Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAKAR ilmu politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana mengungkapkan pandangan terkait kabinet gemuk yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merealisasikan janji kampanye saat pilpres. Ia mengatakan dalam membentuk kabinet gemuk tersebut Prabowo tentunya mendapatkan masukan dari mitra koalisi atau partai pendukungnya pada pilpreslalu.
"Presiden terpilih memiliki mandat dalam pembentukan kabinet untuk menyukseskan janji kampanye yang disampaikan dalam masa pilpres lalu. oleh karena itu, pertimbangan pembentukan kabinet, baik itu kurus atau gemuk sepenuhnya berada di tangan presiden berdasarkan tentu masukan dari mitra koalisi," kata Aditya, kepada Media Indonesia, Kamis (10/10).
Aditya mengungkapkan kabinet gemuk memang tak dapat dihindari. Pasalnya, Prabowo harus mengakomodasi partai pendukung dalam pilpres lalu ditambah partai yang baru bergabung ke pemerintahan setelah pilpres rampung.
Baca juga : Kabinet Prabowo-Gibran Diumumkan 5 Hari sebelum Pelantikan
"Dalam realita politik pilpres lalu, koalisi pendukung pak Prabowo memang sudah besar alias gemuk, sehingga dapat dipahami pula akomodasi politik dalam upaya mengajak pihak yang terlibat dalam pemenangan di pilpres juga menjadi pertimbangan," katanya.
Namun, Aditya mengungkapkan kabinet gemuk yang dibentuk Prabowo perlu mempertimbangkan anggaran negara. Ia mengatakan jangan sampai anggaran negara terbebani guna mengakomodasi partai yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Tentu harus juga dijaga dengan kondisi kemampuan finansial negara, apakah cukup memadai atau tidak. Artinya tugas pemerintahan berikutnya untuk dapat memikirkan bagaimana struktur kabinet gemuk tersebut tidak menjadi beban besar bagi keuangan negara tetapi untuk mengoptimalkan janji kampanye yang ada," katanya.
Baca juga : Golkar: Mau 11 Komisi Atau 15 Komisi, Kita Siap
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya membentuk kabinet pemerintahan yang lebih besar dibanding pada pemerintahan periode-periode terdahulu. Menurut Prabowo, kabinet yang gemuk itu diperlukan untuk membangun pemerintahan yang kuat.
"Terpaksa koalisinya besar. Nanti akan dibilang 'wah kabinet Prabowo gemuk, banyak.' Ya, negara kita besar, Bung!" kata Prabowo di Jakarta, Rabu (9/10).
Prabowo mencontohkan Timor Leste yang hanya memiliki sekitar 1,3 juta penduduk, tetapi jumlah menteri kabinetnya mencapai 28. Menurut Prabowo, hal itu terjadi lantaran adanya koalisi di pemerintahan tersebut.
"Kalau kita negara otoriter hanya satu partai, ya bisa jalankan negara ini hanya dengan 20 sampai 24 menteri," ujarnya. (M-4)
Presiden Prabowo Subianto menanggapi kritik masyarakat perihal kabinet pemerintahannya yang disebut gemuk. Kali ini, ia tidak merespons dengan mengatakan "ndasmu".
PRESIDEN Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra tidak menghiraukan tudingan mengenai kabinet gemuk yang ditujukan pada Kabinet Merah Putih.
Prabowo mengatakan bahwa negara Timor Leste yang jumlah penduduknya hanya 2 juta jiwa bahkan memiliki kabinet berjumlah 28 orang.
DIREKTUR Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mendorong agar pemerintah memperluas dan memperdalam efisiensi penggunaan anggaran.
100 hari hingga satu tahun pertama masa kerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hanya berkutat persoalan administrasi
Apalagi pengambil kebijakan masih menghadapi permasalahan lama yang tampaknya tak mampu diselesaikan, yaitu perihal koordinasi.
Indodana Finance meraih penghargaan dalam ajang bergengsi Innovative Future Finance Awards 2025.
Metode pembayaran paylater kini menjadi pilihan favorit bagi banyak orang yang membutuhkan fleksibilitas dalam berbelanja. Sistem ini memungkinkan kamu untuk memenuhi berbagai kebutuhan
ALDY Maldini mantan anggota Coboy Junior, mengunggah video klarifikasi atas perilakunya yang menipu penggemarnya. Gaya hidup yang dipaksakan memperparah kondisi finansial
FILM Keluarga Super Irit akan tayang di bioskop mulai 12 Juni. Film ini dibintangi oleh seluruh anggota keluarga pasangan Dwi Sasono dan Widi Mulia. Frugal Living
Fenomena duck syndrome menggambarkan kondisi ketika seseorang tampak tenang di permukaan tetapi sebenarnya sedang berjuang keras di bawah tekanan yang berat.
Musiman, tren yang berkelanjutan dan berulang selama beberapa periode dalam setahun, cenderung memengaruhi nilai aset dan kondisi pasar secara keseluruhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved