Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII), Usman Hamid mengatakan indeks kebebasan sipil dan politik dalam 10 tahun terakhir mengalami penurunan.
Ia menerangkan, skornya yakni pada 2014 kebebasan sipil mendapati skor 7,03 saat ini pada 2024 turun menjadi 5,29.
"Kebebasan sipil maupun hak politik itu turun, kebebasan sipil seperti berekspresi, berpendapat, beroposisi, media massa, dan sebagainya juga itu menurun," jelasnya pada Dialog HAM Senjakala Penuntasan Pelanggaran HAM di Indonesia, di Gedung YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10).
Lanjut Usman, ia menyimpulkan bahwa selama Jokowi menjadi presiden dua periode kebebasan sipil merosot secara tajam. Ia melanjutkan, mengapa bisa terjadi kemerosotan terhadap kebebasan publik di era Jokowi.
Usman mengatakan ada setidaknya 9 warisan Jokowi untuk kepemimpinan presiden berikutnya yakni Prabowo Subianto.
Pertama yakni resentralisasi dan pembesaran kekuasaan eksekutif, otoritarianisme pembangunan, melalui omnibus law. Kedua, menurunya kualitas partai politik terkait pendanaan, kurangnya budaya oposisi dan koalisi yang bersifat koersif.
"Selanjutnya mengurangi ruang sipil melalui hukum/taktik represif, lalu mundurnya reformasi militer dan polisi," jelasnya.
Lebih lanjut, adanya oligopoli media, penegakan hukum yang partisan terpolitisasi hingga isu polarisasi.
"Polarisasi marak pada periode pertama Jokowi, lalu yang kesembilan adalah lemahnya integritas lembaga elektoral," jelasnya.
"Karena orang banyak mempertanyakan jangan-jangan pemilu 2024 itu hanya formalitas saja," pungkasnya.
Sebagai informasi, diskusi tersebut diselenggarakan oleh Aksi Kamisan. Aksi Kamisan sendiri telah berdiri sebagai simbol perjuangan untuk melawan lupa dan mendesak Negara mengusut tuntas kasus-kasus pelanggaran berat HAM di Indonesia.
Adapun diskusi ini sebagai momentum besar untuk merefleksikan kembali perjalanan Aksi Kamisan dan situasi Hak Asasi Manusia selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak 2014.
Sekaligus mendiskusikan gambaran mengenai dinamika situasi Hak Asasi Manusia yang dapat diantisipasi dalam periode pemerintahan selanjutnya.
Turut hadir dalam acara tersebut yakni Edy Kurniawan (YLBHI), Yati Andriyani (Pendamping korban), Maria Katarina Sumarsih (Ibu Wawan, Korban Tragedi Semanggi I), Bivitri Susanti (Akademisi), Rendy (UI Bergerak) dan Virdinda (KontraS). (Far/M-4)
Isu penuntasan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang belum dapat terselesaikan.
PRESIDEN Joko Widodo menunjukkan komitmennya dalam penuntasan kasus pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) masa lalu. I
HARAPAN akselerasi penanganan kasus pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) tidak semudah membalikkan telapak tangan.
SEKITAR satu bulan yang lalu atau tepatnya pada 10 Desember 2020, berbagai aksi dan tuntutan digelar oleh berbagai elemen dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia.
Pangeran William membatalkan perjalanan ke Qatar lantaran tuan rumah piala dunia itu memiliki kontroversi atas penerapan HAM pada pekerja stadion
PERSAUDARAAN Alumni (PA) 212 akan menggelar aksi '2502' untuk menunjukkan solidaritas umat Islam di Indonesia terhadap diskriminasi umat Islam di India di depan Kedubes India di Jakarta.
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Atas tujuan apa sebenarnya Mendagri memutuskan Sumut menjadi pemilik baru empat pulau itu? Adakah agenda tersembunyi baik ekonomi atau politik?
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Apa sebenarnya motif Ade Armando menyatakan Gibran adalah wapres terbaik yang dimiliki Indonesia? Tes ombakkah? Atau, jangan-jangan ada tujuan politik tertentu.
Mampukah dia membesarkan PSI yang katanya partai anak muda itu? Atau sebaliknya, setelah tak lagi berkuasa, pengaruhnya bakal meredup untuk membesarkan PSI?
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved