Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
PEMIMPIN di Indonesia dinilai tak lagi mengindahkan aturan yang ada. Mereka yang dipercaya untuk menakhodai bangsa justru ada di barisan depan menabrak dan mengabaikan berbagai aturan-aturan.
Demikian dikatakan Pengamat kebijakan publik PH&H Public Policy Interest Group Agus Pambagio saat dihubungi, Kamis (25/1). Hal itu berkaitan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa kepala negara dapat memihak pada salah satu calon di dalam pemilu selama tak menggunakan fasilitas negara.
Namun di saat yang sama diketahui, dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi, sapaan karib Joko Widodo gencar membagi-bagikan bansos ke daerah-daerah. "Dia ini bukan sekali saja seperti ini. Kadang ngomong ini, nanti ngomong itu. Itu tabiatnya dia seperti itu. Mau pakai aturan yang seperti apa lagi? Karena dia memang sudah menyalahi aturan yang ada. Konstitusi pun ditabrak," kata Agus.
Baca juga: Mengapa Bansos Mudah Dipolitisasi?
"Kan sudah jelas-jelas presiden ini, tidak usah tahun politik, di tahun-tahun biasa saja ditabrak semua. Apalagi ini tahun politik. Bansos itu kan tidak mungkin dia pakai uang sendiri. Aparat penjaganya pun itu dibayar negara," lanjut dia.
Agus menilai, presiden memiliki sejumlah fasilitas melekat dan dibiayai dari APBN yang sedianya merupakan uang rakyat. Dus, memihak tanpa menggunakan fasilitas negara merupakan isapan jempol belaka.
Baca juga:
Jokowi Harus Hentikan Aksi Bagi-Bagi Bansos, Kembalikan ke Kemensos
Hal itu juga berlaku bagi para menteri-menteri yang secara terang-terangan mulai sibuk berkampanye mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden di pemilu kali ini. "Apa presiden mau pergi sendiri naik pesawat bayar sendiri? Kan tidak. Menteri juga sama. Pasti akan ada aparat yang disuruh untuk menjemput di daerah, menyediakan Alphard, menyediakan hotel bintang 7," tutur Agus.
"Apakah presiden pergi sendiri naik becak ke daerah? Kan tidak, bensin, kendaraan, avtur, perangkat kepresidenannya siapa yang bayar? Itu kan negara. Karena itu fasilitas yang melekat dengan presiden. Jadi ini sangat tidak elok," sambungnya.
Karenanya, Agus menilai Indonesia menjadi salah satu negara yang tak memiliki aturan. Sebab, pimpinan tertinggi negara sekali pun kerap menabrak dan mengabaikan aturan-aturan yang semestinya dipatuhi dan dilaksanakan.
"Jadi memang menyalahi aturan itu sudah menjadi trademark dari presiden. Jadi rakyat tidak akan percaya lagi. Memang itu (bansos, pakai fasilitas negara, diikuti kampanye) tidak boleh. Kecuali dia mundur dari presiden, itu boleh," jelas Agus.
"Pemimpin tertinggi itu harusnya memberikan contoh. Jadi buat saya aturan-aturan yang ada ini memang dianggap tidak berlaku lagi. Buat saya memang negara ini sudah tidak ada aturannya. Saya sebagai kebijakan publik sudah tidak percaya bahwa negara ini dikendalikan dengan aturan, padahal seharusnya demikian," pungkasnya. (Mir/Z-7)
SINYAL Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar.
PENGAMAT Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti momen akrab Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
TIM Hukum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mendapat informasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah ditarget agar masuk penjara
Hendri Satrio berpendapat, sudah saatnya semua misteri yang menyelimuti demokrasi bangsa ini dibuka agar tidak ada lagi penyanderaan dalam politik.
KETUA DPP PDIP Ronny Talapessy mengatakan penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus suap Harun Masiku kental muatan politis.
ANGGOTA Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Muhammad Kholid menyoroti RUU perampasan aset yang saat ini belum dibahas kembali oleh DPR RI. Perlu masuk menjadi hal prioritas
Megawati kembali mengungkit soal kekalahan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan meyakini bahwa ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif
PARTISIPASI pemilih pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Padang tahun 2024 tercatat hanya 49 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
KETUA PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyebut Pilkada Serentak 2024 merupakan pertarungan antara Prabowo Subianto, Joko Widodo, dan Megawati Soekarnoputri.
Pentingnya kepedulian anak-anak muda terhadap perhelatan pilkada mendatang.
DINAMIKA politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 kian panas. Adanya pertemuan antara Joko Widodo dengan salah satu pasangan calon Pilkada Jakarta,
Elektabilitas Rido unggul dari kandidat lain karena pengaruh pemilih Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved