Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Publik Sulit Berharap Dewas Berani Usut Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK

Candra Yuri Nuralam
12/10/2023 17:16
Publik Sulit Berharap Dewas Berani Usut Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK
Ketua KPK Firli Bahuri (kanan).(Antara)

PUBLIK dinilai sulit menaruh harapan ke Dewan Pengawas (Dewas) untuk mengusut dugaan pemerasan pimpinan KPK dalam penanganan dugaan rasuah di Kementerian Pertanian (Kementan). Rekam jejak instansi pemantau KPK itu tidak pernah tegas dalam memberikan putusan etik.

"Rasanya sulit bagi publik untuk berharap kepada Dewas KPK," kata Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah Castro, Kamis, 12 Oktober 2023.

Herdiansyah mengatakan Dewas sudah kehilangan kepercayaan publik atas penanganan dugaan pelanggaran etik di KPK. Sebab, tidak pernah ada pemberian hukuman tegas dalam beberapa persidangan yang sudah digelar instansi pemantau itu.

Baca juga: Pimpinan KPK Didesak Mundur, Bagaimana Respons Mahfud MD?

"Problemnya, Dewas KPK sudah kehilangan public trust setelah berkali-kali gagal menjatuhkan sanksi etik, baik ke Firli, Johanis, dan lainnya," ucap Herdiansyah.

Dia juga menyebut Dewas kini sudah tidak lagi menjaga muruah KPK. Karenanya, menaruh harapan ke instansi itu dinilai sia-sia.

Baca juga: Kasus Dugaan Pemerasan Terus Diproses, Meski SYL Jadi Tersangka

"Dewas yang diharapkan menjaga marwah KPK, justru seolah jadi stempel bagi para pimpinan KPK, khususnya Firli," ujar Herdiansyah.

Polda Metro Jaya diyakini lebih bisa memberikan harapan ke publik untuk mengusut skandal tersebut. Korps Bhayangkara diyakini bisa menyelesaikan dugaan pemerasan itu.

"Harapan publik kini bergantung kepada Polda Metro Jaya untuk menuntaskan pidana pemerasan yg diduga dilakukan Firli. Polisi tentu saja tidak lepas dari kritik. Tapi ini seperti lesser evil, yakni memilih diantara dua pilihan yang sama-sama buruk. Dan tentu kita memilih pilihan yang mana kadar kejahatannya lebih rendah," tutur Herdiansyah.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya