Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
Gestur Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tak menyalami sejumlah menteri dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer beberapa waktu lalu memberi kesan negatif. Itu dapat dimaknai bahwa Gibran bukan pemimpin yang tidak dapat membaur dengan semua kelompok. Apalagi orang-orang yang tak disalami tersebut merupakan para ketua umum partai.
"Insiden Gibran tidak menyalami para menterinya memberi kesan bahwa Gibran adalah pemimpin yang tidak bisa membaur atau berdiri tegak di atas semua kelompok," ujar pengamat politik dari Citra Institute Yusak Farchan saat dihubungi, Selasa (12/8).
Dari video yang beredar, terlihat Gibran melewati dan tak menyalami Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Lalu Ketua Umum PKB sekaligus Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Khusus AHY, kata Yusak, gestur Gibran kian mempertebal disharmoni dan rivalitas antar keduanya.
"Dalam banyak case, AHY memang lebih banyak difungsikan oleh Prabowo dalam kegiatan-kegiatan kepresidenan. Prabowo terlihat lebih mengandalkan AHY ketimbang Gibran. Saya kira itu wajar karena kapasitas, kepemimpinan, jam terbang dan relasi internasional AHY jauh di atas Gibran," jelasnya.
Yusak menilai relasi personal antara Gibran dan anggota kabinet lain yang non pendukung Presiden ke-7 Joko Widodo tak terlalu dalam. Menurutnya, tampak jelas sekat-sekat pemisah di antaranya.
Situasi tersebut bahkan dinilai kian meruncingkan ketegangan politik antara 'geng Solo' dengan 'geng Pacitan'. "Isu ijazah palsu jokowi, manuver pemakzulan Gibran serta rivalitas AHY dan Gibran dalam peta persaingan capres-cawapres ke depan diakui atau tidak semakin membuat ketegangan politik antara geng solo dengan geng pacitan," kata Yusak.
Gibran, imbuh Yusak, semestinya belajar dari Presiden Prabowo Subianto yang mampu merangkul semua kalangan dan membaur dengan hangat terhadap semua anggota kabinetnya. (E-3)
Gestur Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang tak menyalami menteri beberapa waktu lalu dinilai mengonfirmasi adanya perang dingin atau hubungan yang renggang.
Puan meminta agar publik berpikiran positif. Karena suasana yang terjadi dalam kegiatan tersebut berlangsung guyub.
AHY menyebut keputusan MK itu akan berdampak pada seluruh partai politik, termasuk Partai Demokrat.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
MENTERI Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan perumahan kunci ketahanan kota hingga inklusi sosial.
Wapres Gibran tak menyalami sejumlah menteri dalam Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer, beberapa waktu lalu, dinilai mengonfirmasi adanya hubungan yang renggang
Gestur Gibran tidak menyalami AHY kian mempertebal disharmoni dan rivalitas antar keduanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved