Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Koalisi Permanen bakal Sulit Tentukan Cawapres

Abdillah M. Marzuqi
15/6/2023 00:55
Koalisi Permanen bakal Sulit Tentukan Cawapres
Prabowo Subianto merangkul Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay )

SEJUMLAH partai disebut akan membentuk 'koalisi permanen' yang diisi oleh 4 partai, yakni PKB, PAN, Golkar, dan Gerindra. Poros ini hampir pasti akan usung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Meski demikian, ada persoalan dalam penentuan posisi calon wakil presiden (cawapres). Sejumlah nama juga disebut akan diajukan sebagai pendamping Prabowo yakni Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar), dan Erick Thohir (PAN).

Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana koalisi permanen itu patut diapresiasi. Banyaknya poros politik akan turut menentukan kualitas demokrasi.

"Semakin banyak poros koalisi semakin bagus, semakin kecil poros koalisi semakin tidak bagus untuk kualitas demokrasi kita," terang Pangi.

Baca juga: Wacana Koalisi Permanen yang Susah Permanen

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu juga mengemukakan analisis terkait kemunculan koalisi besar. Jika terbentuk, koalisi gemuk itu akan mendapati tantangan dalam kesolidan dari partai anggota koalisi.

"Saya mencermati memang ada arah koalisi besar (grand coalition) PKB, Gerindra, PAN dan Golkar, tapi ini menurut saya koalisinya juga belum tentu solid, sebab PKB, PAN dan Golkar ngotot mendorong atau menyodorkan kadernya menjadi syarat wajib penjajakan koalisi," sambungnya.

Baca juga: Gerindra Bantah Isu Keretakan dengan PKB

Perebutan dalam tubuh koalisi juga diprediksi terjadi lantaran masing-masing partai menghendaki kursi cawapres untuk mendampingi Prabowo maju di Pilpres 2024.

"Complicated-nya bukan soal capres Prabowo, tapi tetap deadlock dalam penentuan kursi cawapres, PAN, PKB, dan Golkar tetap akan ngotot menyodorkan kader terbaiknya menjadi cawapres pendamping Prabowo. Itu fakta dan realitas politiknya," tambanhnya.

Kendati demikian, Pangi menyebut masing-masing cawapres yang diajukan mempunyai kelebihan, kendati Erick Thohir punya kans lebih besar. Erick mempunyai kemampuan logistik yang mumpuni.

"Saya masih yakin Prabowo cenderung bakal menggandeng cawapres yang punya bantalan logistik, Erick Thohir sangat relevan dan sangat memungkinkan menjadi cawapres pendamping Prabowo ketimbang Cak Imin dan Airlangga," sambungnya.

Sedangkan sosok Cak Imin punya kekuatan dengan latar religius.

"Namun Cak Imin juga punya kans karena Jawa Timur cukup bisa diamankan sama Gus Imin, apalagi irisan pemilih Cak Imin berbeda dengan Prabowo. Termasuk kombinasi yang cukup ideal, militer sipil, kombinasi nasionalis-religius, ada NU dan nasionalis-nya," pungkasnya. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya