Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengamat: Gibran Butuh Golkar sebagai Kendaraan Politik

Rahmatul Fajri
19/1/2025 17:46
Pengamat: Gibran Butuh Golkar sebagai Kendaraan Politik
Presiden Prabowo Subianto (tengah) bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan) menyalami para menteri Kabinet Merah-Putih (KMP)(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

DIREKTUR Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membutuhkan Partai Golkar sebagai kendaraan berkiprah di dunia politik. Hal tersebut menyusul rumor Gibran masuk Partai Golkar lewat organisasi sayap MKGR. 

Adi menilai isu bergabungnya Gibran ke Golkar melalui MKGR adalah isu yang lama. Ia mengatakan kedekatan Gibran dan ayahnya Joko Widodo (Jokowi) dengan Golkar membuat isu tersebut kian hangat. Apalagi, kata ia, Jokowi memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia

"Bahlil Lahadalia adalah sosok yang sering juga disebut sebagai Jokowi's man. Jadi wajar kalau kemudian di setiap event-event Golkar ataupun sayap politik Golkar disitu ketika ada Gibran yang diundang posisinya sebagai wakil presiden selalu dikaitkan soal kemungkinannya akan bergabung dengan Golkar," kata Adi, kepada Media Indonesia, Minggu (19/1).

Adi mengatakan Gibran perlu memikirkan karirnya di politik ke depan, terlebih tak lagi menjadi kader PDIP. Adi mengatakan Golkar merupakan partai yang cocok menjadi kendaraan politik bagi Gibran untuk maju di Pilpres 2029 mendatang.

"Gibran pastinya membutuhkan kendaraan politik baik jangka pendek sebagai backup politik ataupun jangka panjang sebagai kendaraan untuk memantapkan langkah politiknya ke jenjang-jenjang politik lanjutan," katanya.

"Kalau Gibran ingin berpikir maju kembali di 2029 entah sebagai calon presiden atau sebagai calon presiden tentu membutuhkan partai politik nah Golkar bagi saya adalah partai yang cocok apple to apple bagi Golkar," tambahnya. 

Meski demikian, jalan Gibran di Golkar tak bakal mulus. Pasalnya, Gibran harus bertemu dan bernegosiasi dengan tokoh senior yang telah berkiprah lama di partai berlambang beringin tersebut. Ia mengatakan upaya Gibran mencalonkan diri di Pilpres 2029 bisa saja tersandung tokoh senior di Partai Golkar.

"Kita tahu di Golkar itu begitu banyak kader-kader senior, kader-kader berpengalaman yang saya kira kontribusinya membangun Golkar juga cukup luar biasa. Jadi sekalipun misalnya Gibran bergabung dengan Golkar, belum tentu ada jaminan bahwa Golkar itu misalnya akan memberikan karpet kuning memberikan dukungan politik dan akan mengusung Gibran untuk maju sebagai presiden ataupun calon wakil presiden di lima tahun yang akan datang," katanya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya