Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Plus dan Minus Seorang Intelijen Pimpin Bea Cukai Menurut Pengamat

Insi Nantika Jelita
21/5/2025 16:44
Plus dan Minus Seorang Intelijen Pimpin Bea Cukai Menurut Pengamat
Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI) Prianto Budi Saptono.(Dok. Instagram Prianto Budi Saptono)

SEKRETARIS Utama Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Djaka Budi Utama dikabarkan menjadi Dirjen Bea Cukai yang baru. Pengamat sekaligus Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI) Prianto Budi Saptono menyoroti kelebihan dan kekurangan dari latar belakang militer yang dimiliki Djaka.

Dari perspektif positif, ungkapnya, pengalaman di bidang intelijen dapat mendukung kinerja petugas bea cukai untuk menanggulangi penyelundupan barang-barang ilegal yang masuk ke Indonesia.

"Dari perspektif negatif, ketiadaan latar belakang Djaka di kantor bea cukai membuat dirinya harus cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya," ujar Prianto kepada Media Indonesia, Rabu (21/5).

Menurutnya, pergantian pejabat eselon I di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bukan sekadar urusan birokrasi, melainkan sering kali sarat dengan kepentingan politik, termasuk politik kebijakan. Penunjukan pejabat di posisi strategis seperti Dirjen Bea Cukai tidak dapat dilepaskan dari konteks dinamika nasional, baik secara ekonomi maupun keamanan.

Saat ini, tantangan yang dihadapi Kemenkeu cukup kompleks. Di sisi perpajakan, penerimaan negara tengah tertekan sebagai dampak dari penerapan sistem Coretax. Sementara itu, dari sisi kepabeanan, maraknya penyelundupan barang, termasuk narkoba, kembali menjadi sorotan publik.

Djaka diharapkan mampu membangun sinergi antarpejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Para direktur di DJBC juga diharapkan aktif memberikan masukan yang konstruktif demi menciptakan harmonisasi kerja di lapangan.

"Penunjukan pejabat publik, siapa pun orangnya dan dari latar belakang apa pun, tidak pernah terjadi dalam ruang hampa," tambahnya.

Prianto mengatakan selalu ada latar belakang dan pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut, baik dari unsur politik, profesional, maupun institusional. Meskipun tidak selalu ideal, keputusan itu adalah hasil dari kompromi kebijakan yang disebut sebagai the second best policy.

Sebagai pejabat berlatar belakang militer, Djaka juga harus memastikan bahwa posisinya mematuhi ketentuan dalam Undang-Undang TNI yang telah direvisi. Kepatuhan terhadap asas legalitas sangat penting untuk memastikan bahwa peran dan wewenangnya sebagai pejabat publik berada dalam koridor hukum yang berlaku.  (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya