Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENGAMAT lingkungan sekaligus juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mengatakan rapat terbatas yang dilakukan presiden dan sejumlah menteri terkait tidak menyentuh akar permasalahan dari polusi udara di Indonesia.
Polusi udara, kata dia tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, melainkan juga beberapa kota besar di Indonesia. Sehingga kualitas udara yang buruk tidak hanya dirasakan warga ibukota saja, tetapi juga warga di daerah lain seperti Banten, Bandung, Semarang dan Surabaya. Semestinya, ada tindakan konkret yang lebih fundamental dari sekadar melarang penggunaan transportasi pribadi, rekayasa cuaca atau membangun banyak ruang terbuka hijau.
“Kenapa masih cenderung membicarakan soal transportasinya sih? Sementara industri dan PLTU yang ada di penyangga ibukota juga jadi salah satu sumber pencemar yang tidak ada langkah nyata untuk mengendalikannya. Misal, coba ada uji emisi ke industri dan PLTU dan ada penindakan tegas kepada industri dan PLTU yang melebih emisi. Itu lebih konkret dan tepat,” kata Bondan kepada Media Indonesia, Senin (14/8).
Baca juga : Polusi Memburuk, Pidato Kenegaraan Jokowi Justru Minim Singgung Soal Lingkungan
Bondan juga menyarankan agar pemerintah mengendalikan semua pencemaran tanpa tebang pilih dan ketika sudah membuat kebijakan diharapkan implementasinya juga dengan tanpa pandang bulu.
“Solusi mengganti kendaraan listrik sejatinya hanya memindahkan polusi dari kenalpot kendaraan ke cerobong PLTU batu bara. Karena listrik yang kita pakai masih sebagian besar bersumber dari PLTU batu bara,” ucap dia. (Dis/Z-7)
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved