Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEBAKARAN terjadi di gudang peti buah di RT 04 RW 02 blok Kebon Kunir, Desa Kedung Jaya, Kecamatan Kedawung, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (1/8) dini hari. Hal itu disampaikan Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Cirebon. Kobaran api diduga berasal dari bekas bakaran sampah salah satu warga di belakang gudang peti buah.
“Karena angin bertiup cukup kencang, api pun menyambar tumpukan peti buah yang sudah jadi,” tutur Kabid Pemadam Kebakaran, Sarana Prasarana dan Penyelamatan Disdamkarmat, Kabupaten Cirebon, Eno Sunjana, Jumat (1/7).
Sesampainya di lokasi, lanjut Eno, api masih berkobar dengan besar hingga anggota Disdamkarmat Kabupaten Cirebon langsung membuka selang untuk melakukan pemadaman. Angin yang bertiup cukup kencang membuat api membesar bahkan merembet ke rumah di samping gudang.
“Karena api yang semakin membesar membuat anggota kami melaporkan ke dansek untuk meminta bantuan dari sektor lain,” tutur Eno.
Selanjutnya pemadaman api dengan melibatkan tim Damkar dari Pos Sektor Weru, Pos Sektor Palimanan, Pos Sektor Gunung Jati dan Pos Sektor Sumber dibantu dari Tim Damkar Kota Cirebon. Setelah bantuan datang petugas damkar langsung melakukan pemadaman dan pendinginan. Api, lanjut Eno, sempat merembet ke rumah di sebelah gudang, beruntung api dapat dilokalisir.
Ia menyebut proses pemadaman berlangsung sekitar 4 jam dengan menghabiskan sekitar 14 tangki air. Adapun materi yang terbakar yaitu kayu bahan baku peti buah, mesin pemotong kayu 2 buah, diesel penggerak mesin pemotong kayu 2 buah dan kompresor 2 buah. Untuk luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 300 meter persegi.
Ditambahkan Eno, kebakaran seharusnya bisa dicegah jika masyarakat lebih berhati-hati, terlebih di musim kemarau yang rawan api seperti saat ini. "Kami mengimbau masyarakat agar tidak sembarangan membakar sampah, terutama di area terbuka yang kering. Apalagi di dekat lahan yang mudah terbakar. Api kecil bisa cepat membesar jika tertiup angin,” pinta Eno. (H-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved