Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Inflasi DIY Juni 2025 0,23%, Penyumbang Tertinggi Makanan, Minuman dan Tembakau

Agus Utantoro
01/7/2025 23:32
Inflasi DIY Juni 2025 0,23%, Penyumbang Tertinggi Makanan, Minuman dan Tembakau
Pedagang melayani pembeli bumbu di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.(Antara)

 

BADAN Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
Sedangkan secara tahunan atau year-on-year (yo-y) inflasi DIY mencapai 2,52% dan secara kumulatif Januari - Juni 2025 atau year-to-date (ytd) tercatat sebesar 1,79%.

"Kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembaku, kembali menjadi penyumbang utama inflasi bulanan di DIY dengan andil sebesar 0,23%, didorong oleh naiknya harga sejumlah komoditas antara lain  cabai rawit, tomat, kacang panjang, bawang merah, buncis, terong dan daging ayam ras serta telur ayam ras," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik DIY, Herum Fajarwati di kantornya di Ring Road Barat, Selasa (1/7).

Ia memanbahklan, kenaikan tarif angkutan udara juga turut memberi kontribusi kemudian di posisi berikutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi sebesar 0,02%.

Selama semester pertama 2025, ujarnya komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau menunjukkan konsistensi sebagai kontributor utama inflasi di DIY. 

Dikatakan, emas perhiasan dan kelapa menonjol sebagai penyumbang inflasi tertinggi, diikuti oleh cabai rawit, bawang merah, dan buncis.
Jika dilihat secara tahunan (yoy), kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat andil tertinggi sebesar 0,98%, disusul oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,72%. 

"Komoditas dominan yang memicu inflasi tahunan mencakup emas perhiasan, beras, kopi bubuk, kelapa, sigaret kretek mesin (SKM), kontrak rumah, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), dan sepeda motor," kata Herum.

Secara spasial, lanjutnya, inflasi di wilayah DIY menunjukkan variasi. Kabupaten Gunungkidul mencatatkan inflasi sebesar 2,66% (yoy) dan 0,19%(mtm), sedangkan Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 2,35% (yoy) dan 0,28% (mtm) pada Juni 2025.

NILAI TUKAR PETANI
Lebih lanjut  Herum Fajarwati mengemukakan, BPS DIY mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Juni 2025 sebesar 105,80, mengalami penurunan 0,37% dibandingkan bulan sebelumnya.

Penurunan NTP jelasnya, dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Harga Bayar Petani (Ib) yang mencapai 128,60 atau naik 0,75%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga Terima Petani (It) yang hanya 0,38%, yakni menjadi 136,06. Kenaikan It, jelasnya, ditopang oleh meningkatnya harga komoditas seperti gabah, bawang merah, melon, dan cabai rawit. 

Namun, pengeluaran petani juga naik, terutama dipicu oleh kenaikan harga bawang merah, kacang panjang, buncis, dan cabai rawit sebagai komoditas konsumsi yang terbentuk menjadi Indek Harga Bayar Petani (Ib).

Secara subsektor, NTP Hortikultura dan NTP Tanaman Perkebunan Rakyat mencatatkan kenaikan masing-masing sebesar 0,66% dan 1,21%, menjadi penopang utama di tengah penurunan yang terjadi pada subsektor lain. Sementara itu, NTP Tanaman Pangan turun 0,38%, Peternakan turun 1,46%, dan Perikanan turun 0,37%.

Meski NTP menurun, katanya Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) justru mengalami kenaikan sebesar 0,29% menjadi 110,18. Peningkatan NTUP didukung oleh naiknya It dan relatif terkendalinya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang hanya naik 0,09 persen, dengan komoditas penyumbang seperti DOC ayam ras pedaging, bakalan sapi, bibit sapi, dan bibit bawang merah.

Jika dibandingkan secara nasional, ujarnyA DIY berada di antara provinsi-provinsi yang mengalami penurunan NTP. "Penurunan terbesar tercatat di Sulawesi Tenggara, sedangkan penurunan terkecil di Papua Tengah. Di sisi lain, Jawa Timur mencatat kenaikan NTP tertinggi, sementara Kalimantan Utara mengalami kenaikan paling kecil. (E-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik