Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Airlangga Pastikan Kesejahteraan Petani Tembakau Jika Golkar Menang

Thomas Harming Suwarta
25/12/2023 18:13
Airlangga Pastikan Kesejahteraan Petani Tembakau Jika Golkar Menang
Airlangga Hartarto.(AFP/KENT NISHIMURA)

KETUA Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto memastikan kesejahteraan untuk para petani tembakau jika Partai Golkar memenangi Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan Airlangga saat menemui petani tembakau di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo di Jawa Tengah, pada Minggu (24/12). Ratusan petani yang berasal dari wilayah lereng gunung Sindoro-Sumbing ini menyampaikan keluhannya terkait harga tembakau dan sulitnya pupuk subsidi.

Airlangga mengaku keluhan terkait harga tembakau yang anjlok dan sulitnya akses terhadap pupuk bersubsidi memang bukan hanya terjadi di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Airlangga menegaskan, keluhan itu juga dialami petani di wilayah lain.

Di hadapan ratusan petani saat menggelar dialog di Muntilan, Magelang, Airlangga mengaku akan mengupayakan solusi dari keluhan para petani. Salah satu solusi yakni, Airlangga menyarankan para petani membentuk koperasi atau kelompok kerja. Menurut Airlangga, dengan koperasi atau kelompok kerja, daya tawar para petani akan lebih tinggi di hadapan perusahaan.

Baca juga: Airlangga Sebut Jokowi Nyaman dengan Golkar

Selain itu, Ketum Golkar juga menyarankan, petani agar tidak tergantung pada keberadaan perusahaan besar saja. Menurutnya, hasil produksi petani bisa ditawarkan kepada perusahaan kelas menengah.

"Perusahaan rokok kelas menengah, nilai tawarnya akan lebih tinggi untuk petani, jangan hanya ke pemain besar," tutur Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menambahkan, akan mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan harga komoditas tembakau.

Airlangga mengaku, selama ini, pemerintah mengontrol harga beras untuk menjaga daya beli masyarakat karena merupakan kebutuhan pokok. Namun, melihat kontribusi cukai rokok, menurut Airlangga sektor pertanian tembakau menjadi komoditas penting.

Airlangga mengatakan, alasan rendahnya harga tembakau karena industri selalu beralasan pemerintah menaikkan cukai rokok. Kini, pemerintah sudah mengambil kebijakan kenaikan cukai rokok tidak dilakukan tiap tahun.

"Pemerintah mendorong kebijakan cukai yang panjang, yakni dua sampai tiga tahun. Jadi, kita tidak negosiasi kenaikan cukai rokok tiap tahun," tegas Airlangga.

Sementara, untuk sulitnya akses pupuk bersubsidi, Airlangga menyatakan, pemerintah tengah mengkaji penggunaan KTP sebagai akses untuk pupuk subsidi.

"Kedepan Kartu Tani bisa diganti dengan KTP saja. Kalau Golkar menang akses pupuk subsidi ke petani hanya menggunakan KTP," ujarnya.

Sebelumnya, salah seorang petani tembakau asal Desa Kruwisan, Temanggung, Muhardi mengeluhkan sampai sampai saat ini petani tembakau seperti dirinya belum sejahtera. Ia ingin Ketum Golkar bisa mewujudkan harapan petani tembakau di wilayahnya.

"Bapak Ketum Golkar (Airlangga) tentunya sangat paham ekonomi di daerah kami. Kami ingin Golkar menang dan mewujudkan harapan petani tembakau di Temanggung, Wonosobo, Magelang, dan sekitarnya," ujarnya.

Muhardi juga mengeluhkan Kartu Tani yang dibuat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang tetap menyulitkan petani pada akses pupuk bersubsidi.

Baca juga: Menko Airlangga Saksikan Penandatanganan Perjanjian Tiga Proyek Prioritas Transisi Energi

"Katanya kartu ini akan menyediakan pupuk untuk petani. Kenyataannya tidak. Setiap kami akan membeli pupuk subsidi selalu tidak ada," ujarnya.

Petani tembakau dari Desa Grabag, Magelang, Maryanto juga mengeluhkan kondisi serupa. Ia mengatakan, seharusnya panen tembakau tahun ini petani mendapatkan harga terbaik. Hal itu didasarkan dari kualitas tembakau yang dihasilkan serta kebutuhan industri akan bahan baku tembakau.

"Tapi kenyataannya, harga tembakau justru hancur saat petani mulai panen. Dan rusaknya harga ini lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," tutur Maryanto. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya