Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CALON Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mirwazi menilai masih banyak pimpinan KPK yang merasa paling jago. Hal itu disampaikannya saat uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Dewas KPK.
"Pimpinan KPK merasa dia paling hebat, aku paling jago, aku pimpinannya, aku yang pegang anggarannya," kata Mirwazi di Ruang Rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 November 2024.
Dia juga menyoroti masih adanya miskomunikasi antara Dewas dan pimpinan KPK. Hal itu dipandang karena masih adanya ego sektoral.
"Kenapa terjadi miss komunikasi antara dewas dengan KPK? Ini kemarin mungkin banyak terjadi ego sektoral Pak," ucap Mirwazi.
Bila terpilih jadi Dewas, dia ingin membuat aturan yang konkret. Ini dimaksudkan agar menjaga muruah KPK sebagai lembaga negara.
"Ini yang akan kita bentuk ke depan ini, duduk bersama membuat aturan-aturan bersama untuk menjaga KPK yang lebih bijaksana, dalam menangani kasus korupsi yang diharapkan masyarakat, bahwa KPK bisa menangani korupsi yang lebih bagus dan bijaksana," ucap dia. (H-3)
Menurutnya, sistem penegakan hukum terpadu seharusnya menjadi kesatuan rangkaian antarpenegak hukum untuk menanggulangi kejahatan.
Hadi mengingatkan bahwa yang menjadi korban dari ego sektoral adalah masyarakat.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dianggap mendiskreditkan Kepolisian dan Kejaksaan menyusul pernyataannya yang menyebut masih ada ego sektoral di di lembaga penegak hukum
KPK senang dengan respons Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri yang membantah menutup pintu koordinasi jika ada jaksa diproses hukum
TNI dan Polri diingatkan untuk menjaga kekompakan. Jangan sampai dua institusi penjaga pertahanan dan keamanan justru saling bergesekan. Perlu optimalisasi sinergi dan menghindari arogansi
Tak hanya itu, transportasi hingga masalah buang air besar sembarangan (BABS) juga menjadi fokus untuk dituntaskan para calon wali kota dan bupati.
PROSES fit and proper test alias uji kelayakan dan kepatutan di DPR untuk meloloskan pejabat negara perlu dievaluasi. DPR RI dinilai sudah kebablasan dalam memaknai kewenangan
DPR RI dapat mengevaluasi jabatan publik lembaga yang terpilih melalui mekanisme fit and proper test. Independensi lembaga negara dinilai terancam.
DPR RI diingatkan untuk tidak kelewat batas dalam melakukan fungsi pengawasan lembaga lain. Evaluasi kinerja pejabat negara yang dipilih lewat proses uji kelayakan bukan kewenangan DPR
REVISI Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib (Tatib) telah disahkan. Perubahan itu mengatur soal pejabat negara hasil uji kelayakan boleh dievaluasi parlemen.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja buka suara soal rencana baru DPR yang dapat mengevaluasi maupun memberhentikan pejabat pemerintah yang dilantik lewat fit and proper test di DPR.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved