Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
SEBUAH masjid dengan cat dominan warna hijau berdiri kokoh di Jalan Kesambi No.94, Kota Cirebon. Pada bagian depan masjid terdapat sebuah prasasti yang menuliskan sekelumit sejarah masjid tersebut.
"Masjid Sunan Gunung Djati atas pemberian nama dari PJM Republik Indonesia, Dr Ir Soekarno. Wakafnya Ibu RH Siti Garmini Sarojo Binti R Muchalar Surjaarmadja. Peletakan Batu Pertama oleh Wali Kota Kepala Daerah Tjirebon RSA Prabowo pada Tg 17-6-1960."
Pemerhati budaya Cirebon, Jajat menjelaskan, Presiden Sukarno di Cirebon pernah berdialog dengan masyarakat dan di tahun 1960. Pada saat itu, Bung Karno memberikan nama masjid Sunan Gunung Djati sebagai penghormatan dari hadirnya masjid yang tanahnya disumbangkan oleh Hj Siti Garmini Sarojo.
Garmini yang juga istri Sultan Hasanuddin keempat dari Keraton Kanoman, Cirebon, mewakafkan lahan sekitar 500 meter persegi. Di atas tanah wakaf tersebut lalu dibangunlah sebuah masjid.
Dulu, lahan tempat berdirinya Masjid Sunan Gunung Jati Garmini merupakan area persawahan. Lahan itu milik seorang tokoh perempuan Cirebon yang juga aktif di Nadhlatul Ulama (NU) Cirebon.
Jajat mengingatkan catatan sejarah dan budaya jangan dilupakan generasi hari ini. Seiring berjalan waktu ini membuktikan bahwa perhatian sejarah, budaya dan agama dari Bung Karno.
"Jadi jangan ajari toleransi orang Cirebon, karena sudah lama kami jalankan," kata Jajat saat mendampingi kunjungan Komisi A DPRD DIY beserta wartawan yang bertugas di DPRD DIY, Senin (17/2).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya menegaskan, pihaknya bersama masyarakat Cirebon selalu menjaga kekayaan budaya dan sejarah yang ada di Kota Cirebon. "Peninggalan sejarah dan budaya harus terus dilestarikan untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan," kata dia.
Peninggalan budaya yang masih dilestarikan di Kota Cirebon hingga kini, misalnya yang ada di empat Kraton yang ada di Cirebon, yaitu Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabonan. Selain itu, Cirebon juga memiliki peninggalan seni budaya yang masih dilestarikan, seperti batik, topeng, hingga tari.
Saat kunjungan tersebut, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menegaskan ada hal yang strategis dan penting dalam proses pendidikan kebangsaan yaitu meneguhkan karakter bagi semua warga termasuk kaum muda.
"Ada yang luar biasa, kalau menengok kembali apa yang dilakukan oleh Presiden Sukarno di Cirebon. Kita bisa telusuri warisan beliau, bagaimana meghadirkan Masjid Sunan Gunung Jati di Cirebon dan latar sejarah nya perlu kita gali bersama," kata Eko Suwanto.
Komisi A DPRD DIY bersama awak media di Yogyakarta, dalam kegiatan kunjungan ke Cirebon menyempatkan untuk melihat sejumlah lokasi bersejarah yang memiliki kaitan dengan sinau Pancasila diberbagai daerah.
Ia pun menyebut tiga aspek penting dari kunjungan yang dilakukan. Pertama, aspek ilmu pengetahuan harus diikuti dengan riset agar naskah otentik.
Kedua, soal pentingnya pembangunan museum. Kedua, jejak Soekarno yang sudah dikunjungi perlu dibuatkan dokumentasi dalam wujud video dan buku serta bisa dipublikasikan.
Menurut dia, Pemda DIY ke depan penting merealisasikan kerjasama dengan banyak pihak guna realisasikan sinau Pancasila dan Wawasan kebangsaan. "Di Cirebon kita lihat bagaimana kerukunan, budaya hadir dalam kehidupan masyarakat yang rukun," ungkap Eko Suwanto.
Eko Suwanto menambahkan dalam sejarahnya, relasi Bung Karno dengan Islam dan budaya cukup besar. Bung Karno, lanjut dia, pernah ada diskusi dengan pemimpin Soviet, kunjungan ke makam Imam Bukhari, membangun Masjid Syuhada, berdialog dengan masyarakat 1960 di Cirebon, serta memberikan nama masjid Sunan Gunung Jati.
Ia pun menyebut, ke depan Pemda DIY perlu mengembangkan museum dan menyampaikan pendidikan sejarah kepada penerus bangsa. "Bung Karno memiliki catatan sejarah besar bagi budaya dan sejarah," kata Eko .
Umarudin Masdar, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY menyatakan hadirnya masjid bersejarah yang dipakai Bung Karno, seperti di Cirebon bawa pesan bersejarah.
"Bung Karno dengan nasionalisme menyatukan agama dan kebudayaan," terang dia.
Usai kunjungan tersebut, pihaknya akan berkomunikasi dengan dinas Kebudayaan DIY tentang perawatan situs-situs bersejarah di DIY agar kaum muda bisa belajar sejarah.
Pekerja migran tersebut, kata dia, terakhir menghubungi keluarga pada akhir Juni 2025 untuk mengeluhkan kondisi kesehatannya.
Sekolah negeri favorit yang letaknya di tengah kota, sedangkan untuk sekolah negeri di pinggir kota juga masih tetap mencari siswa baru.
Ujian tes standar tahap 2 jalur prestasi ini menjadi salah satu alternatif bagi siswa berprestasi agar dapat diterima tanpa harus bersaing melalui jalur domisili.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
Jumlah pendaftar pada ajang ini sudah mencapai 1.500 orang. Jumlah tersebut tidak hanya berasal dari karyawan bank dan keluarga namun gabungan seluruh peserta.
Peluncuran 9 bank mini tingkat SMP dilakukan OJK Cirebon
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved