Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PRESIDEN keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah sosok yang dikenang sebagai pejuang pluralisme dan demokrasi.
Kini, Presiden Prabowo Subianto berencana menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur, sebuah penghormatan yang mencerminkan kontribusinya dalam membangun Indonesia yang inklusif dan toleran.
Lahir pada 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur, Gus Dur tumbuh dalam lingkungan keluarga ulama Nahdlatul Ulama (NU). Ayahnya, KH Wahid Hasyim, adalah Menteri Agama pertama RI sekaligus putra pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Sementara ibunya, Hj. Sholehah, berasal dari keturunan KH Bisri Sansuri, tokoh besar NU lainnya.
Gus Dur bercita-cita menjadi anggota ABRI di masa kecil, tetapi keinginan itu pupus ketika ia harus mengenakan kacamata pada usia 14 tahun. Namun, hal tersebut tidak menghentikan semangat belajarnya. Ia menempuh pendidikan di berbagai pesantren, termasuk Pesantren Tebuireng, Tegalrejo, dan Tambak Beras, yang membentuknya menjadi pribadi toleran dan berpikiran terbuka.
Pada usia 22 tahun, Gus Dur melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Selama belajar di sana, ia terlibat aktif dalam organisasi pelajar Indonesia dan terpapar berbagai pemikiran global mengenai demokrasi, pluralisme, dan hak asasi manusia.
Setelah menyelesaikan studi di Mesir, ia melanjutkan pendidikan ke Baghdad dan kemudian ke Eropa. Di Belanda, Gus Dur mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia, wadah diskusi yang mempertemukan pemikiran Islam modern dengan tantangan global.
Kembali ke Indonesia pada 1970-an, Gus Dur mulai dikenal sebagai intelektual yang kritis. Pada 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU dan memimpin organisasi tersebut menerima Pancasila sebagai asas tunggal.
Di bawah kepemimpinannya, Gus Dur mempromosikan inklusivitas dan toleransi antarumat beragama. Meski sering mengkritik kebijakan Orde Baru, ia tetap konsisten dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan kebebasan berpendapat. Salah satu langkah kontroversialnya adalah kunjungannya ke Israel pada 1994 yang memicu pro dan kontra.
Saat menjabat sebagai Presiden RI (1999–2001), Gus Dur menghapuskan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, mencabut larangan penggunaan bahasa Mandarin, dan memperjuangkan kebebasan pers. Ia memimpin bangsa di tengah krisis politik dan ekonomi, membawa Indonesia menuju demokrasi yang lebih matang.
Gus Dur meninggal dunia pada 30 Desember 2009, meninggalkan warisan besar bagi Indonesia. Sebagai tokoh pluralisme, ia mengajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan hambatan.
Penghargaan gelar Pahlawan Nasional yang direncanakan oleh Presiden Prabowo adalah pengakuan atas dedikasi Gus Dur dalam memperjuangkan demokrasi, hak asasi manusia, dan keberagaman. Penghormatan ini juga menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam membangun negara yang adil, demokratis, dan toleran.
Puasa mengajarkan nilai-nilai dasar berbangsa di tengah keberagaman.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan kekaguman kepada Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Pada bulan ini 15 tahun silam, tepatnya pada 31 Desember 2009, Bapak Bangsa itu meninggal dunia. Sejak itu, setiap bulan Desember diperingati sebagai Bulan Gus Dur yang diisi dengan haul
Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah sosok yang tak pernah kehabisan humor. Presiden ke-4 Indonesia ini memiliki gaya humor yang cerdas, jenaka, dan penuh makna.
Gus Dur atau Abdurrahman Wahid bukan hanya Presiden ke-4 Indonesia, tetapi juga simbol toleransi dan pelopor perubahan yang meninggalkan warisan berharga.
Marsinah diculik dan tewas secara misterius pada 1993, setelah aktif memimpin aksi mogok kerja memperjuangkan hak-hak buruh.
Gus Ipul menyebutkan, Jenderal M Jusuf telah memenuhi syarat yang ditetapkan untuk mendapatkan gelar tersebut.
Marsinah adalah seorang aktivis buruh yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.
(Mensos) Syaifullah Yusuf angkat bicara terkait pro dan kontra di masyarakat terkait dengan usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto atau Pak Harto.
Soeharto, dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam nama yang diusulkan Kemensos untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun ini
Haedar menyebut sejarah bangsa Indonesia kerap diwarnai tarik ulur dalam pemberian gelar pahlawan karena belum tercapainya titik temu dalam memandang tokoh secara utuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved