Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DPR RI dan pemerintah dinilai harus memperketat pengawasan penugasan prajurit dalam revisi Undang-Undang TNI yang saat ini sedang berjalan. Menurut pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi, revisi UU TNI perlu menegaskan batasan penugasan para prajurit aktif, termasuk memperjelas bahwa penugasan bersifat terbatas, ad hoc, dan hanya diisi pada bidang yang beririsan langsung dengan sektor pertahanan dan keamanan.
Guna merespon dinamika kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, ia juga mengusulkan penambahan klausul kementerian/lembaga yang sebelumnya sudah diakomodir lewat Pasal 47 UU TNI. Fahmi berpendapat, hal itu penting dilakukan untuk menghindari interpretasi yang terlalu luas dan berpotensi disalahgunakan di masa mendatang.
"Mekanisme pengawasan terhadap penugasan prajurit aktif di ranah sipil harus diperketat. DPR, Komisi I, serta Kementerian Pertahanan dan TNI harus memiliki mekanisme evaluasi berkala terhadap efektivitas dan dampak dari kebijakan ini," ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu (22/2).
Pengawasan ketat yang dimaksudnya perlu terejawantah lewat serangkaian aturan terkait penempatan prajurit aktif. Misalnya, kriteria yang jelas ihwal jabatan mana saja yang dapat diisi, mekanisme kontrol dan evaluasi berkala, serta batas waktu yang ketat. Hal tersebut diperlukan untuk mengantisipasi tidak terjadinya penugasan yang berlarut-larut atau bahkan menjadi penugasan institusi sipil oleh unsur militer.
"Jika pengawasan tidak ketat, ada risiko bahwa kebijakan ini justru menjadi 'jalan masuk' bagi keterlibatan militer di sektor-sektor sipil yang oleh sebagian masyarakat dikhawatirkan sebagai bentuk baru dari dwifungsi," terang Fahmi.
Lebih lanjut, ia juga meminta pembentuk undang-undang untuk memastikan TNI tetap berjarak dari politik dan bisnis. Pasalnya, salah satu kekhawatiran terbesar dari masyarakat sipil saat ini menyangkut kemungkinan revisi UU TNI menjadi langkah mundur bagi reformasi militer.
Oleh karena itu, Fahmi mengingatkan peran TNI dalam politik harus tetap 0%. Dengan demikian, prajurit aktif yang menduduki jabatan sipil harus benar-benar dilarang terlibat dalam politik praktis, baik dalam bentuk pernyataan, dukungan, maupun keterlibatan langsung dalam kebijakan-kebijakan yang bersifat politis.
Selain itu, DPR dan pemerintah juga diminta untuk terus mendengarkan aspirasi masyarakat, menjaga transparansi, dan akuntabilitas dalam pembahasan revisi UU TNI. Fahmi menjelaskan, keterbukaan dalam proses legislasi sangat penting agar ada diskursus publik yang sehat.
Terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Hariyanto mengatakan pihaknya menghormati dan mendukung setiap proses legislasi yang bertujuan memperkuat institusi pertahanan negara. TNI, sambungnya, akan terus mengikuti dan memberikan masukan sesuai kebutuhan organisasi terkait substansi revisi UU tersebut.
Terkait sejumlah isu yang mengemuka dalam revisi UU TNI seperti perubahan masa pensiun, penempatan prajurit di jabatan sipil, serta aspek lainnya, Hariyanto menegaskan pihaknya akan memastikan agar hal tersebut tetap sejalan dengan tugas pokok TNI, yakni menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
"TNI juga memastikan bahwa revisi ini tetap berlandaskan pada prinsip profesionalisme dan netralitas, sesuai dengan amanat reformasi TNI," jelasnya.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mencatat, setidaknya terdapat 2.569 prajurit TNI aktif pada jabatan sipil sepanjang 2023. Dari angka tersebut, 29 di antaranya merupakan perwira aktif yang menduduki jabatan sipil di luar lembaga yang sudah ditetapkan oleh UU TNI. Saat ini, penempatan prajurit aktif pada jabatan sipil yang dinilai Koalisi tidak sah antara lain Mayor Teddy sebagai Sekretaris Kabinet dan Mayjen Novi Helmy sebagai Direktur Utama Perum Bulog. (Tri/M-3)
Bendahara Fraksi Partai Gerindra sekaligus Anggota DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi arah kebijakan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat Sidang Tahunan MPR.
PRESIDEN Prabowo Subianto, dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2025 dan Sidang Bersama DPR RI & DPD RI, menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah salah satu pilar bangsa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka sudah berjalan baik.
Negara demokrasi tanpa kritik dapat membuka jalan menuju otoritarianisme.
Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) rencananya akan dilakukan sebelum 17 Agustus.
Desa dan kelurahan akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi berbasis gotong royong, tradisi, dan budaya bangsa.
Keputusan menaikkan pajak sering dipicu oleh beragam faktor, salah satunya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat yang berdampak pada berkurangnya transfer ke daerah.
Berikut isi pidato Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR RI.
Kami mengajak masyarakat untuk terus aktif mengawal kinerja DPR. Partisipasi publik yang kuat memperkuat legitimasi dan kualitas kebijakan. Kritik yang konstruktif sangat kami butuhkan.
Hukum acara pidana tidak semata-mata untuk menghukum tersangka, tetapi untuk memastikan tidak terjadinya kesewenang-wenangan negara terhadap warga negaranya.
Dalam surat DPR dengan perihal Seruan Mendesak untuk Tindakan Segera Guna Mengakhiri Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza mencakup enam poin desakan ke PBB.
KETUA BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera menyampaikan bahwa Ketua DPR Puan Maharani mengirim surat resmi kepada PBB untuk mendesak pembukaan blokade Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved