Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) RI sedang mengkaji rencana pemungutan suara bagi warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong dengan metode pos. Metode tersebut dipilih lantaran pemerintah Tiongkok tidak mengizinkan pendirian tempat pemungutan suara (TPS).
Namun, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menilai pemungutan suara menggunakan pos sangat problematik. berdasarkan hasil kajian Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), metode tersebut rawan dicurangi.
"Ini berada di luar jangkauan wilayah RI. Tidak ada akses yang diperoleh bagi pengawas dan pemantau untuk memastikan pemungutuan suara lewat pos terlaksana dengan baik. Ini benar-benar mengabaikan hak politik teman-teman pekerja migran," kata Wahyu kepada Media Indonesia, Rabu (29/11).
Baca juga: DPT Luar Negeri Beda Data dengan BP2MI, Banyak Pekerja Migran Berpotensi Kehilangan Hak Pilih
Oleh karena itu, Wahyu mendesak KPU dan panitia pemilihan luar negeri (PPLN) tetap menggelar pemungutan suara melalui TPS. Sejak Pemilu 2009 sampai 2024, Migrant Care resmi menjadi pemantau pemilu di Hong Kong yang diakreditasi oleh Bawaslu. Menurut Wahyu, tingkat partisipasi pemilih di Hong Kong selama ini cukup tinggi karena pemungutan suara digelar TPS. Jika TPS ditiadakan, ia berpendapat partisipasi pemilih di Hong Kong bakal berkurang.
"Selama ini metode TPS itu metode yang paling efektif untuk mendongkrak partisipasi pemilih di Hong Kong," terangnya.
Selain itu, Wahyu mengatakan tingkat mobilitas WNI ke Hong Kong setiap hari juga tinggi. Jika pemilihan hanya mengandalkan metode pos, mereka yang seharusnya dapat menjadi pemilih tambahan bakal kehilangan suaranya karena tidak diakomodasi lewat sistem pos.
Baca juga: DPT Luar Negeri Beda Data dengan BP2MI, Banyak Pekerja Migran Berpotensi Kehilangan Hak Pilih
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati pun memberikan pandangan senada. Baginya, salah satu tantangan metode pos bagi pekerja migran di Hong Kong adalah tidak tersampaikannya surat suara lewat pos dari majikan.
"Sehingga dia tidak dapat surat suaranya dan tidak bisa memilih atau tidak dikirim balik," jelasnya.
Anggota KPU RI Idham Holik menjelaskan, pemerintah Tiongkok belum memberikan rekomendasi bagi pihaknya mendirikan TPS di luar premis Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di area publik untuk Hong Kong dan Makau. Sebab, pemilu di sana yang diagendakan digelar pada 13 Februari 2024 masih dalam suasana libur Tahun Baru Imlek.
Menurut Idham, izin dari pemerintah Tiongkok hanya diperuntukan bagi pendirian TPS dalam premis KJRI. Pihaknya menyadari pendirian TPS di lokasi gedung KJRI berpotensi menimbulkan antrean mengular ke jalan utama kota Hong Kong. Sebab, luas area gedung di Hong Kong pada umumnya sempit.
Di sisi lain, KPU juga menyadari sejumlah kendala jika pemungutan suara dilakukan dengan motede pos, yakni surat suara tidak 100% sampai ke pemilih di Hong Kong maupun Makau karena mayoritas pemilih adalah pekerja migran. Berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024, jumlah pemilih di Hong Kong dan Makau mencapai 164.691 orang.
"Karena post mail box atau kotak surat pos di rumah atau apartemen majikan pekerja migran Indonesia (PMI) belum tentu dibuka dan terkadang majikan PMI tak memberikan surat suara pos ke pemilih PMI yang terdaftar dalam aftar pemilih tetap tersebut," tandas Idham.
Terpisah, anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty menjelaskan, jumlah panitia pengawas untuk setiap pemilu di luar negeri berjumlah tiga orang. Untuk Pemilu 2024, pengawas akan mengawasi metode pemilihan lewat pos yang pada pemilu sebelumnya tidak diawasi. Upaya itu dilakukan karena Bawaslu menyadari bahwa tingkat kerawanan pemungutan suara lewat metode pos di luar negeri terbilang tinggi.
"Yang dilakukan adalah kita komunikasi dengan PT Pos setempat untuk memastikan, satu, daftarnya clear atau tidak. Kedua, memastikan terkirim dengan segel yang tidak rusak untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan," tandas Lolly. (Z-11)
PDIP berpandangan koalisi politik yang lebih cair di Pilkada ketimbang Pilpres adalah hal yang wajar.
NasDem konsisten dalam konteks mendukung figur Anies maju dalam konteks nasional pilpres, maupun pilkada.
KOALISI Indonesia Maju (KIM) sejak awal telah berkomitmen untuk tetap bersatu dalam pilpres dan pilkada. Komitmen ini semakin kuat saat pilpres usai dan berhasil menjadikan Prabowo Subianto
SEJUMLAH pakar dan aliansi masyarakat sipil menilai praktik cawe-cawe Presiden ketujuh RI, Joko Widodo atau Jokowi kembali terjadi di Pilkada 2024.
Ketua Para Syndicate Ari Nurcahyo mencatat terdapat beberapa episentrum Pilkada 2024 yang jadi peratrungan antara Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri.
Partai politik di daerah tidak selalu searah dengan koalisi partai di tingkat pusat seperti saat pilpres.
Hal serupa juga terjadi dalam Pilkada 2024, ketika dua judicial review yang diajukan MK telah menjadi sorotan publik.
KPU selalu siap untuk memberikan pemahaman politik apabila dibutuhkan oleh parpol ataupun dari Pemkab Bandung
Maman juga merasa khawatir peretasan data itu akan berdampak pada terganggunya proses transparansi pesta demokrasi tahun depan
Kunjungan ini juga dalam rangka supervisi dan monitoring kesiapan menuju Pemilu 2024.
KPU Purwakarta memberikan batas waktu hingga 7 Januari 2024 sebagai akhir pelaporan LADK bagi peserta pemilu unsur parpol dan DPD RI.
KOMISI Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Barat, memastikan 140.457 tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di Jabar menggelar pemungutan suara hari ini, Rabu (14/2).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved