Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
EKSA Direktur PT WIKA Agus Herijanto (AH) menjalani sidang tuntutan kasus dugaan rasuah dalam pembangunan shelter tsunami di Lombok Utara, beberapa waktu lalu. Jaksa penuntut umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta hakim memberikan vonis penjara 7,5 tahun kepadanya.
“Adapun terdakwa saudara AH, mantan Direktur PT WIKA, dituntut pidana badan 7,5 tahun penjara, pidana denda senilai Rp400 juta,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (19/5).
Budi mengatakan, jaksa juga meminta Agus diberikan pidana pengganti sebesar Rp1,3 miliar. Uang denda dan pengganti itu wajib dibayar dalam waktu sebulan setelah vonis berkekuatan hukum tetap, atau pidana penjaranya ditambah.
Sidang tuntutan juga digelar untuk mantan pejabat Kementerian PUPR Aprialely Nirmala (AN). Jaksa meminta hakim memberikan pidana penjara enam tahun kepada terdakwa itu.
“Dan pidana denda senilai Rp300 juta, subsidider kurungan enam bulan,” ucap Budi.
Budi mengatakan, kasus ini membuat negara merugi Rp18,4 miliar. Semua fakta persidangan masih dikumpulkan untuk dikaji setelah kasus masuk ke tahapan vonis.
“KPK masih terus mencermati setiap fakta-fakta persidangan dalam perkara tersebut dan tentunya KPK juga mengajak masyarakat untuk terus mengikuti jalannya proses persidangan ini,” tutur Budi. (Can/P-3)
Budi enggan memerinci cara Haryanto menerima uang panas dari para TKA. Keterangan tersangka itu sudah dicatat untuk pemberkasan kasus, sebelum penahanan dilakukan.
Tiga saksi itu yakni anggota DPRD Kabupaten Sampang A Firman Hamzah AS, Wiraswasta Rahmadiyan, dan PNS Aceh Fauzi Al Ajib.
KPKÂ mengungkapkan Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Mudyat Noor, diperiksa penyidik soal tambang batu bara.
Windy merupakan tersangka dalam kasus ini. Selain penyanyi itu, KPK memeriksa wiraswasta Rinaldo Septariando B, kemarin.
Dalam kasus ini, KPK sudah menyita lebih dari 104 kendaraan. Rinciannya yakni 72 mobil dan 32 motor. Semua diyakini berkaitan dengan pencucian uang Rita.
Maruarar juga meminta kepada KPK untuk menambah tiga personelnya dalam rangka mengawasi jalannya program rumah subsidi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved