Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Wadai Khas Banjar Favorit Saat Ramadan

Denny Susanto
29/4/2021 11:38
Wadai Khas Banjar Favorit Saat Ramadan
Atus dan suaminya menjual wadai khas Banjar, Kalimantan Selatan yang selalu ramai saat Ramadan dan Idul Fitri(MI/Denny Susanto )

RAMADAN 1442 hijriah tahun ini di Kalimantan Selatan merupakan tahun kedua tanpa kemeriahan gelaran even pusat jajanan bulan Ramadan (Ramadhan Cake Fair) akibat pandemi covid 19. Namun stand-stand penjualan jajanan (wadai) khas Banjar yang dibangun pedagang musiman tetap ramai diserbu warga.

Setiap sore menjelang berbuka, ratusan bahkan ribuan stand wadai yang tersebar di tepi jalan, komplek perumahan dan pertokoan hingga ke dalam gang menjadi lokasi ngabuburit warga. Seperti di kawasan Jalan Cemara Raya Kompleks Perumnas Kayu Tangi Banjarmasin berdiri puluhan stand wadai khas Banjar yang hanya muncul setiap ramadhan.

Salah satu stand yang menjual aneka wadai khas Banjar adalah stand atau kios milik Atus. Aneka wadai yang dijual antara lain amparan tatak pisang, sari muka lakatan, sari muka hijau, sari pengantin, putri selat, lapis india, lapis hula hula, kue lam, nangka susun, pisang sagu, keraraban dan tentunya wadai bingka.

"Setiap sore kami berjualan di Jalan Cemara Raya depan Puskesmas," ujar Akhmad Ariffin, suami Hj Atus, Rabu (28/4).

Kue-kue basah khas Banjar ini merupakan bikinan Atus dengan memperkerjakan beberapa warga sekitar rumahnya. Atus sendiri hanya berjualan selama bulan Ramadan saja. Setiap hari ada sekitar 30 buah loyang (ceper) aneka wadai yang diproduksi mulai jam 5 pagi hingga menjelang siang. Wadai-wadai ini dikukus menggunakan 15 buah kompos gas selama 2-3 jam. Sedangkan persiapan berupa penyediaan bahan baku pembuatan wadai dilakukan dua bulan sebelum Ramadan karena beberapa bahan baku harus dicari ke pelosok kabupaten.

"Jauh-jauh hari kita harus menyiapkan bahan baku seperti gula aren, kelapa dan bahan alami lainnya yang kita cari ke beberapa kabupaten," kata Atus yang berjualan wadai sejak 1985.

baca juga: Pernik Ramadan

Karena sudah cukup terkenal Atus memiliki langganan konsumen tetap termasuk memasok untuk keperluan berbuka mesjid. Para pembeli langganan banyak yang memesan terlebih dahulu dan kemudian mengambil pesanan di rumah produksi.

Harga jual wadai rata-rata Rp15 ribu perpotong atau 1/16 loyang. Harga per loyangnya sebesar Rp240 ribu. Khusus untuk wadai bingka dijual seharga Rp40 ribu. Mengikuti perkembangan zaman dan anjuran pemerintah, wadai produksi Atus juga dipasarkan secara online melalui media sosial yang dikelola anaknya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah