Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Secarik kertas tak berdaya
meraung meminta aksara
menyapa pena tanpa jeda
hanya kebisuan menerpa
Hati meraung meminta asa
tangan menari menuangkan rasa
dalam ribuan aksara sastra
menjadi sebuah karya
Sajakku mengembara
menjelajahi pelosok negara
jauh melanglang buana
memberi manfaat bagi semesta
Pena mengungkap rasa
yang tak terucap dalam kata
melalui goresan pena
kuukirkan asa bersama aksara
2022
Baca juga: Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
Baca juga: Sajak-sajak Tiara Asyfia Sidik
Ketika takdir dimainkan indah sang pencipta
tirai-tirai langit patuh bersama rintik keluh
waktu mengikuti alur takdir sang khalik
diguyur gemercik air di jiwa
Kala mentari menunjukkan sinarnya
cahaya jingga menggeliat merayu gelisah
mewarnai langit pagi di tahun kelam penuh resah.
Meski akan datang malam temaram
langit telah siaga bersama lentera purnama
bintang mengintip suasana kerlip penuh makna
di antara mentari dan purnama, tangisan terhenti
mengurangi beban kehidupan
Takdir bagai pelajaran, menjadi pelengkap kehidupan
tak bisa diacuhkan walau sekedip mata memandang
namun ia juga bagai tirai pembuka kesabaran
melihat cakrawala dan memecahkan persoalan
Kini, takdir kesedihan mewarnai awal tahun
yang telah berlalu bagai kenangan
tersimpan rapi di sudut waktu
2022
Dalam rintik hujan aku memandang
bolehkah menengok ke belakang?
melihat sejuta kenangan
mengalung dalam kehidupan
Hidup memang tak seperti pelangi
yang selalu indah berwarna-warni
menghadirkan cerita tersendiri
sebagai pelengkap kehidupan ini
Sebuah aksara terselip dalam hati
ada rasa yang tak bisa kuungkap sendiri
maha membayangi dan semakin menghantui
kala aku sendiri di balik sunyi
Aku tahu, itulah arti merindui
rasa datang saat temaram
sampai-sampai baru aku sadari
kedatangannya tanpa salam
2022
Baca juga: Sajak-sajak Andrik Purwasito
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia
Ketika nada-nada perintah menggema dalam ruangan
semburat merah muncul menghapus ketidaktahuan
memunculkan amarah yang sulit untuk disembunyikan
dengan segala emosi yang sulit tuk diredam
Kala hati sesak menahan rasa
letupan terus menggumpal di dada
memoles wajah petang jingga yang membara
Kemuning waktu terus bergulir
menghapus petang jingga dengan lentera purnama
menggantikan rasa yang menggumpal di dada
dengan mimpi-mimpi penuh asa
Amarah bagai motivasi yang tersirat di antara bait-bait puisi
mampu melahirkan mimpi yang terselip dalam angan-angan imajinasi
berselimut dendam yang terasa sesak di hati
Kala petang mengarsir
atmosfer dengan jingganya
memotret bait-bait asa yang tersisa
mengabadikan amarah kala petang
ada sesak dan asma menggumpal di dada
2022
Kala Tuhan melukiskan takdir kehidupan
ketika aku mendapatkan duri dalam perjalanan
saat tak ada tempat untuk menerjemahkan rasa
hanya keputusasaan yang bisa tergambarkan
Sebesit cahaya menerangi hutan asri
melepaskan bayang yang terkunci kerinduan
menghapus beban yang bersarang dalam jiwa
memberi kesejukan kala raga dipenuhi peluh-peluh kehidupan
Cahaya maha pasti
meski tak terlihat secara hosti
namun memberi kesejukan pada hati
itulah sebesit sinar putih Illahi
2022
Baca juga: Berani
Baca juga: Sajak-sajak Maria Regine
Baca juga: Tak Ada Sesuatu yang Baru di Bawah Matahari
Ayu Thalia, mahasiswi asal Jakarta. Ia suka menulis puisi dan membaca karya sastra. Kini, sedang menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. Ilustrasi MI/Bayu Wicaksono.
Ayah-ibu, doakanlah anakmu agar menemukan tanah lapang di seberang.
Aku mencari irama nan syahdu serupa tangisan sasando di tanah kelahiran.
Pahit kopi adalah sebuah etika sedangkan tertawa hanyalah sejumput metafisika.
Ia memanfaatkan momen Hari Mangrove Sedunia dengan meluncurkan inisiatif Next Generation New Icon Gadis Antariksa.
Saya bangga menjadi juara pertama dalam ajang internasional ini. Apalagi saya satu-satunya wakil Indonesia yang dikirim Yayasan Dunia Mega Bintang.
Korbannya sebanyak 120 orang yang kebanyakan mahasiswa dan mahasiswi di kampus yang sama.
Sampai kiamat tiba di ubun-ubun, masih ingin dia menanam kopi-kopinya.
Secangkir kopi di meja telah menghidupi jiwa-jiwa sepi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved