Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kejagung Sebut Jurist Tan Segera Masuk Daftar Red Notice

Candra Yuri Nuralam
16/7/2025 18:02
Kejagung Sebut Jurist Tan Segera Masuk Daftar Red Notice
Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna .(Metrotvnews/Candra Yuri Nuralam)

KEJAKSAAN Agung (Kejagung) tidak akan melakukan pemanggilan lagi terhadap mantan Staf Khusus (Stafsus) eks Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim, Jurist Tan. Setelah menjadi tersangka, upaya paksa berlaku untuknya.

“Yang jelas, kita tidak lagi melakukan pemanggilan (Jurist Tan). Dan mungkin nantinya penyidik rencana akan menetapkan DPO (daftar pencarian orang),” kata Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (16/7).

Jurist Tan merupakan tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem chromebook di Kemendikbud-Ristek. Kejagung ogah memanggil eks anak buah Nadiem itu karena kesempatan mangkir sudah habis.

Anang belum bisa memastikan langkah paksa penyidik berikutnya. Namun, Jurist Tan segera masuk daftar red notice. “Nanti ditindaklanjutnya dengan red notice,” ucap Anang.

Saat ini, Kejagung masih mencari negara tempat Jurist bernaung. Semua informasi soal keberadaan eks anak buah Nadiem itu dipastikan ditindaklanjuti. “Semua informasi nanti kita tampung, nanti kita deteksi keberadaannya, benar atau tidaknya, kita akan memastikan,” ujar Anang.

Kejagung menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yakni, mantan Staf Khusus (Stafsus) Nadiem, Jurist Tan (JT), Konsultan Ibrahim Arief (IA), eks Direktur SMP Kemendikbudristek Mulyatsah (MUL), dan mantan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih (SW).

Kasus itu naik ke tahap penyidikan pada 20 Mei 2025. Perkara ini berkaitan dengan bantuan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi satuan pendidikan tingkat dasar, menengah, dan atas.

Proyek ini diduga memaksakan spesifikasi operating system chrome atau chromebook. Padahal, hasil uji coba pada 2019 menunjukkan penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif sebagai sarana pembelajaran lantaran. Sebab, penggunaannya berbasis internet, sedangkan belum seluruh wilayah terkoneksi kekuatan internet yang sama.

Diduga, ada pemufakatan jahat berupa mengarahkan tim teknis yang baru agar membuat kajian teknis pengadaan peralatan TIK diunggulkan untuk menggunakan spesifikasi chromebook.

Kemendikbud-Ristek menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp6,3 triliun. (Can/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik