Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gestur Gibran saat Bersalaman dengan Try Sutrisno Disebut Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik

Tri Subarkah
03/6/2025 14:09
Gestur Gibran saat Bersalaman dengan Try Sutrisno Disebut Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.(MGN)

MOMEN Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersalaman dengan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno saat peringatan Hari Lahir Pancasila, kemarin, Senin (2/6) mencuri perhatian publik. Terlebih, itu merupakan momen pertama Gibran dan Try bertemu usai isu pemakzulan lewat surat purnawirawan TNI yang salah satunya ditandatangani Try.

Direktur Eksekutif Triaspols Agung Baskoro berpendapat, momen berjabat tangan itu menunjukkan kedewasaan Gibran dalam berpolitik dan berdemokrasi. Apalagi, Gibran menunjukkan gerak tubuh membungkuk saat bersalaman dengan Try.

"Ini salah satu bentuk kedewasaan berpolitik, berdemokrasi dari Mas Gibran kepada Bapak Try Sutrisno. selain beliau lebih senior, suka atau tidak beliau adalah tokoh bangsa yang jasa-jasanya masih kita rasakan lewat pembangunan di masa Orde Baru di masa Presiden Soeharto," katanya kepada Media Indonesia, Selasa (3/6).

Gestur Gibran?

Menurut Agung, gestur membungkuk Gibran dapat dibaca sebagai bentuk hormat dan apresiasi terhadap tokoh yang lebih tua. Sikap itu ditunjukkan terlepas adanya perbedaan cara pandang politik yang selama ini mengemuka. Apalagi, momen itu berlangsung saat perayaan Hari Lahir Pancasila.

"Yang paling utama ketika kita ngomong Pancasila dalam konteks kemarin, semua pemimpin-pemimpin kita satu suara, satu sikap, untuk Indonesia yang lebih baik dan maju," jelas Agung.

Kendati demikian, Agung juga tak memungkiri jika sikap membungkuk Gibran saat bersalaman dengan Try merupakan bentuk interaksi panggung depan politik. Sebab, kondisi panggung belakangnya tidak dapat dilepaskan dengan isu pemakzulan terhadap Gibran.

Panggung Politik?

Agung berpendapat, kondisi panggung belakang politik terkait isu pemazulan Gibran cukup menghujam jantung kekuasaan, baik dalam konteks pemerintahan Presiden Prabowo Subianto maupun Keluarga Solo, yakni mantan Presiden Joko Widodo.

"Karena isu pemakzulan muncul menguat pasca-pilpres selesai dan ini bukan hal yang positif. Jadi kita harus melihat secara objektif interaksi di panggung belakang maupun di panggung depan," terangnya.

(Tri/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya