Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UPAYA capres Prabowo Subianto mencitrakan diri sebagai figur yang berbeda dinilai hanya menyasar pada kelompok pemilih dengan literasi rendah dan sentimental.
Pakar budaya politik Okky Madasari mengatakan jika melihat medium yang dipakai oleh tim Prabowo adalah media sosial, terutama TikTok, kelompok yg disasar adalah anak muda. Tapi kelompok yang bermain di media sosial meskipun beragam sebenarnya merupakan kelompok yang menerima banyak informasi dan terekspos ke dunia global.
"Saya pikir branding dan rebranding Prabowo ini menyasar pada kelompok masyarakat yang memiliki literasi rendah. Ini menjelaskan mengapa branding dan rebranding Prabowo awalnya kelihatan berhasil tapi kemudian mulai redup. Kelompok yang bermain di media sosial mulai sadar karena makin banyak counter narratives yang muncul," ujarnya, Jumat (12/1).
Baca juga: Pengamat Nilai Citra Gemoy Prabowo Hanya Topeng, Aslinya Suka Emosi
Dengan demikian sangat penting untuk kelompok masyarakat sipil dan intelektual melakukan counter narratives atau narasi perlawanan. Dia mencontohkan videonya yang membahas tentang 5 mitos Jokowi dan Prabowo, adalah usaha untuk melakukan narasi perlawanan terhadap branding ‘gemoy’.
"Branding dan rebranding adalah usaha yang superfisial. Usaha mengubah image tanpa usaha mengubah substansinya sendiri. Tanpa mengubah sifat asli, branding dan rebranding akan berhasil hanya dalam jangka pendek. Karakter asli dan alami Prabowo akhirnya muncul secara spontan tanpa bisa dicegah oleh timnya dan oleh Prabowo sendiri. Kesan emosional dan arogan, misalnya kata 'goblok' atau 'ndasmu etik', akhirnya muncul menutup branding 'gemoy' yang sudah mati-matian diusahakan," paparnya.
Sementara itu Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Kacung Marijan menerangkan ‘ew branding’ yang dilakukan Prabowo sekarang pasti belajar dari pengalamannya yang sejak 2004 telah mencalonkan diri namun gagal. Lamanya proses tersebut praktis membuat publik sudah mengetahui karakter hingga harta yang dimiliki Prabowo.
Baca juga: Bawaslu Belum Terima Laporan Terkait Umpatan 'Goblok' Prabowo Subianto
"Artinya dia sudah mencalonkan diri sejak sejak lama tentu saja apa yang terkait dengan Prabowo sudah bagian dari konsumsi publik dan sudah tahu karakter dan harta karena itu terbuka. Hanya saja dalam 5 tahun terakhir ini dia dekat dengan Jokowi lalu bagian dari pemerintahan dan salah satunya menyadari yang dekat dengan Jokowi maka karakternya menjadi bagian dari itu"
Jargon 'gemoy' yang dimunculkan oleh Prabowo membuktikan dia tidak bisa mengikuti langkah Jokowi dalam mencitrakan dirinya saat ini, walaupun dia telah memantapkan menjadi keberlanjutan Jokowi.
"Dia branding keberlanjutan Jokowi. Dulu Jokowi dekonstruksi dari Susilo Bambang Yudhoyono dan berhasil. Nah Prabowo ingin melanjutkan memang tapi belum sampai pada blusukan misalnya sehingga dka mengandandalkan yang lain termasuk new branding ini," ungkapnya.
Di sisi lain menurut Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta rebranding yang dilakukan Prabowo sah-sah saja. Publik pun yang serius mengikuti informasi tentang calon pemimpinnya tidak mudah untuk dipengaruhi dengan citra tersebut.
"Pengaruhnya ke masyarakat yang menonton televisi dan live streaming atau siaran ulang jumlahnya cukup masif sehingga tidak mudah untuk dipengaruhi tapi yang harus diwaspadai adalah peran buzzer," ucapnya.
Peran buzzer sangat mengkhawatirkan sebab publik dipengaruhi oleh buzzer yang mendengungkan tentang pembenaran program pemerintah. Dia mencontohkan pada isu putusan MK nomor 90 yang kemudian hilang begitu saja dengan isu lain.
"Peran buzzer inilah yang membunyikan isu lain. Jadi pergeseran isu di media sosial itu bukan sekadar isapan jempol saja"
Rebranding yang dilakukan Prabowo diyakini tidak berpengaruh banyak tanpa peran buzzer yang mendengungkannya. Fenomena buzzer yang fasilitas negara tersebut yang berbahaya dan harus dikritisi karena sulit untuk mendeteksi atau mengauditnya.
"Buzzer dan influencer yang dibayar negara hampir tidak bisa diaudit. Di beberapa lembaga ada yang resmi ada yang diam-diam. Itu yang harus terkontrol," tukasnya.
(Z-9)
WAKIL Ketua DPR RI Dasco mengungkapkan DPR RI telah melakukan komunikasi dengan Presiden RI Prabowo Subianto terkait polemik empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara
Survei ini merangkum hasil pengukuran dari 13 survei internasional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bereputasi seperti World Bank, Freedom House, dan Economist Intelligence Unit.
Kasus korupsi Pertamina mendapatkan perhatian dari publik sebesar 85,7% dari responden dan angka 72,8% keyakinan bahwa Presiden Prabowo bisa menuntaskan kasus ini.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengatakan prioritas pembangunan Giant Sea Wall dilakukan dari Jakarta hingga Semarang.
WAKIL Ketua DPR RI Adies Kadir mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menaikkan gaji hakim sebesar 280%.
Sebagian besar laporan yang masuk ke Lapor Mas Wapres disampaikan melalui kanal WhatsApp hingga 72,05%.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo menanggapi soal surat usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dikirim ke DPR dan MPR.
FORUM Purnawirawan Prajurit TNI mengirimkan surat kepada MPR dan DPR tentang desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka
WAKIL Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan menunggu undangan dari Ketua MPR Ahmad Muzani untuk membahas surat desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi penghalang bagi PDIP untuk merapat ke koalisi pemerintah.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum membaca surat usulan dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI terkait usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved