Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

2 Serangga Ini Bisa Masuk dalam Menu MBG untuk Daerah Tertentu

Yakub Pratama Wijayaatmaja
28/1/2025 14:30
2 Serangga Ini Bisa Masuk dalam Menu MBG untuk Daerah Tertentu
Serangga masuk jadi menu MBG(Freepik)

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya tidak menetapkan standar menu seragam untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh Indonesia. Wacana penggunaan serangga seperti belalang dan ulat sagu dalam menu MBG hanya relevan untuk daerah tertentu yang memang memiliki tradisi mengonsumsinya.

"Konteksnya bukan standar menu nasional, tetapi Standar Komposisi Gizi yang harus dipenuhi," ujar Dadan Selasa (28/1).

Ia menambahkan bahwa setiap daerah memiliki potensi sumber daya lokal yang unik, sehingga menu harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi dan kebiasaan masyarakat setempat.

Dadan juga menekankan pentingnya keberadaan ahli gizi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memastikan menu yang disediakan sesuai dengan kondisi lokal.

"Ahli gizi di SPPG akan mengakomodasi potensi lokal, kesukaan, dan kebiasaan masyarakat setempat, termasuk jika serangga seperti belalang atau ulat sagu menjadi alternatif sumber protein," jelasnya.

Meski demikian, Dadan menegaskan bahwa konsumsi serangga bukanlah keharusan bagi semua siswa. "Saya tahu ada daerah-daerah tertentu yang memang terbiasa makan serangga sebagai sumber protein, tetapi itu bukan untuk seluruh daerah," pungkasnya.

Di sisi lain, wacana ini mendapat penolakan dari anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani. Ia menilai ide memasukkan serangga dalam menu MBG tidak layak diterapkan, meskipun hanya di daerah tertentu.

"Tentu tidak layak masuk sebagai variasi menu MBG. Fokus BGN sebaiknya pada kontrol kualitas dan mencegah potensi fraud, bukan mengusulkan hal-hal yang tidak relevan," kata Irma saat dihubungi.

Irma menyarankan agar sumber protein yang digunakan tetap berasal dari bahan yang sudah umum dikonsumsi, seperti telur, ikan, atau ayam, yang dapat diolah sesuai ciri khas daerah masing-masing. "Hal ini diharapkan membuat siswa lebih senang dan lahap menikmati makanan bergizi," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala BGN sempat membuka peluang memasukkan serangga dalam menu MBG di daerah-daerah tertentu yang terbiasa mengonsumsinya. Namun, wacana ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat dan pejabat publik. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya