Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PRESIDEN Joko Widodo atau Jokowi meminta para kepala daerah untuk terus memantau harga kebutuhan pokok di pasar. Ia meminta jangan sampai daya beli masyarakat menurun akibat harga-harga yang masih tinggi setelah lebaran. Hal itu, terang presiden, akan mengerek inflasi.
"Karena apapun inflasi itu mempengaruhi daya beli rakyat sehingga harus dipantau terus, harus dilihat terus, dan saya sudah perintahkan kepada gubernur, kepada wali kota untuk melihat terus harga yang ada di pasar, dan saya senang di Jambi inflasinya turun artinya harga-harga bisa dikendalikan turun," terang presiden seusai mengunjungi Pasar Rakyat Talang Banjar di Provinsi Jambi, Selasa (16/5).
Presiden mengungkapkan harga kebutuhan pokok di pasar tersebut relatif stabil hanya harga telur yang sedikit naik. Untuk menekan inflasi, Jokowi meminta agar kepala daerah bisa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk membiayai transport atau distribusi barang kebutuhan pokok dari tempat produksi ke pasar.
Baca juga: Presiden Minta Pemda Biayai Transportasi Logistik Pangan
"Sudah bolak -balik saya sampaikan, membantu dari APBD baik kabupaten, provinsi, kota untuk membiayai biaya transport harus dari tempat produksi ke pasar itu jelas konkret," terang presiden.
Selain itu Jokowi menambahkan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral telah membuat kebijakan untuk membatasi peredaran uang di masyarakat. Hal itu menurutnya lazim dilakukan di banyak negara.
Baca juga: Menteri Maju Caleg, Jokowi : Ada Evaluasi, Kalau Ganggu, Ganti
"Hanya di sini, di pasar saya pantau terus agar betul-betul inflasi turun harga juga turun," tutur Jokowi.
Selain meninjau harga di pasar, Jokowi juga meninjau kondisi jalan yang rusak di Ruas kota Jambi - Sungai Gelam, Provinsi Jambi. Presiden sempat menyampaikan bahwa jalan yang rusak akan mempengaruhi ongkos atau biaya angkut barang sehingga membuat harga naik. (Ind/Z-7)
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Persertanya adalah kepala daerah yang baru saja dilantik lewat pemungutan suara ulang (PSU) dan belum mengikuti retret gelombang pertama seperti Gubernur Bali.
Bupati Temanggung, Agus Setyawan menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek kesehatan dan keberlanjutan ekonomi.
Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menjelaskan tiga fokus utama pada para kader PDIP yang baru terpilih sebagai kepala daerah.
KETUA Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumpulkan kader partainya yang terpilih sebagai kepala daerah pada kontestasi Pilkada 2024
Kajian revisi UU Pemda terkait pelaksanaan Pilkada dan Pemilu memang perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk sinkronisasi program pemerintah.
Ketua umum Masyarakat Pemangku Kretek Indonesia (MPKI), Homaidi, mendorong para kepala daerah di Tanah Air untuk memberikan perhatian serius terhadap sektor industry hasil tembakau (IHT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved