Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Politikus NasDem Ary Egahni Bela Kepala Desa di Hadapan Jaksa Agung

Mediaindonesia.com
24/8/2022 10:14
Politikus NasDem Ary Egahni Bela Kepala Desa di Hadapan Jaksa Agung
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem Ary Egahni Ben Bahat berbicara dalam RDP dengan Jaksa Agung.(MI/HO)

ANGGOTA Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem Ary Egahni Ben Bahat, dalam rapat dengar pendapat dengan Kejaksaan Agung di Komisi III DPR, pertama-tama mengapresiasi Restoratif Justice, yang digaungkan Jaksa Agung dan jajaran yang sangat menyentuh rasa keadilan bagi masyarakat yang kemudian mendatangkan kebaikan.  Restoratif justice itu membuat tiap perbuatan pidana yang nilainya di bawah nilai Rp2,5 juta tidak berujung pada pemidanaan dan dapat diselesaikan dengan restoratif justice bagi kedua belah pihak yang bersengketa. 

Namun, lain halnya dengan dana desa yang dananya begitu besar kemudian adanya kekeliruan dalam mengelola, karena keterbatasan pengetahuan dan jenjang pendidikan para kades/pejabat desa sehingga berujung menjadi tersangka. 

Hal itu menjadi perhatian Ary Egahni karena nominal dana desa yang besar sering kali terjadi kekeliruan atau penyalahgunaan lebih tinggi dari angka Rp2,5 juta yang diperuntuhkan untuk kasus-kasus  yang dapat diselesaikan dengan restoratif justice sehingga perkara kades dengan penyalahgunaan dana desa belum bisa diakomodasi untuk diselesaikan dengan restoratif justice. 

Baca juga: Sri Mulyani: Dana Desa Beri Dampak pada Kemajuan Desa

Hal tersebut disampaikan Ary Egahni dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan Kejaksaan Agung (Kejagung), Selasa (23/8).

"Kepada Jaksa Agung untuk bagaimana mencari jalan keluar dan memberikan payung hukum atau legal standing dengan pendekatan yang humanis, luhur, dan bermartabat serta tetap dalam koridor hukum kepada para kepala desa, karena kepala desa menjabat diamanatkan dengan dana desa, dan anggaran dana desa yang rata-rata masing-masing Rp1 miliar," kata Ary Egahni.

Ary Egahni menyebutkan berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali kepala desa tersandung masalah hukum dan ujungnya menjadi tersangka. Padahal sebagian besar dari kepala desa masih kurang memahami penggunaan dana desa.

"Dengan sumber daya manusia yang juga terbatas, sehingga membuat mereka dalam melaksanakan tugas tanggung jawabnya, dalam menggunakan anggaran dana desa sering tersandung malaadministrasi," katanya.

Politikus NasDem dari Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah itu ingin masalah ini menjadi perhatian Jaksa Agung dan seluruh jajarannya dari tingkat Kejaksaan Tinggi sampai Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia. 

"Untuk bagaimana melakukan penegakan hukum yang humanis dalam menangani kasus-kasus hukum yang terjadi dengan kepala desa," ujarnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya