Kabinet Gemuk Prabowo Jangan Sampai Bebani Anggaran Negara

Rahmatul Fajri
10/10/2024 17:59
Kabinet Gemuk Prabowo Jangan Sampai Bebani Anggaran Negara
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima bunga dari Fraksi Partai Golkar(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

PAKAR ilmu politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana mengungkapkan pandangan terkait kabinet gemuk yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merealisasikan janji kampanye saat pilpres. Ia mengatakan dalam membentuk kabinet gemuk tersebut Prabowo tentunya mendapatkan masukan dari mitra koalisi atau partai pendukungnya pada pilpreslalu. 

"Presiden terpilih memiliki mandat dalam pembentukan kabinet untuk menyukseskan janji kampanye yang disampaikan dalam masa pilpres lalu. oleh karena itu, pertimbangan pembentukan kabinet, baik itu kurus atau gemuk sepenuhnya berada di tangan presiden berdasarkan tentu masukan dari mitra koalisi," kata Aditya, kepada Media Indonesia, Kamis (10/10).

Aditya mengungkapkan kabinet gemuk memang tak dapat dihindari. Pasalnya, Prabowo harus mengakomodasi partai pendukung dalam pilpres lalu ditambah partai yang baru bergabung ke pemerintahan setelah pilpres rampung.

Baca juga : Kabinet Prabowo-Gibran Diumumkan 5 Hari sebelum Pelantikan

"Dalam realita politik pilpres lalu, koalisi pendukung pak Prabowo memang sudah besar alias gemuk, sehingga dapat dipahami pula akomodasi politik dalam upaya mengajak pihak yang terlibat dalam pemenangan di pilpres juga menjadi pertimbangan," katanya.

Namun, Aditya mengungkapkan kabinet gemuk yang dibentuk Prabowo perlu mempertimbangkan anggaran negara. Ia mengatakan jangan sampai anggaran negara terbebani guna mengakomodasi partai yang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Tentu harus juga dijaga dengan kondisi kemampuan finansial negara, apakah cukup memadai atau tidak. Artinya tugas pemerintahan berikutnya untuk dapat memikirkan bagaimana struktur kabinet gemuk tersebut tidak menjadi beban besar bagi keuangan negara tetapi untuk mengoptimalkan janji kampanye yang ada," katanya.

Baca juga : Golkar: Mau 11 Komisi Atau 15 Komisi, Kita Siap

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya membentuk kabinet pemerintahan yang lebih besar dibanding pada pemerintahan periode-periode terdahulu. Menurut Prabowo, kabinet yang gemuk itu diperlukan untuk membangun pemerintahan yang kuat.

"Terpaksa koalisinya besar. Nanti akan dibilang 'wah kabinet Prabowo gemuk, banyak.' Ya, negara kita besar, Bung!" kata Prabowo di Jakarta, Rabu (9/10).

Prabowo mencontohkan Timor Leste yang hanya memiliki sekitar 1,3 juta penduduk, tetapi jumlah menteri kabinetnya mencapai 28. Menurut Prabowo, hal itu terjadi lantaran adanya koalisi di pemerintahan tersebut.

"Kalau kita negara otoriter hanya satu partai, ya bisa jalankan negara ini hanya dengan 20 sampai 24 menteri," ujarnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya