Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
VIDEOTRON Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, dihentikan meski baru sehari ditayangkan. Videotron yang berada di depan Grand Metropolitan Bekasi, Jawa Barat, dan Graha Mandiri, Jakarta, itu berisi visual dukungan hasil kolaborasi akun X (dulu Twitter) @aniesbubble dan @olpproject. Videotron tersebut dibiayai secara mandiri oleh pendukung paslon capres urut 01.
Presidium Perhimpunan Aktivis 98 (PA 98), Agung Nugroho, menilai pencekalan videotron Anies itu adalah upaya menjegal paslon no 1 untuk kesekian kalinya.
"Pencekalan videotron Anies adalah rangkaian penjegalan Anies menuju kursi RI-1," ujar Agung dalam siaran pers kepada media, Selasa (16/1), di Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI Nyatakan Polemik Videotron Anies Ranah Swasta
Agung mengungkapkan upaya penjegalan Anies menuju kursi RI-1 sudah dilakukan sejak masih menjabat sebagai gubernur DKI.
MI/HO--Presidium Perhimpunan Aktivis 98 (PA 98), Agung Nugroho
"Semua peristiwa penjegalan kepada Anies adalah satu rangkaian dan dilakukan oleh kekuatan besar yang takut terhadap antusias massa dalam menyambut Anies sebagai pemimpin masa depan" jelas Agung, yang juga pendiri Lintas Aktivis Jakarta (LAJ).
Agung mengungkapkan, rangkaian peristiwa penjegalan Anies dimulai dari pelarangan Anies oleh Paspampres menyambut Persija yang menjadi juara, penjegalan pelaksanaan E1, pelarangan Anies mengambil langkah dalam pengendalian covid-19 di DKI Jakarta, pelarangan tempat acara sosialisasi dan kampanye, sampai ancaman kepada pihak-pihak yang ingin membantu Anies dalam kampanye Pilpres 2024.
Baca juga: Timnas Amin akan Tindaklanjuti Kasus Penyetopan Paksan Videotron Anies
Agung juga menyebutkan, rangkaian peristiwa menjegal Anies adalah cara-cara yang tidak demokratis dan kuat tendensinya ada penggunaan pengaruh kekuasaan.
"Cara-cara tidak demokratis semakin telanjang mata dan ini bukti ada yang panik dalam melihat besarnya gelombang rakyat yang mendambakan perubahan" lanjut Agung.
Meski demikian, Agung mengingatkan semua rangkaian penjegalan Anies adalah gejala semakin kuatnya Pemilu 2024 tidak akan berjalan jujur dan adil (jurdil).
"Satu-satunya jalan agar pemilu jurdil adalah memaksa penguasa untuk ke luar dari arena pemilu agar tidak ada lagi tendensi kekuasaan bermain-main dengan proses pemilu demi kemenangan salah satu paslon," tegas Agung. (Z-1)
GPMP menargetkan puluhan juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baawedan-Muhaimin Iskandar (Amin) pada Pemilu 2024.
Elektabilitas kepala daerah akan meningkat dengan sendirinya apabila mereka mampu menunjukkan kinerja dan prestasi dalam mengendalikan pandemi di daerahnya masing-masing.
Para politisi sudah seharusnya punya tanggung jawab untuk membereskan pandemi covid-19 dulu. Apalagi hingga hari ini terjadi kenaikan eksponensial.
DI tengah penanganan pandemi covid-19 yang belum juga usai, pemberitaan di media massa sudah ramai dengan isu terkait dengan utak-atik calon presiden (capres) yang bakal maju di Pemilu 2024.
Sayangnya, ada sejumlah pihak yang sudah tidak sabar dan bernafsu untuk meraih jabatan dan kekuasaan dengan intrik-intrik politik yang begitu mudah dibaca masyarakat.
Nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming masuk dalam 6 besar calon presiden dengan elektabilitas tertinggi di angka 2,7%.
Dengan dihapuskannya PT, setiap partai pemilu bisa mengajukan capres-cawapres di Pilpres 2029. Dengan begitu, para putra terbaik bangsa punya kesempatan jauh lebih besar untuk nyapres.
Akankah keduanya bakal memenangi pertandingan? Seberapa besar faktor Anies dan Jokowi dalam ikut menentukan sang kampiun?
Siapa sebenarnya yang menelikung Anies? Seperti apa takdir politik Anies selanjutnya?
Anies yang diusung oleh Partai NasDem sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024
Anies pun turun mencoba ikut memanen kol bersama para petani
Masyarakat menginginkan Indonesia yang lebih adil dan adil makmur bagi semua, bukan untuk sebagian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved