimewa pernikahan
Tidak apa-apa adalah kata
tak pernah dipahami kedalamannya
tidak apa-apa ialah makna
tak pernah diketahui keasliannya
2023
Edelweis
Ia memeluk erat kursi dengan nyawanya;
sedang para penjilat di sekelilingnya tak mampu
membedakan antara kemauan dan kemaluan
seketika meninggalkannya dan secepat kilat
mendatanginya saat berjaya
Mahkota-mahkota lupa cara berkilau
budak-budak memilih menjadi tuan,
tak ada lagi status selain manusia
Profesor marah-marah sebab
seorang pemuda lupa menulis gelarnya;
ia tidak kehilangan status,
namun harga diri pupus
Tinggal sekuntum bunga bangkai;
mengira dirinya akan cantik selamanya,
sebagaimana edelweis menganggap tubuhnya abadi
2023
Aku Ingin Terkenal sebagai Orang yang Tidak Terkenal
Aku ingin hidup di dunia
tanpa manusia-manusia kamera;
berlibur tanpa jejak di media sosial manapun
menyelamatkan nyawa orang-orang lalu pergi
Aku ingin bakar semua sertifikat,
menghapus semua gelar, dan
menyembunyikan wajahku
Ketika orang-orang berkemeja
bersedekah sambil membawa kamera;
percayalah mereka tak peduli nyawa manusia,
yang dipikirkan; ayunan tangan di balik bilik suara,
setelah itu mereka takkan pernah mengenalmu lagi
Saat tiba-tiba kerudung dan peci dipakai,
yakinlah mereka tak peduli kehendak Tuhan
yang dicari hanyalah simpati biar kasus segera selesai
2023
Sekuntum bunga bangkai mengira dirinya cantik selamanya, sebagaimana edelweis menganggap tubuhnya abadi.
Keluarga Ayah
Saat kakek meninggal;
keluargaku bukanlah keluarga
mereka hanyalah orang-orang
yang kebetulan pernah serahim
sisanya enggan peduli apapun
Lebaran 1443 H
aku tidak menemukan siapa-siapa
selain nenek tiri yang sedang sakit
keras, berbaring sekarat di kamar
Aku paham; tak ada lagi
yang ingin anak-cucu kunjungi
kehangatan di rumah itu
takkan pernah kembali
2023
Wajah Kemiskinan
Selain kanker, penyakit yang paling
menggerogoti tubuh ialah apatis orang-orang
sebagaimana kehidupan diabaikan begitu mudahnya
Sebagian orang meneliti organ tubuh di laboratorium
sedang lainnya memahami cara anatomi pria tua
tulang terlalu menonjol untuk disebut sebagai manusia
dan kulit tak bisa lagi diandalkan menopang tetulang
Gedung-gedung mengelilinya
tak mampu memenuhi perut yang kecil
ketidakpedulian memperlihatkan wajah paling berbahaya
Kau hanya peduli jika itu ayahmu atau saudaramu saja
anak pejabat lebih sering membuang burger yang baru sekali gigitan
sementara mereka dengan rolex di tangan; lebih senang memuntahkan makanan
hanya karena pelayan lupa menaruh garpu
Orang-orang sibuk menambah koleksi mobil
mereka lupa cara memperlakukan kemiskinan
2023
Lebaran
Saat bibi memamerkan pencapaian anak-anaknya
kulihat paman menyimpan telinga ke saku celananya
Bibi tak pernah kenyang menceritakan pencapaian-pencapaian
sedang ayah ialah telinga yang tak pernah lapar untuk mendengarkannya
Kami berangkat berbekal ketupat dan opor di kepala,
tapi hidangan utama adalah obrolan orang-orang kaya
Aku menarik tangan istri dan anakku
perlahan menyisir dapur dan pintu keluar
“Mereka telah menjadi orang lain,” bisikku.
2023
Hitam Putih
Aku lihat bunga-bunga kehilangan warna
dan lagu-lagu masih terdengar sumbang
dikelilingi orang-orang tersenyum ranum
menertawakan hal-hal yang tak lucu
Awan mengarak pelan, memuak langit
orang-orang seolah mengolok-olok kesedihanku;
mengapa kematian melahirkan kehampaan
dunia dengan segala isinya rela ditukar kembali
pada akhirnya, melanjutkan hidup hanyalah formalitas
jiwaku terlanjur terkubur bersama kepergianmu
Waktu seakan berdansa dan berpesta
perlahan menertawakan kepengecutan ini
14 tahun aku tak berani menyatakan cinta
saat kamu tiada, yang tersisa cuma kenangan
mengendap perlahan di dasar ingatanku
2023
Baca juga: Sajak-sajak Resiyaman Oratmangun
Baca juga: Sajak-sajak Englandiva Akyla
Baca juga: Sajak-sajak Ira Prihapsari
Prana Sulaksana, menekuni dunia tulis-menulis dan membaca, lahir di Bandung, Jawa Barat, 8 Januari 1995. Puisi-puisinya termuat dalam sejumlah antologi. Kini, tinggal dan berkarya sebagai seorang pendidik di Soreang, Kabupaten Bandung. (SK-1)