Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Kasus Narkoba di Kalangan Perempuan Meningkat, Kepala BNN: Perlu Ada Langkah Pencegahan dan Pemberdayaan

Ficky Ramadhan
26/6/2025 22:43
Kasus Narkoba di Kalangan Perempuan Meningkat, Kepala BNN: Perlu Ada Langkah Pencegahan dan Pemberdayaan
Sejumlah tersangka diamankan dari kasus narkotika selama April-Juni 2025 di Kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai, Jakarta, Senin (23/6/2025)( ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi.)

BADAN Narkotika Nasional (BNN) RI menyoroti fenomena yang memprihatinkan terkait meningkatnya keterlibatan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, dalam jaringan peredaran gelap narkotika.

Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom mengatakan bahwa fenomena ini bukan hanya masalah hukum, tetapi juga persoalan sosial dan ekonomi yang kompleks.

"Ini tentu sangat ironis, karena mereka adalah sosok ibu yang seharusnya menjadi pilar moral dan pelindung generasi penerus bangsa," kata Marthinus dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (26/6).

Menurut data BNN dalam beberapa tahun terakhir, proporsi perempuan yang terlibat dalam kasus narkoba mencapai 5 hingga 10%. Artinya, dari setiap 100 tersangka, terdapat sekitar 5 hingga 10 perempuan yang terjerat dalam sindikat narkotika.

Peran mereka pun tak lagi hanya sebagai pengguna, melainkan juga sebagai kurir lintas provinsi, lintas pulau, bahkan lintas negara.

Menurutnya Marthinus, fenomena itu diakibatkan oleh faktor kondisi dan tuntutan ekonomi keluarga. Sehingga, sejumlah perempuan secara sukarela mengambil jalan pintas melibatkan diri dalam sindikasi kejahatan narkoba.

"Kondisi ekonomi yang sulit membuat sejumlah perempuan mengambil jalan pintas dengan menjadi bagian dari jaringan narkoba, ini sangat ironis," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk menghadapi fenomena yang memprihatinkan tersebut, Marthinus mengatakan, perlu adanya langkah kolaboratif dalam rangka menjaga dan melindungi harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia sebagai ibu dari anak-anak generasi penerus bangsa.

Pihaknya tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan. Salah satunya adalah dengan mendorong langkah-langkah afirmatif untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan moral perempuan Indonesia.

"Perempuan adalah tiang negara. Bila mereka runtuh, maka akan goyah pula generasi bangsa ke depan. Maka dari itu, upaya pemberdayaan ekonomi perempuan, penguatan peran mereka dalam keluarga, serta edukasi tentang bahaya narkoba menjadi sangat penting," tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga akan mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, hingga dunia kerja, untuk membangun sistem kewaspadaan dini terhadap ancaman narkoba.

"Kesadaran kolektif dinilai krusial dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba, sekaligus memperkuat ketahanan sosial masyarakat," tuturnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya