Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Biografi Ir Soekarno: Pemimpin dan Penggagas Indonesia

Thalatie K Yani
25/3/2025 10:05
Biografi Ir Soekarno: Pemimpin dan Penggagas Indonesia
Ir Soekarno(Pinterest)

Ir. Soekarno, bukan sekadar nama, melainkan simbol dari perjuangan kemerdekaan dan identitas bangsa Indonesia. Lebih dari sekadar presiden pertama, ia adalah arsitek gagasan, orator ulung, dan pemimpin karismatik yang berhasil menyatukan keberagaman nusantara dalam satu visi: Indonesia merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Kisah hidupnya adalah mozaik perjalanan bangsa, penuh warna, dinamika, dan inspirasi bagi generasi penerus.

Masa Muda dan Pendidikan: Membangun Fondasi Nasionalisme

Soekarno lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1901. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru, sementara ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, berasal dari Bali. Karena sering sakit-sakitan, namanya kemudian diganti menjadi Soekarno. Sejak kecil, Soekarno telah menunjukkan kecerdasan dan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Ia menempuh pendidikan dasar di Eerste Inlandse School (ELS), kemudian melanjutkan ke Hogere Burgerschool (HBS) di Surabaya. Di HBS, ia berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti H.O.S. Tjokroaminoto, yang kemudian menjadi mentornya.

Tjokroaminoto, seorang pemimpin Sarekat Islam, menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan dalam diri Soekarno muda. Di bawah bimbingannya, Soekarno mulai aktif dalam organisasi pemuda dan terlibat dalam diskusi-diskusi politik. Ia menyadari bahwa penjajahan Belanda telah merampas hak-hak rakyat Indonesia dan menghambat kemajuan bangsa. Kesadaran inilah yang kemudian mendorongnya untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.

Setelah lulus dari HBS, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool (THS) di Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung atau ITB). Di sana, ia mengambil jurusan teknik sipil. Namun, minatnya terhadap politik dan perjuangan kemerdekaan tidak pernah padam. Ia terus aktif dalam organisasi-organisasi pergerakan nasional dan menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh penting lainnya. Di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC), sebuah wadah bagi para mahasiswa untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang masalah-masalah kebangsaan.

Pada tanggal 25 Mei 1926, Soekarno berhasil menyelesaikan studinya di THS dan meraih gelar insinyur. Namun, ia tidak memilih untuk bekerja sebagai insinyur. Ia lebih memilih untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menyadari bahwa kemerdekaan adalah prasyarat utama bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Perjuangan Kemerdekaan: Dari PNI hingga Pengasingan

Setelah lulus dari THS, Soekarno semakin aktif dalam pergerakan nasional. Pada tanggal 4 Juli 1927, ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), sebuah partai politik yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia secara penuh. PNI dengan cepat menjadi partai yang populer dan memiliki banyak pengikut di seluruh Indonesia. Soekarno sebagai pemimpin PNI, menjadi tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pidato-pidato Soekarno yang berapi-api dan penuh semangat membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia. Ia menyerukan persatuan dan kesatuan bangsa untuk melawan penjajahan Belanda. Ia juga mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial yang dianggap merugikan rakyat Indonesia. Akibatnya, pemerintah kolonial Belanda merasa terancam dengan keberadaan PNI dan aktivitas Soekarno.

Pada tanggal 29 Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan dipenjara di Sukamiskin, Bandung. Penangkapan Soekarno ini memicu protes dan demonstrasi di seluruh Indonesia. Rakyat Indonesia menuntut pembebasan Soekarno dan kemerdekaan Indonesia. Selama di penjara, Soekarno tetap aktif menulis dan berjuang. Ia menulis pledoi yang terkenal berjudul Indonesia Menggugat, yang berisi pembelaan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kritik terhadap penjajahan Belanda.

Pada tahun 1931, Soekarno dibebaskan dari penjara. Namun, ia tidak diizinkan untuk beraktivitas politik. Ia kemudian bergabung dengan Partindo (Partai Indonesia), sebuah partai politik yang didirikan oleh Sartono. Namun, aktivitasnya di Partindo juga tidak berlangsung lama. Pada tahun 1933, ia kembali ditangkap dan diasingkan ke Ende, Flores. Kemudian, pada tahun 1938, ia dipindahkan ke Bengkulu.

Meskipun diasingkan, Soekarno tidak pernah menyerah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia terus menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya dan memberikan dukungan moral kepada mereka. Ia juga memanfaatkan waktu pengasingannya untuk belajar dan mengembangkan pemikirannya tentang Indonesia merdeka. Di Bengkulu, ia bertemu dengan Fatmawati, seorang wanita muda yang kemudian menjadi istrinya dan ibu dari Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Kemerdekaan dan Orde Lama: Membangun Negara dan Bangsa

Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno dibebaskan dari pengasingan. Pemerintah Jepang memanfaatkan popularitas Soekarno untuk menarik dukungan dari rakyat Indonesia. Soekarno dan tokoh-tokoh nasional lainnya seperti Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur bekerja sama dengan pemerintah Jepang dalam organisasi-organisasi seperti Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan Jawa Hokokai. Namun, di balik kerja sama ini, Soekarno dan tokoh-tokoh nasional lainnya tetap berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Proklamasi ini menandai lahirnya negara Indonesia dan berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Soekarno menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Ia memimpin bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Ia harus menghadapi agresi militer Belanda, pemberontakan-pemberontakan di berbagai daerah, dan masalah-masalah ekonomi dan sosial yang kompleks.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Soekarno menerapkan berbagai kebijakan dan strategi. Ia berusaha untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, membangun infrastruktur negara, mengembangkan ekonomi nasional, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia juga aktif dalam forum-forum internasional untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Soekarno dikenal dengan konsep Trisakti, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Ia juga menggagas konsep Nasakom, yaitu nasionalisme, agama, dan komunisme, sebagai landasan persatuan bangsa. Namun, konsep Nasakom ini kemudian menjadi kontroversial dan menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat Indonesia.

Pada masa Orde Lama, Soekarno menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Sistem ini memberikan kekuasaan yang besar kepada presiden dan membatasi peran partai-partai politik. Sistem demokrasi terpimpin ini dianggap oleh sebagian kalangan sebagai otoriter dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

Orde Baru dan Akhir Hayat: Kontroversi dan Warisan

Pada tahun 1965, terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G30S), sebuah peristiwa yang mengguncang bangsa Indonesia. Peristiwa ini menewaskan sejumlah perwira tinggi TNI dan menimbulkan krisis politik yang berkepanjangan. Setelah peristiwa G30S, Soekarno kehilangan kekuasaannya secara bertahap. Pada tahun 1967, ia secara resmi digantikan oleh Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Soekarno hidup dalam pengasingan di Wisma Yaso, Jakarta. Ia dilarang untuk berbicara di depan publik dan dibatasi dalam berinteraksi dengan orang lain. Kondisi kesehatannya pun semakin memburuk. Pada tanggal 21 Juni 1970, Soekarno meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Ia dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, dekat dengan makam ibunya.

Meskipun telah meninggal dunia, Soekarno tetap menjadi tokoh yang kontroversial. Sebagian kalangan mengaguminya sebagai pahlawan kemerdekaan dan bapak bangsa, sementara sebagian kalangan lainnya mengkritiknya karena kebijakan-kebijakannya pada masa Orde Lama. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Soekarno telah memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Ia telah memimpin bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, membangun negara, dan memperjuangkan kepentingan Indonesia di dunia internasional.

Warisan Soekarno masih terasa hingga saat ini. Gagasan-gagasannya tentang nasionalisme, persatuan, dan kemandirian bangsa masih relevan untuk diterapkan dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Semangat perjuangannya untuk mencapai kemerdekaan dan keadilan sosial masih menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Gagasan dan Pemikiran Soekarno: Landasan Ideologi Bangsa

Soekarno bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga seorang pemikir yang brilian. Ia memiliki gagasan-gagasan yang orisinal dan visioner tentang Indonesia merdeka. Gagasan-gagasannya ini kemudian menjadi landasan ideologi bangsa Indonesia.

Salah satu gagasan utama Soekarno adalah tentang nasionalisme. Ia meyakini bahwa nasionalisme adalah kekuatan yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam. Ia menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mencintai tanah air, menghormati budaya bangsa, dan berjuang untuk kepentingan nasional. Nasionalisme Soekarno bukanlah nasionalisme yang sempit dan chauvinistik, tetapi nasionalisme yang inklusif dan menghargai perbedaan.

Selain nasionalisme, Soekarno juga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menyadari bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Oleh karena itu, ia menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu dalam membangun negara dan bangsa. Ia juga mengingatkan bahwa perpecahan dan konflik hanya akan melemahkan bangsa Indonesia.

Soekarno juga memiliki gagasan tentang kemandirian ekonomi. Ia meyakini bahwa Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi. Ia menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengembangkan industri nasional, meningkatkan produksi pertanian, dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara asing. Ia juga menekankan pentingnya pemerataan pembangunan ekonomi agar seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati kesejahteraan.

Selain itu, Soekarno juga memiliki gagasan tentang keadilan sosial. Ia meyakini bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan kesehatan. Ia menyerukan kepada pemerintah untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat miskin dan terpinggirkan. Ia juga menekankan pentingnya pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang adil.

Gagasan-gagasan Soekarno ini kemudian dirumuskan dalam Pancasila, yaitu lima sila yang menjadi dasar negara Indonesia. Pancasila terdiri dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila merupakan ideologi yang unik dan khas Indonesia, yang menggabungkan nilai-nilai universal dengan nilai-nilai lokal.

Soekarno dalam Kenangan: Inspirasi Bagi Generasi Penerus

Soekarno adalah tokoh yang kompleks dan kontroversial. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ia telah memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa Indonesia. Ia telah memimpin bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, membangun negara, dan memperjuangkan kepentingan Indonesia di dunia internasional.

Kisah hidup Soekarno adalah inspirasi bagi generasi penerus bangsa. Semangat perjuangannya, keberaniannya, dan visinya tentang Indonesia merdeka harus terus dikenang dan diteladani. Gagasan-gagasannya tentang nasionalisme, persatuan, kemandirian, dan keadilan sosial masih relevan untuk diterapkan dalam menghadapi tantangan-tantangan global.

Soekarno adalah simbol dari perjuangan kemerdekaan dan identitas bangsa Indonesia. Ia adalah arsitek gagasan, orator ulung, dan pemimpin karismatik yang berhasil menyatukan keberagaman nusantara dalam satu visi: Indonesia merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Namanya akan selalu dikenang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Indonesia telah memberikan gelar pahlawan nasional kepada Soekarno. Namanya juga diabadikan dalam berbagai nama jalan, gedung, dan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Selain itu, banyak buku, film, dan lagu yang dibuat untuk mengenang dan menghormati Soekarno.

Soekarno adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah Indonesia. Ia adalah tokoh yang kontroversial, tetapi juga tokoh yang inspiratif. Ia adalah pemimpin yang visioner, tetapi juga manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, satu hal yang pasti, Soekarno telah meninggalkan warisan yang abadi bagi bangsa Indonesia.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kata-kata Soekarno: Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Kata-kata ini menunjukkan keyakinan Soekarno yang besar terhadap potensi generasi muda Indonesia. Mari kita sebagai generasi muda Indonesia, terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita Soekarno tentang Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya