Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
HARI ini, 28 April 1949 silam. Empat tahun setelah Republik merdeka, penyair Chairil Anwar mati muda. Saat itu, usianya sekitar 26 tahun.
Kini, 73 tahun sudah Chairil pergi. Mewarisi karya-karya lawas bagi bangsa. Selalu menjadi bacaan wajib pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Setiap buku pelajaran Bahasa Indonesia selalu memuat puisi-puisinya.
Sjuman Djaja, sineas dan alumnus Uni Soviet, pernah ikut mengangkat kisah-kisah Chairil yang penuh inspiratif. Terutama, karya bertema patriotisme.
Istri pertama Sjuman ialah Farida Oetoyo, seorang maestro balet Indonesia. Mereka berdua sama-sama menamatkan kuliah dari Moskwa. Sjuman di jurusan perfilman sedangkan Farida di jurusan balet.
Sjuman sempat menulis naskah skenario tentang tokoh Chairil.
Rencana awalnya untuk difilmkan. Itu dibuat berdasarkan buku Sjuman berjudul Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar.
Sayang, belum sempat ia realisasikan, maut lebih cepat mengetuk pintu pada 1985. Buku tentang Chairil tersebut dibuat atas dedikasi teman-teman Sjuman. Dipandang perlu untuk mengangkat kisah “Si Binatang Jalang” ke layar lebar.
Baca juga: Mengingat Penyair Intojo di Hari Puisi Sedunia
Sjuman sempat mengontak teman-temannya di Moskwa. Ia mengutarakan niat baiknya untuk menggandeng Studio Lenfilm, Saint Petersburg. Itu adalah perusahaan ternama di Eropa Timur. Reputasi sinematografinya sangat dipercaya.
Dalam perpuisian internasional, karya Chairil sangat dikenal dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pemilihan karyanya karena begitu lekat dengan awal-awal kemerdekaan dan semangat nasionalisme yang kuat.
Di Rusia, misalnya, karya Chairil telah menjadi bacaan wajib bagi pelajar asing penutur Bahasa Indonesia. Para pelajar membaca karya-karya yang sederhana, mudah dimengerti, dan enak dibaca. Selain karya Chairil, tentu karya W S Rendra.
Peneliti sastra Indonesia dan Melayu di Rusia, Prof Vilen Sikorski adalah salah satu tokoh yang menerjemahkan karya Chairil berjudul Aku. Puisi tersebut juga pernah dimasukkan ke dalam penelitian disertasinya.
Sebelum Sikorski, ada Sergei Severtsev (1924-1991), penyair asal Moskwa. Ia lebih dahulu ambil peran menerjemahkan karya Chairil berjudul Catatan Tahun 1946. Severtsev garap pada 1963.
Karya Chairil juga banyak diminati dalam bahasa Jerman. Pernah diterjemahkan oleh Walter Karwath pada 1978, sedangkan dalam bahasa Inggris dialihbahasakan oleh Donna Dickinson pada 1960.
Begitu pula dalam bahasa-bahasa lainnya, seperti bahasa Spanyol, Mandarin, Motu dan sebagainya. Saya sekadar menyebut beberapa saja di sini. Chairil telah ikut memberi kontribusi dalam perpuisian dunia.
Kita laik mengheningkan puisi sejenak.
Mengingat kembali jasa sang penyair. Ia berpulang ke pangkuan Sang Khalik ini hari, 73 tahun silam. Sebuah perjalanan sejarah sebab pada 26 Juli mendatang, ia genap berusia 100 tahun.
Nama Chairil akan terus harum mewangi. Spiritnya tersirat lewat puisi berjudul Aku. Chairil sudah memberi sinyal di era kepenyairan bahwasanya ia ingin hidup seribu tahun lagi. Nama besar Chairil selalu dikenang sebagai patriot.
Baca juga: Bayar Kopi dengan Puisi
Baca juga: Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
Baca juga: Keberuntungan Anies Hitung Hari
Iwan Jaconiah, penyair, esais, wartawan Media Indonesia dan Metro TV. Peraih Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (2015) dan Beasiswa Penuh Pemerintah Rusia (2015). Ia adalah pesastra Indonesia pertama peraih Diploma of Honor Award pada helatan X International Literary Festival "Chekhov Autumn-2019" di Yalta, Republik Krimea, Federasi Rusia. Buku terbarunya kumpulan puisi Hoi! (Terbit Press, 2020). Ilustrasi: Muur Gedichten.
"Bisa disimpulkan kalau market peminat puisi dan sastra ini sebenarnya banyak, tetapi belum ada yang mengakomodir, belum ada rumahnya. Inisiatif saya membuat rumah itu, komunitas,"
Joko Pinurbo meninggal dunia pada Sabtu, 27 April 2024. Jokpin, panggilan Joko Pinurbo, sempat mengalami sakit sejak beberapa hari sebelum menghembuskan napas terakhir.
Perpaduan antara humor dan ironi dikemas Joko Pinurbo dalam karya apik yang jenaka dan menyentil kenyataan sosial kita.
Barangkali saat bocah-bocah ingusan baku hantam, mereka sedang lupa tentang tonggak lahirnya sumpah sejarah bangsa.
Jika kebenaran lebih baik; itu bukan niat jahat seseorang, melainkan keinginannya.
Pada dua pasang binar mata kanak, kutitipkan doa di setiap kantukmu.
Sejarah mencatat Indonesia memiliki banyak tokoh yang berperan penting dalam upaya membela, mempertahankan kemerdekaan dan membangun negara.
Islam adalah agama yang memiliki sejarah panjang, penuh dengan tokoh-tokoh besar yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembentukan ajaran
Meskipun memiliki keterbatasan, para penyandang disabilitas mampu meraih prestasi luar biasa yang patut diacungi jempol.
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang membawa pengaruh luas dalam berbagai bidang.
Kongres Pemuda II tahun 1928 yang menghasilkan ikrar ‘Sumpah Pemuda’. Berikut tokoh-tokoh penting yang menginisiasi kongres itu.
Di era pra dan pascakemerdekaan Indonesia, tokoh-tokoh penting dan berpengaruh muncul sebagai pilar utama proses bernegara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved